FESPIC Games 1986
FESPIC Games 1986, secara resmi dikenal sebagai FESPIC Games ke-4, adalah sebuah ajang olahraga untuk atlet Asia Pasifik dengan disabilitas yang diadakan di Solo, Jawa Tengah, Indonesia dari 31 Agustus hingga 7 September 1986, 20 hari sebelum Pesta Olahraga Asia 1986.[1]
Tuan rumah | Solo, Jawa Tengah, Indonesia |
---|---|
Jumlah negara | 19 |
Jumlah atlet | 834 |
Jumlah disiplin | 13 cabang olahraga |
Upacara pembukaan | 31 Agustus |
Upacara penutupan | 7 September |
Dibuka oleh | Soeharto Presiden Republik Indonesia |
Ditutup oleh | Abdul Gafur Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia |
Tempat utama | Stadion Sriwedari |
Untuk pertama kalinya Indonesia menjadi tuan rumah ajang olahraga ini. Indonesia adalah anggota organisasi FESPIC keempat yang menjadi tuan rumah FESPIC Games setelah Jepang, Australia dan Hong Kong. Sekitar 834 atlet dari 19 negara berkompetisi dalam ajang ini yang menampilkan 13 cabang olahraga. FESPIC Games 1986 secara resmi dibuka oleh Presiden Republik Indonesia, Soeharto di Stadion Sriwedari.
Australia memimpin perolehan medali dengan 104 emas, 44 perak dan 28 perunggu. Sementara tuan rumah Indonesia berada di posisi kedua dengan 75 emas, 104 perak dan 83 perunggu. Beberapa permainan dan rekor nasional terpecahkan selama pertandingan seperti dalam nomor lempar cakram, di mana atlet Indonesia Senny Marbun berhasil memecahkan rekor FESPIC Games dengan lemparan sejauh 24.45 meter. FESPIC Games tersebut secara umum dianggap sukses dengan meningkatnya standar kompetisi olahraga penyandang cacat di antara negara-negara Asia Pasifik.[2]
Pemilihan tuan rumah
suntingSetelah FESPIC Games III yang diselenggarakan di Hong Kong tahun 1982, Indonesia mendapatkan kesempatan untuk menyelenggarakan FESPIC Games. Sebelumnya Indonesia urung menjadi tuan rumah pada FESPIC Games III dikarenakan bersamaan dengan penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional 1981 yang saat itu digelar di Jakarta, sehingga dikhawatirkan akan memerlukan dana yang sangat besar untuk menyelenggarakan kedua acara tersebut. Ketua Yayasan Pembina Olahraga Cacat (YPOC), P. Manurung menjelaskan bahwa sebenarnya kesempatan Indonesia sebagai penyelenggara acara ini besar. Namun, sekali lagi karena berbenturan dengan anggaran dan bersamaan dengan agenda lain, maka Indonesia membatalkan kesempatan tersebut, dan mengumumkan minatnya untuk menjadi tuan rumah di penyelenggaraan tahun berikutnya.[3]
Pemilihan Solo sebagai kota tuan rumah FESPIC Games 1986, dan bukan di ibu kota Jakarta, dikarenakan Solo merupakan kota bersejarah bagi gerakan rehabilitasi dan cacat di Indonesia. Artinya, banyak gerakan-gerakan rehabilitasi untuk kaum difabel di kota ini. Selain itu, Kota Solo yang juga dikenal dengan penyelenggaraan PON pertama Indonesia pada 1948 menjadi alasan kuat dalam menyelenggarakan acara ini.[4]
Pengembangan dan persiapan
suntingUntuk mendukung penyelenggaraan FESPIC Games 1986, sejumlah arena olahraga di Solo disulap dan dibenahi sesuai standar internasional. Presiden Soeharto menyetujui alokasi dana penyelenggaraan sebesar Rp 500 juta untuk persiapan pelaksanaan acara ini. Perbaikan dilakukan di beberapa titik, terutama akses menuju tempat-tempat olahraga. Stadion Sriwedari dipugar dengan pembuatan tribun untuk penonton. Stadion olahraga pertama Indonesia itu akan dilengkapi dengan 400 lampu dan bisa menampung 12.000 orang untuk mendukung perhelatan acara tersebut.[5] Pemugaran stadion dilakukan di berbagai sisi bangunan. Salah satunya ada pada bagian tembok utara stadion yang hampir roboh, dan pembuatan tribun untuk mengganti bagian penonton yang berdiri. Tribun VIP stadion bahkan menyediakan tempat khusus bagi 45 orang penyandang disabilitas. Selain itu, sebanyak 75 orang bisa ditampung di tribun VIP tertutup dan 220 orang di tribun terbuka. Toilet stadion pada masa itu dibangun seluas 46 meter, khusus untuk penyandang disabilitas.[6]
Gelanggang Olahraga (GOR) Manahan juga dipugar untuk menunjang pertandingan bola basket dan Kolam Tirtomoyo juga direnovasi untuk menyelenggarakan olahraga akuatik. Gedung Gelanggang Olahraga Manahan diperbaiki dengan mengubah bentuk atapnya sehingga bisa menunjang perhelatan internasional itu. Arenanya dipugar untuk lapisan arena basket dan bulu tangkis. Sudut-sudut kota terpasang baliho dan poster besar sebagai wahana untuk sosialisasi masyarakat Solo dan Jawa Tengah.[7]
Arena dan infrastruktur
suntingUntuk pertandingan, beberapa tempat dibangun, direnovasi, dan disiapkan di Kota Solo dan sekitarnya. Sebagian besar arena FESPIC Games 1986 merupakan arena yang sudah ada, termasuk Stadion Sriwedari yang telah digunakan sebagai lokasi pertandingan pada Pekan Olahraga Nasional I tahun 1948.[3]
Arena | Cabang olahraga | Kapasitas |
---|---|---|
Stadion Sriwedari | Upacara pembukaan dan penutupan, sepak bola | 12,000 |
Kompleks Gelanggang Olahraga Manahan | Atletik, sepak bola, bola basket kursi roda, bola voli duduk, boling lapangan | |
Lapangan Adi Sumarmo/Panasan | Menembak | |
Kolam renang Tirtomoyo | Renang | |
Aula Universitas Sebelas Maret | Anggar, angkat beban, catur, tenis meja, bola gawang |
Pertandingan
suntingUpacara pembukaan dan penutupan
suntingUpacara pembukaan FESPIC Games 1986 berlangsung pada hari Minggu, 31 Agustus 1986 di Stadion Sriwedari, Solo, Jawa Tengah, Indonesia. Selain dihadiri oleh Presiden Soeharto dan Ibu Negara, acara ini turut dihadiri oleh tokoh-tokoh olahraga dan pemerintahan seperti Menteri Sekretaris Negara Soedharmono, Menteri Pemuda dan Olahraga Abdul Gafur dan Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Pembukaan diawali dengan defile kontingen, bersama dengan penampilan dari Akademi Militer Magelang yang menjadi hiburan dari serangkaian acara ini. Sekitar 650 atlet dari 21 negara tampil dalam pergelaran itu, kemudian berjalan ke dalam Stadion Sriwedari. Lambaian tangan dari atlet difabel yang berjalan masuk menggunakan kursi roda dan alat bantu ditambah tepuk tangan penonton menambah meriahnya acara pembukaan itu. Dalam upacara pembukaan ini, juga dimeriahkan oleh penampilan senam aerobik dari ratusan pelajar Surakarta dan pertandingan sepak bola roda satu (stick ball) dari SD Negeri Mijen 01 (sekarang SD Negeri Ngadirgo 01), Semarang. Lebih dari 3.100 pelajar SMP menyuguhkan atraksi konfigurasi. Presiden Soeharto kemudian membunyikan sirene sebagai tanda dibukanya serangkaian acara ini. Tombol sirene dibunyikan pukul 09.45 WIB. Selang beberapa saat, ratusan balon dan merpati diterbangkan ke udara mengiringi suara sirene tersebut. Sanneng Hanafi, atlet perwakilan Indonesia menyalakan api kaldron dengan iringan tepuk tangan 11.000 penonton yang hadir dalam pembukaan itu.[8]
Sementara itu, upacara penutupan FESPIC Games 1986 diadakan pada hari Minggu, 7 September 1986 di Stadion Sriwedari. Penutupan FESPIC Games tersebut diwarnai dengan turunnya hujan di Kota Solo sejak pukul 17.00 WIB. Akibatnya, semua persiapan untuk acara tersendat. Barisan atlet difabel bubar karena bergerak mencari tempat untuk meneduh. Meskipun tersendat karena hujan deras, penutupan tetap dilakukan. Konfigurasi pelajar akhirnya dilanjutkan dengan tampilan drumband dari SMP Negeri 3 dan SMP Negeri 5 Surakarta. Sekitar 500 pelajar SD masuk ke Stadion Sriwedari Solo dan menunjukan tari Wanara dan disusul defile dari peserta. Peserta yang tadinya berteduh kembali memasuki arena. Dengan pakaian basah kuyup, mereka membuka bajunya dan berteriak serta melambaikan tangan sebagai reaksi kebahagiaan dari peristiwa tersebut. Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia Abdul Gafur diamanahi oleh pemerintah untuk menutup FESPIC Games tahun ini. Bendera FESPIC Games akhirnya diturunkan tepat pukul 18.00 WIB sebagai pertanda ditutupnya pesta olahraga tersebut.[9]
Cabang olahraga
suntingKlasemen medali
sunting* Negara tuan rumah (Indonesia)
Per. | NPC | Emas | Perak | Perunggu | Jumlah |
---|---|---|---|---|---|
1 | Australia | 104 | 44 | 28 | 176 |
2 | Indonesia | 75 | 104 | 83 | 262 |
Lihat pula
suntingReferensi
sunting- ^ Fajriyah, Titi (6 September 2018). "FESPIC Games, Cikal Bakal Asian Para Games". CNN Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-12-14. Diakses tanggal 8 September 2018.
- ^ "JUARA Klasik 31 Agustus: Solo dan YPOC Sukses, tapi Bukan Tanpa Cacat". Bolasport.com. 31 Agustus 2016. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-03-19. Diakses tanggal 1 September 2016.
- ^ a b c Pratama, Aswab Nanda (5 September 2018). Bayu Galih, ed. "Kisah Indonesia Jadi Tuan Rumah Cikal Bakal Asian Para Games pada 1986". Kompas.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-10-22. Diakses tanggal 10 Oktober 2018.
- ^ Fred Mahatma TIS, ed. (6 September 2018). "1986, Ketika Indonesia Jadi Tuan Rumah Cikal Bakal Asian Para Games". Warta Kota. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-04-09. Diakses tanggal 7 September 2018.
- ^ Pipin Tri Anjani, ed. (7 September 2018). "Menilik Sejarah Indonesia Jadi Tuan Rumah FESPIC Games Tahun 1986, Cikal Bakal Asian Para Games". Tribun Jatim. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-04-09. Diakses tanggal 8 September 2018.
- ^ Pramudita, Mentari Desiani (7 Oktober 2018). "Sebelum Ada GBK, Stadion di Solo Inilah yang Jadi Venue 'Cikal Bakal Asian Para Games'". Intisari Online. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-10-22. Diakses tanggal 8 Oktober 2018.
- ^ Pratama, Aswab Nanda (18 Oktober 2018). Bayu Galih, ed. "Alasan Solo Pernah Jadi Tuan Rumah Ajang Olahraga Difabel Fespic Games". Kompas.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-12-15. Diakses tanggal 19 Oktober 2018.
- ^ Pratama, Aswab Nanda (8 Oktober 2018). Bayu Galih, ed. "Melihat Pembukaan Fespic Games 1986, Cikal Bakal Asian Para Games..." Kompas.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-05-22. Diakses tanggal 10 Oktober 2018.
- ^ Pratama, Aswab Nanda (15 Oktober 2018). Bayu Galih, ed. "Saat Penutupan Cikal Bakal Asian Para Games pada 1986 Diguyur Hujan." Kompas.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-05-31. Diakses tanggal 16 Oktober 2018.
Didahului oleh: Hong Kong |
FESPIC Games Solo FESPIC Games IV (1986) |
Diteruskan oleh: Kobe |