Tembesu[1] atau tembusu[2] (Cyrtophyllum fragrans) adalah salah satu tanaman asli Indonesia juga Burma, tumbuh di daerah Sumatra dan Malaysia.[3][4] Tembusu tersebar di beberapa wilayah seperti di India, Myanmar, Singapura, dan Filipina[5]

Tembesu
Cyrtophyllum fragrans Edit nilai pada Wikidata

Edit nilai pada Wikidata
Status konservasi
Risiko rendah
IUCN135891057 Edit nilai pada Wikidata
Taksonomi
SuperkerajaanEukaryota
KerajaanPlantae
DivisiTracheophytes
OrdoGentianales
FamiliGentianaceae
TribusPotalieae
GenusCyrtophyllum
SpesiesCyrtophyllum fragrans Edit nilai pada Wikidata
DC., 1845
Tata nama
BasionimTembesu Edit nilai pada Wikidata
Tanaman Tembesu kecil.

Ada beberapa jenis tembesu, tetapi yang dianggap tembesu asli adalah Fagraea cochinchinensis (dinamai oleh A. Chev).[4] Pohon tembesu merupakan pohon yang tumbuhnya lambat, setelah berumur 30 tahun baru cukup tua untuk ditebang.[4] Kayunya berwarna kuning pucat dengan bercak lembayung, berbau asam waktu baru ditebang, keras, berat, dan tahan lama.

Ciri Fisik

sunting

Pohon tembesu dapat tumbuh antara 10-25 meter, bahkan ada yang mencapai 35 meter.[3], dengan batang tegak dan tidak berbanir. Kulit luar berwarna coklat sampai hitam, beralur dangkal dan sedikit mengelupas. Kayunya keras berwarna kuning emas tua atau coklat jingga, dan termasuk ke dalam kelas awet satu.[6] Akarnya cukup kokoh diterjang arus banjir.[3] Bunganya berbau wangi, kelopaknya mencapai panjang 2.3 cm, berwarna putih kekuning-kuningan.[5] Ciri umum kayu tembesu adalah kayu teras berwarna coklat sampai kuning muda dan kayu gubal umumnya berwarna lebih muda. Tekstur kayu halus sampai agak halus. Permukaan kayu agak mengkilap.[6]

Pemanfaatan

sunting

Kayu, akar, daun, buah, dan pohon Tembesu memiliki sejumlah manfaat bagi kehidupan manusia. Kayunya digunakan untuk konstruksi balok jembatan dan bangunan rumah[4][6] Daunnya dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Rebusan daun, ranting, dan cabang biasa digunakan di Malaysia.[4] Pohon tembesu tersebut dibudidayakan di beberapa tempat di Asia Tenggara sebagai tanaman hias atau tanaman pinggir jalan.[4] Akarnya cukup kokoh untuk penahan arus banjir. Buahnya bisa dijadikan bahan baku untuk sabun kesehatan terutama pada wajah untuk membersihkan sel kukit mati dan mematikan sel radikal aktif[3]

Referensi

sunting
  1. ^ "Arti kata tembesu". Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemendikbud. KBBI Daring. Diakses tanggal 10 Desember 2022. 
  2. ^ "Arti kata tembusu". Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemendikbud. KBBI Daring. Diakses tanggal 10 Desember 2022. 
  3. ^ a b c d (Inggris) Tropical plants site description
  4. ^ a b c d e f (Indonesia) Hassan Shadily & Redaksi Ensiklopedi Indonesia (Red & Peny)., Ensiklopedi Indonesia Jilid 6 (SHI-VAJ). Jakarta: Ichtiar Baru-van Hoeve, hal. 3492-3493
  5. ^ a b Hean Chooi Ong., Tumbuhan liar: khasiat ubatan & kegunaan lain. Kuala Lumpur: Utusan Publications, 2004, hal. 190
  6. ^ a b c (Indonesia) "Informasi Budidaya Tembesu". Diterbitkan oleh Kementrian Kehutanan RI. 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-12. Diakses tanggal 2016-01-05. 

Bacaan lebih lanjut

sunting