Fatalisme adalah suatu pandangan filsafat, yang meyakini bahwa seseorang sudah dikuasai oleh takdir (Latin: Fatum) dan tidak bisa mengubahnya.[1][2] Menurut fatalisme, manusia tidak berdaya untuk melakukan sesuatu di luar kemampuannya,[1] begitu pula tidak memiliki kemampuan untuk mempengaruhi masa depannya, atau hasil dari upaya yang telah dilakukannya.[2][3]

Kata dasar fatalisme adalah fatal, sebuah kata sifat yang berasal dari bahasa Latin fatum yang artinya "takdir", "ketentuan". Oposisi dari fatalisme adalah determinisme, yang meyakini bahwa kehidupan manusia ditentukan oleh bagaimana atau apa yang sudah pernah dilakukannya.[4][5]

Referensi sunting

  1. ^ a b Rice, Hugh (Winter 2018). "Fatalism". Dalam Zalta, Edward N. Stanford Encyclopedia of Philosophy. Stanford University: Center for the Study of Language and Information. Diakses tanggal 5 April 2020. 
  2. ^ a b Solomon, Robert C. (October 2003). "On Fate and Fatalism". Philosophy East and West. University of Hawaii Press. 53 (4): 435–454. JSTOR 1399977. 
  3. ^ Taylor, Richard (January 1962). "Fatalism". The Philosophical Review. Duke University Press. 71 (1): 56–66. JSTOR 2183681. 
  4. ^ Richard Langdon Franklin (1968). Freewill and determinism: a study of rival conceptions of man. Routledge & K. Paul. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-01-13. Diakses tanggal 2020-10-04. 
  5. ^ Conceptually (20 January 2019). "Determinism - Explanation and examples". conceptually.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-10-30. Diakses tanggal 20 January 2019.