Fi'il Mudhori'

kata kerja dalam bahasa Arab yang digunakan untuk menunjuk peristiwa sekarang dan masa depan
(Dialihkan dari Fi'il Mudhari)

Fi'il Muḍāri'[note 1] (Arab: الفعل المضارع) adalah kata kerja yang digunakan untuk menunjuk peristiwa sekarang dan masa depan.

Tasrif, struktur dan hukum sunting

Struktur dan tasrif sunting

Berdasarkan strukturnya, perubahan kata dalam Fi'il Mudhori' selalu disesuaikan dengan enam kata ganti, yakni:

  • اَنَا
  • اَنْتَ
  • اَنْتِ
  • هُوَ
  • هِيَ
  • نَحْنُ

Contoh dasar sunting

  • اَنَا ← اَعْمَلُ
  • اَنْتَ ← تَعْمَلُ
  • اَنْتِ ← تَعْمَليْنَ
  • هُوَ ← يَعْمَلُ
  • هِيَ ← تَعْمَلُ
  • نَحْنُ ← نَعْمَلُ

Untuk kata kerja yang menunjukkan peristiwa masa depan, tambahkan prefiks س.

Contoh:

سَاَعْمَلُ

Artinya: Saya akan bekerja

Tasrif sunting

Kata dasar: a'saro

Dhomir Fi'il Mudhori'
هُوَ يَفْعَلُ
هُمَا (lk) يَفْعَلَانِ
هُمْ يَفْعَلُوْنَ
هِيَ تَفْعَلُ
هُمَا (pr) تَفْعَلَانِ
هُنَّ يَفْعَلْنَ
اَنْتَ تَفْعَلُ
اَنْتُمَا (lk) تَفْعَلَانِ
اَنْتُمْ تَفْعَلُوْنَ
اَنْتِ تَفْعَلِيْنَ
اَنْتُمَا (pr) تَفْعَلَانِ
اَنْتُنَّ تَفْعَلْنَ
اَنَا اَفْعَلُ
نَحْنُ نَفْعَلُ

Hukum sunting

Fi'il Mudhori' dapat ditinjau dari segi awal dan akhirnya.

Segi awal sunting

Jika ditinjau dari segi awalnya, maka Fi'il Mudhori' harus diawali oleh salah satu huruf tambahan : alif, nun, ya’ atau ta’, empat huruf ini terkumpul dalam lafaz (أنيت).

Segi akhir sunting

Jika ditinjau dari segi akhirnya, maka Fi'il Mudhori' kebanyakannya adalah mu’rab dan terkadang pada beberapa keadaan adalah mabni.

Contoh:

  • Mabni dengan sukun

Fi'il Mudhori' menjadi mabni dengan sukun ketika bersambung dengan nun al-inats, misalnya:

[note 2][1]وَالْوَالِدَاتُ يُرْضِعْنَ

  • Mabni dengan fathah

Fi'il Mudhori' menjadi mabni dengan fathah ketika bersambung dengan nun at-taukid (nun yang ditambahkan pada akhir fi’il yang berfungsi untuk memberi penekanan pada makna fi’il itu), misalnya:

[note 3][2]لَنُخْرِجَنَّكَ

  • Mu'rab dengan harakat (baris)

Fi'il Mudhori' menjadi mu'rab dengan harakat jika tidak bersambung dengan alif al-itsnain, waw al-jama’ah atau ya’ al-mukhatabah, contohnya:

[note 4]يذهبُ – لن يذهبَ – لم يذهبْ

  • Mu'rab dengan huruf

Fi'il Mudhori' menjadi mu'rab dengan huruf jika Fi'il Mudhori' bersambung dengan alif al-itsnain, waw al-jama’ah atau ya’ al-mukhatabah, contohnya:

[3]يذهبان – يذهبون – تذهبين

Catatan sunting

  1. ^ Disebut juga Fiil Mudhari, Fi'il Mudhari, Fiil Mudhori, Fi'il Mudhori.
  2. ^ Kata (يرضعن) di sini adalah fi’il mudhari yang mabni karena bersambung dengan nun al-inats di akhirnya.
  3. ^ Pada kata (نخرجنك) terdapat nun taukid yang menyebabkan kata tersebut mabni dengan fathah.
  4. ^ Kita bisa perhatikan bahwa ketika fi’il mudhari’ (يذهب) dimasuki oleh (لن) yang merupakan salah satu huruf yang menashabkan fi’il mudhari, harakatnya berubah menjadi fathah, begitu pula saat fi’il ini dimasuki oleh (لم) yang merupakan salah satu huruf yang menjazamkan fi’il mudhari maka harakatnya berubah menjadi sukun, begitu halnya ketika fi’il mudhari ini tak dimasuki oleh amil nashab atau amil jazam, harakat akhirnya adalah dhammah.

Rujukan sunting

  1. ^ QS. Al-Baqarah: 233
  2. ^ QS. Al-A'raf: 88
  3. ^ Al-Mumti’ fi Syarh Al-Ajurrumiyyah, Malik bin Salim Al-Mahdzari, 61.

Lihat pula sunting

Pranala luar sunting