Mikrofilamen

filamen dalam sitoplasma sel-sel eukariotik
(Dialihkan dari Filamen aktin)

Mikrofilamen atau filamen aktin adalah bagian dari kerangka sel (sitoskeleton) yang berupa batang padat berdiameter sekitar 7 nm dan tersusun atas protein aktin, yaitu suatu protein globular.[1] Mikrofilamen ada pada sel eukariot.[1] Berlawanan dengan peran penahan-tekanan (gaya tekan) mikrotubula, peran struktural mikrofilamen dalam sitoskeleton ialah untuk menahan tegangan (gaya tarik).[1] Dengan bergabung dengan protein lain, mikrofilamen sering membentuk jalinan tiga dimensi persis di dalam membran plasma, yang membantu mendukung bentuk sel.[1] Jalinan ini membentuk korteks (lapisan sitoplasma luar) sel tersebut mempunyai kekentalan semipadat seperti gel, yang berlawanan dengan keadaan sitoplasma dalamnya yang lebih cair (sol).[1] Dalam sel hewan yang terspesialisasi untuk mengangkut materi melintasi membran plasma, berkas mikrofilamen membentuk inti mikrovili, penonjolan halus yang meningkatkan luas permukaan sel.[1] Mikrofilamen dikenal baik karena perannya dalam pergerakan sel khususnya sebagai bagian alat kontraksi sel otot.[1] Ribuan filamen aktin disusun sejajar satu sama lain di sepanjang sel otot yang diselingi dengan filamen yang lebih tebal yang terbentuk dari protein yang disebut miosin.[1] Kontraksi otot terjadi akibat mikrofilamen dan miosin yang saling melncur melewati yang lain, yang akan memperpendek selnya.[1]

Sitoskeleton aktin dari fibroblas embrio tikus yang diwarnai Fluorescein isothiocyanate-phalloidin

Aktivitas mikrofilamen menyebabkan pergerakan seperti aliran sitoplasma dan gerak ameboid (gerak sel tunggal protista, cendawan, dan hewan yang menggunakan protoplasmanya yang mengalir keluar dari sel unuk membentuk semacam kaki semu atau pseudopod, kemudian bagian sel yang tertinggal maju ke arah pseudopod hingga menghasilkan gerak sel di suatu permukaan).[2] Mikrofilamen terlihat melalui mikroskop fluoresensi dengan bantuan antibodi antiaktin (diperoleh dari lawan aktin pada hewan) atau dengan analog fluoresen falotoksin (berasal dari cendawan Amanita phalloides), yang secara khas berikatan dengan molekul aktin (atau lir-aktin)).[2]

Lihat pula sunting

Referensi sunting

  1. ^ a b c d e f g h i Campbell NA, Reece JB, Mitchell LG. 2002. Biologi, Edisi Kelima, Jilid I. Jakarta: Erlangga. Hal:132-133, 126 ISBN 979-688-468-2
  2. ^ a b Salisbury FB. Ross CW. 1995. Fisiologi Tumbuhan, Jilid Satu. terjemahan Lukman DR, Sumaryono. Hal: 18-19. Bandung: Penerbit ITB. ISBN 979-8591-20-8