Dalam sebuah parlemen atau badan pemerintah yang bertugas mengambil keputusan, filibuster adalah usaha atau retorika untuk menghalangi diambilnya satu keputusan tertentu dengan cara mengambil waktu yang tersedia, biasanya dengan pidato yang sangat panjang. Kadang istilah ini diartikan sebagai upaya untuk "mematikan sebuah RUU".[1] dan dikarakteristikan sebagai upaya menghalangi pembuatan keputusan di parlemen atau badan pemerintahan.

Etimilogi

sunting

Istilah ini pertama digunakan di Senat Amerika Serikat, di saat peraturan senat mengizinkan seorang senator, atau sekelompok senator, untuk berbicara sepanjang mereka inginkan dan tentang tema apa saja. Kata ini berasal dari awal abad ke-17, pada masa para Buccaneers dikenal di Inggris sebagai filibusters. Kata ini pada gilirannya berasal dari bahasa Spanyol filibustero yang berasal dari kata bahasa Prancis flibustier, yang juga berasal dari bahasa Belanda vrijbuiter.

Romawi Kuno

sunting

Filibuster pertama kali digunakan pada zaman Romawi Kuno dan taktik ini terkenal melekat dengan senator Romawi Cato Muda. Dalam perdebatan undang-undang terutama yang paling tidak disukainya, Cato Muda berupaya untuk menghalangi UU tersebut dengan memberikan pidato yang cukup lama sampai malam hari.[2] Cato menilai upayanya cukup efektif untuk menghalangi sebuah RUU menjadi UU karena Senat Romawi memiliki peraturan bahwa seluruh kegiatan formal harus diselesaikan sebelum malam hari.

Cato mencoba melakukannya untuk mengagalkan dua tujuan politik Julius Caesar.[2] Insiden pertama dilakukan pada saat Julius Caesar berhendak pulang dari provinsi Hispania Ulterior setelah masa jabatannya sebagai propraetor sudah selesai pada musim panas 60 SM. Caesar selama masanya di Hispania Ulterior berhasil melawan bandit dan suku barbar sehingga diberikan pawai kemenangan oleh Senat. Usianya yang baru menginjak usia 40 juga membuat Caesar memenuhi syarat untuk mencalonkan diri sebagai Konsul Romawi. Caesar mengalami dilemma karena ia diberikan penghargaan dari Senat dan ia juga memiliki ambisi politik untuk menjadi Konsul. Sebagai jendral aktif, ia tidak diperbolehkan untuk masuk kedalam Roma tanpa persetujuan Senat, namun ia harus hadir masuk kedalam kota untuk mengumumkan percalonannya.[2] Tanggal pemilihan umum sudah ditetapkan oleh Senat dan Caesar harus menyerahkan pawai kemenangannya untuk mencalonkan diri. Caesar berpetisi kepada Senat untuk memperbolehkannya mencalonkan diri secara in absentia namun Cato dengan cepat filibuster petisi tersebut. Hal ini menyebabkan Caesar untuk mengundurkan diri dari pawainya dan berangkat masuk ke Roma untuk mencalonkan diri.

Cato kembali filibuster Caesar pada masa Konsulnya saat tahun 59 SM sebagai bentuk respon perancangan UU reformasi lahan yang Julius Caesar coba sahkan.[2] Pada saat giliran ia berbicara, Cato menghalau rapat paripurna tersebut dengan memberikan pidato tanpa henti. Caesar yang mau sahkan RUU tersebut sebelum giliran Konsul Marcus Calpurnius Bibulus memegang fases dari Caesar mengetahui tujuan Cato dan memerintah pengawalnya untuk memenjarakan Cato. Langkah ini cukup tidak populer dengan banyak senator dan Caesar ralat perintahnya setelah menyadari kesalahan yang dilakukannya. Namun, Caesar berhasil mengesahkan RUU tersebut dengan melawati Cato melalui Majelis Tributa.

Amerika Serikat

sunting

Filibuster merupakan sebuah alat legislatif yang kuat di Senat Amerika Serikat. Peraturan perdebatan di Senat memperbolehkan seorang senator untuk berpidato tanpa batasan waktu kecuali 3 dari 5 anggota Senat menyetujui untuk memberhentikan perdebatan[3] (biasanya 60 dari 100 senator) melalui mosi klotur dibawah Peraturan Senat XXII. Walaupun upaya filibuster tidak sukses, prosesnya menghabiskan waktu.[4] Pendukung filibuster menyebut upaya ini sebagai "Jiwa Senat".[5]

Spanyol

sunting

Di parlemen Katalunya, anggota oposisi mencoba untuk menghalangi pengesahan referendum kemerdekaan dengan melakukan filibuster pada 6 September 2017.

Lihat juga

sunting


Referensi

sunting
  1. ^ "Talking it out" usage example: "MPs renew info exemption effort". BBC. May 15, 2007. Diarsipkan dari versi asli tanggal July 31, 2020. Diakses tanggal 25 September 2010. 
  2. ^ a b c d Goldsworthy, Adrian (2006). Caesar: Life of a Colossus. New Haven: Yale University Press. hlm. 583. 
  3. ^ "Rules Of The Senate: Precedence of Motions (Rule XXII)". United States Senate Committee on Rules and Administration. United States Senate. Diarsipkan dari versi asli tanggal December 30, 2017. Diakses tanggal March 3, 2022. 
  4. ^ Beth, Richard; Stanley Bach (March 28, 2003). Filibusters and Cloture in the Senate (PDF). Congressional Research Service. hlm. 4, 9. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal October 29, 2017. Diakses tanggal February 16, 2018. 
  5. ^ Richard A. Arenberg; Robert B. Dove (2012). Defending the Filibuster: The Soul of the Senate. Indiana U.P. ISBN 978-0253001917.