Fluvisol adalah salah satu nama satuan tanah pada kategori Reference Soil Groups (RSG).[1] Menurut World Reference Base for Soil Resources (WRB), Fluvisol secara genetik termasuk tanah muda yang terdapat pada endapan aluvial. Selain sedimen sungai, Fluvisol juga terdapat pada lacustrine dan endapan laut. Kesuburan alami dari sebagian besar tanah fluvisol dan lokasi menarik ditemukannya adalah di tanggul sungai dan tempat yang lebih tinggi dari lanskap laut di zaman prasejarah. Fluvisol dapat ditemukan di dataran alluvial, kipas sungai, lembah dan rawa pasang surut pada semua benua dan juga semua zona iklim.

Fluvisol

Menurut sistem Food and Agriculture Organization (FAO), tanah-tanah fluvisol berasal dari endapan baru dengan horizon penciri ochrik, umbrik, histik atau sulfurik, bahan organik menurun tidak teratur dengan kedalaman yang berlapis-lapis. Tanah fluvisol memiliki sifat fisika dan kimia yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman. Hal ini dikarenakan tanah fluvisol memiliki drainase yang baik dan juga kandungan unsur hara yang tinggi. Fluvisol dapat ditemukan topografi datar yang terkena banjir secara berkala. Tanah fluvisol di bumi menempati 2,8 persen dari luas dataran benua.[2] Secara teknis, fluvisol ditentukan oleh horizon permukaan yang lemah atau tidak ada.

Horison tanah merupakan lapisan tanah yang terbentuk karena proses yang khas pada satuan tanah.[3] Horison tanah terjadi akibat proses perkembangan tanah, sedangkan lapisan tanah terjadi karena proses pengendapan bahan tanah oleh tenaga geomorfik. Urutas pelapisan tanah didasarkan pada logika pengendapan material batuan menurut macam tenaga geomorfik yang mengendapkannya. Contoh yang paling banyak ditemui adalah lapisan tanah sebagai hasil pengendapan oleh proses air akan memiliki urutan material paling kasar berada pada lapisan paling dasar, sedangkan material paling halus berada pada lapisan paling atas. Penciri dari sebuah horison tanah adalah sifat fisik, sifat kimia dan biologi tanah. Horison tanah dibedakan menjadi dua kelompok yakni horison genetik dan horison diagnostik. Horison genetik merupakan horison tanah yang diberi nama dan dicirikan atas dasar logika pembentukan tanah yang meliputi proses transformasi, translokasi, penambahan dan pengurangan senyawa kimia atau partikel tanah dalam sebuah profil. Horison diagnostik merupakan horizon tanah yang diberi nama dan dicirikan atas pengukuran secara akurat atas karakteristik tanah di lapangan ataupun di laboratorium. Horison genetik lebih efektif untuk digunakan dalam pengambilan contoh tanah di lapangan untuk selanjutnya dilakukan penelitian dan pengukuran di laboratorium. Baik horison gentik maupun horison diagnostik dapat digunakan dalam klasifikasi tanah. Horison genetik utama yang disebut dengan horison utama diberi simbol dengan huruf kapital O, A, E, B, C dan R. keterangan dari masing-masing horison tanah utama adalah sebagai berikut:

  • O adalah simbol untuk horison atau lapisan yang di dominasi bahan organik.
  • A adalah simbol untuk horison tanah mineral yang terbentuk pada tanah lapisan atas atau di bawah horison O.
  • E adalah simbol untuk horison yang mengalami proses pelindian (leaching) maksimal.
  • B adalah simbol untuk horison yang terbentuk di bawah horison A, E atau O yang telah mengalami perkembangan horison mencirikan hilangnya seluruh atau sebagian struktur batuan asli.
  • C adalah simbol untuk horison bahan induk tanah.
  • R adalah simbol untuk lapisan batuan induk seperti granit, basalt, batu gamping, batu pasir, dll.

Satuan Tanah

sunting

Sistematika penggolongan tanah atau klasifikasi tanah merupakan suatu cara pemberian nama satuan-satuan tanah menurut kriteria tertentu dan berdasarkan sifat-sifat yang mencirikan atau sifat diagnostik yang ada pada tanah. Sistem klasifikasi tanah yang sering digunakan adalah sistem klasifikasi tanah United State Department of Agriculture (USDA) atau yang lebih dikenal dengan Soil Taxonomy dan sistem FAO/UNESCO yang lebih dikenal dengan sistem WRB

Satuan tanah berdasarkan kategori RSG terdiri dari histosol, cryosols, anthorosols, leptosols, vertisols, fluvisols, solonchaks, gleysols, andosols, podzols, plinthosols, ferralsols, solonetz, planosols, chernozems, kastanozems, paeozems, gysisols, durisols, calcisols, albeluvisols, alisols, nitisols, acrisols, luvisols, lixisols, umbrisols, cambisols, arenosols, regosols.

Satuan tanah menurut Soil Taxonomy terdiri atas gelisols, histosols, spodosols, andisols, oxisols, vertisols, aridisols, ultisols, mollisols, inceptisols, entisols.

Referensi

sunting
  1. ^ Sartohadi, Junun; Indah Sari Dewi, Nur (2012). Pengantar Geografi Tanah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. hlm. 139. ISBN 078-602-229-119-0 Periksa nilai: invalid prefix |isbn= (bantuan). 
  2. ^ "Fluvisol | FAO soil group | Britannica". www.britannica.com (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-01-31. Diakses tanggal 2023-01-31. 
  3. ^ Kunci Taksonomi Tanah. Jakarta: Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian, Kementerian Pertanian Republik Indonesia. 2014. ISBN 978-602-6759-08-5.