Fuck: Word Taboo and Protecting Our First Amendment Liberties

Fuck: Word Taboo and Protecting Our First Amendment Liberties (Fuck: Kata Tabu dan Amendemen Kebebasan Pertama yang Melindungi Kami) adalah sebuah buku nonfiksi karya profesor hukum Christopher M. Fairman tentang kebebasan berbicara, Amendemen Pertama dari Konstitusi Amerika Serikat, penyensoran, dan penggunaan kata fuck dalam masyarakat. Buku tersebut pertama kali diterbitkan pada 2009 oleh Sphinx sebagai susulan dari artikel "Fuck" buatan penulisnya, yang diterbitkan pada 2007 di Cardozo Law Review. Buku tersebut mengutip studi-studi dari para akademisi dalam bidang ilmu pengetahuan sosial, psikoanalisis, dan linguistik. Fairman menyatakan bahwa penggunaan kata tersebut pada masa sekarang memiliki konotasi yang berbeda dari pengartiannya pada hubungan seksual. Buku tersebut mendiskusikan upaya golongan konservatif di Amerika Serikat untuk menyensor kata tersebut dari ranah umum. Pengarang berkata bahwa tindakan hukum terhadap penggunaannya tidak jelas karena keputusan pengadilan yang berlawanan. Fairman berpendapat bahwa warga negara sempat diperbolehkan pemerintah untuk menggunakan kata-kata spesifik, yang akan berujung pada ditegakkannya kebebasan berpikir.

Fuck: Word Taboo and Protecting Our First Amendment Liberties
Sampul Fuck dengan judul yang sebagian diberi cairan tipe-x
Sampul edisi 2009
PengarangChristopher M. Fairman
Perancang sampulCyanotype Book Architects
NegaraAmerika Serikat
BahasaInggris
SubjekKebebasan berbicara
PenerbitSphinx Publishing
Tanggal terbit
2009
Halaman250
ISBNISBN 978-1-57248-711-6
OCLC262433445
342.7308/53
LCCKF9444 .F35 2009

Buku tersebut meraih tanggapan yang sangat meriah dari sumber-sumber berita dan penerbitan-penerbitan perdagangan perpustakaan. Library Journal menyatakan buku tersebut sebagai sebuah analisis asal muasal kata tersebut dan sejarah penyensorannya, Choice: Current Reviews for Academic Libraries menyebut buku tersebut menghasut, dan San Diego Law Review berkata bahwa buku tersebut merupakan provokasi dalam hal berpikir. Salah satu pengulas berkata bahwa buku tersebut, seperti artikelnya, adalah sebuah wadah bagi pengarang untuk mempertahankan penggunaan kata "fuck", ketimbang benar-benar menganalisisnya dari sudut pandang yang tajam. Setelah buku tersebut diterbitkan, Fairman diliput oleh sumber-sumber media yang meliputi CNN dan The New York Times, serta American Civil Liberties Union, tentang masalah-masalah terkait kata tabu dalam masyarakat.

Lihat pula sunting

Referensi sunting

Pranala luar sunting

Artikel ini tersedia dalam versi lisan
Dengarkan versi lisan dari artikel ini
(2 bagian, 9 menit)
 
Berkas-berkas suara berikut dibuat berdasarkan revisi dari artikel ini per tanggal
Error: tidak ada parameter tanggal yang diberikan
, sehingga isinya tidak mengacu pada revisi terkini.