Ganggeng (aksara Jawa: ꦒꦁꦒꦼꦁ; bahasa Indonesia: ganggang, sejenis tumbuhan air)[1] adalah salah satu motif batik pesisiran, khususnya sering kali diidentikkan dengan Indramayu.[2]

Batik ganggeng dari Cirebon, menampilkan garis-garis ganggang melingkupi berbagai macam biota laut.

Sejarah sunting

Batik ini pernah populer dan dibuat berulang kali pada 1900-1940-an. Batik ini memiliki sebutan yang berbeda-beda di berbagai daerah, di Madura batik ini disebut beng ompai, sedangkan di beberapa daerah Jawa ada yang menyebutnya sebagai klabang mlaku atau kelabang berjalan.[1]

Rancangan sunting

Batik ini memiliki rancangan berupa ragam hias ganggang yang menyulur dan melengkung ke seluruh bidang. Setiap lengkungan ganggang diisi oleh ragam hias biota laut, seperti udang, cumi-cumi, ikan, kepiting dan lain sebagainya.[2]

Pemaknaan sunting

Orang Jawa dan Tionghoa meyakini motif batik ini sebagai gambaran rezeki yang tidak terputus.[3] Ada pula yang mengartikannya sebagai keselarasan dalam kehidupan.[1]

Catatan kaki sunting

  1. ^ a b c Iswara,dkk, Helen (2011-06-01). Batik Pesisir Pusaka Indonesia. Kepustakaan Populer Gramedia. ISBN 978-979-9103-38-3. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-12-17. Diakses tanggal 2022-12-17. 
  2. ^ a b "Motif Batik Ganggeng: 5 Fakta Menarik Khas Indramayu". batikindonesia.com (dalam bahasa Inggris). 2021-07-16. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-31. Diakses tanggal 2022-12-17. 
  3. ^ Ishwara, Helen (2013-07-29). Benang Raja. Kepustakaan Populer Gramedia. ISBN 978-979-9106-01-8. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-12-17. Diakses tanggal 2022-12-17.