Gelombang panas Asia Tenggara 2024

Pada April 2024, negara-negara Asia Tenggara mengalami rekor suhu ekstrim yang sudah menyebabkan beberapa kasus kematian.[1] Terjadinya gelombang panas asia tenggara terjadi oleh beberapa faktor. Fachri Radjab kepala pusat informasi perubahan iklim Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan bahwa faktor utama ditimbulkan oleh 10 derajat lintang utara yang posisinya bertepatan dengan lokasi asia tenggara, kemudian berkaitan dengan iklim El nino yang meningkat sampai 2 derajat, lalu pemanasan global yang terus membuat suhu bumi meningkat.[2]

Negara

sunting

Indonesia

sunting

Cuaca yang lebih hangat dari perkiraan menyebabkan peningkatan infeksi demam berdarah di Indonesia.[3] Pada periode pekan ke-15, tercatat 62.001 kasus infeksi dan 475 kematian yang diakibatkan infeksi demam berdarah sementara periode yang sama di tahun 2023 mencatat 22.551 kasus infeksi dan 170 kematian.[4] Kementerian Kesehatan mengeluarkan peringatan kepada wisatawan lokal dan internasional yang berkunjung ke Bali untuk divaksinasi terhadap penyakit demam berdarah.[5]

Laos mencatat rekor baru sepanjang masa saat suhu di kota Luang Prabang tercatat mencapai 42,7°C (109°F) pada 16 April 2024. [1] Badan cuaca setempat mengeluarkan peringatan untuk mengurangi aktivitas di luar ruangan di sebagian besar wilayah Laos karena suhu udara diperkirakan akan mencapai 40°C hingga 43°C dari 25 April hingga 28 April. [6]

Malaysia

sunting

Hingga 14 April, terdapat 45 kasus penyakit terkait cuaca panas yang dilaporkan: 33 kasus kelelahan akibat cuaca panas, 11 kasus heatstroke, dan 1 kasus kram akibat cuaca panas. [7]

Myanmar

sunting

Sejak awal April 2024, sebuah badan amal di Yangon telah merawat setidaknya 100 orang karena cedera akibat cuaca panas. Temperatur sempat mencapai 47°C di Kotapraja Chauk di Wilayah Mandalay, 45°C di Nyaung-U dan 44°C di Myingyan, Minbu dan Sinphyukyun di Wilayah Magwe.[8] Di Wilayah Sagaing, warga sipil yang mengungsi akibat perang saudara yang sedang berlangsung mengalami kesulitan yang berlipat ganda.[9] Penduduk esa Mone Hla di Kotapraja Khin-U, misalnya, melaporkan masalah kesehatan dan kekurangan air semenjak rumah mereka dibakar oleh tentara junta pada tanggal 28 Maret.[10] Pemadaman listrik bergilir menyebabkan masyarakat setempat tidak dapat menggunakan peralatan listrik untuk mendinginkan diri,[10] sehingga masyarakat terpaksa berteduh di bawah naungan pepohonan di taman pada siang dan sore hari.[11]

Filipina

sunting

Hingga tanggal 18 April, pihak berwenang setempat telah mencatat 34 kasus penyakit yang diakibatkan oleh cuaca panas. Indeks panas di beberapa daerah tercatat meningkat hingga rentang 42°C dan 51°C.[12] Pada tanggal 28 April, indeks panas 53°C tercatat di kotamadya Iba di provinsi Zambales, yang menjadi indeks panas tertinggi di Filipina sejauh ini pada tahun 2024.[13] Karena musim El Niño di Filipina, badan cuaca setempat memperkirakan bahwa indeks panas pada tingkat berbahaya akan terus berlanjut di setidaknya 32 wilayah di Filipina hingga pertengahan Mei.[14] Filipina berisiko mengalami beberapa pemadaman lokal (akibat permintaan listrik yang tidak bisa diimbangi suplai). 5 jaringan listrik di Luzon dan Visayas secara periodik mengalami pemadaman listrik karena permintaan yang melebih suplai listrik maksimal yang tersedia.[15]

Departemen Tenaga Kerja dan Ketenagakerjaan setempat mengeluarkan rekomendasi agar pengusaha mengizinkan pekerjanya bekerja dari rumah.[16] Kehadiran siswa/i di sekolah negeri ditangguhkan pada tanggal 29 dan 30 April dan dialihkan menjadi pembelajaran jarak jauh untuk sementara mengingat ruang kelas di sekolah negeri umumnya akan penuh sesak dan tidak dilengkapi ventilasi yang baik.[17] Tempat penginapan penuh dipesan dan beberapa pusat perbelanjaan dipenuhi banyak orang yang berusaha mendinginkan diri di tengah kondisi cuaca panas.[18]

Thailand

sunting

Hingga tanggal 28 April, sudah tercatat 30 kasus kematian terkait cuaca panas, sementara dalam tahun 2023 hanya tercatat 37 kasus kematian.[19] Situasi cuaca panas sejauh ini telah menyebabkan peningkatan pemakaian listrik yang sangat besar diakibatkan penggunaan sistem pendingin. [20] Ketinggian air di waduk Lam Takhong dan sungai Lam Mun di Nakhon Ratchasima telah menurun drastis akibat kekeringan dan panas ekstrim. Penurunan kapasitas sumber air utama ini memicu kekhawatiran akan kekurangan air. [21] Inspeksi di gudang bahan kimia ditingkatkan karena telah terjadi serangkaian kebakaran dan beberapa bahan kimia yang disimpan sensitif terhadap panas. [22]

Referensi

sunting
  1. ^ a b Ward, Taylor; Regan, Helen (2023-04-19). "Large swathes of Asia sweltering through record breaking temperatures". CNN (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 July 2023. Diakses tanggal 2024-04-29. 
  2. ^ Yulianti, Cicin. "BMKG Ungkap Penyebab Sejumlah Negara di Asia Tenggara Alami Cuaca Panas". detikedu. Diakses tanggal 2024-12-21. 
  3. ^ "Dengue cases increased twofold in March 2024: Health Ministry". Antara News (dalam bahasa Inggris). 2024-03-22. Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 April 2024. Diakses tanggal 2024-04-29. 
  4. ^ "Dengue fever deaths in Indonesia up 179 percent". Antara News (dalam bahasa Inggris). 2024-04-15. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 April 2024. Diakses tanggal 2024-04-29. 
  5. ^ "Health Ministry issues dengue warning to Bali tourists". Antara News (dalam bahasa Inggris). 2024-04-15. Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 April 2024. Diakses tanggal 2024-04-29. 
  6. ^ "Lao weather bureau warns against outdoor activities amid soaring temperatures". The Star (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 27 April 2024. Diakses tanggal 2024-04-29. 
  7. ^ "Health D-G: 45 cases of heat-related illnesses recorded nationwide to date". Malay Mail (dalam bahasa Inggris). 2024-04-14. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 April 2024. Diakses tanggal 2024-04-29. 
  8. ^ Myint, Mi Ei Thinzar (2024-04-09). "Myanmar's Extreme Heat Threatens Lives". The Irrawaddy. Diakses tanggal 2024-05-02. 
  9. ^ "5,000 flee military raids on villages in Myanmar's Sagaing region". 19 April 2024. Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 April 2024. Diakses tanggal 29 April 2024. 
  10. ^ a b Mi Ei Thinzar Myint (9 April 2024). "Myanmar's Extreme Heat Threatens Lives". Diarsipkan dari versi asli tanggal 27 April 2024. Diakses tanggal 29 April 2024. 
  11. ^ "'Everyone sits out': Yangon parks offer heat wave relief". phys.org (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 28 April 2024. Diakses tanggal 2024-04-29. 
  12. ^ Sarao, Zacarian (2024-04-22). "DOH logs 34 cases of heat-related illness so far this year". INQUIRER.net (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 April 2024. Diakses tanggal 2024-04-29. 
  13. ^ Arceo, Acor (2024-04-28). "Heat index in Zambales' Iba town soars to 53°C on April 28". RAPPLER (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 April 2024. Diakses tanggal 2024-04-29. 
  14. ^ Cariaso, Bella. "Philippines to endure scorching heat until mid-May". Philstar.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 April 2024. Diakses tanggal 2024-04-29. 
  15. ^ Fuentes, Arthur (April 29, 2024). "Luzon, Visayas Grids Again on Yellow Alert on Monday, April 29". ABS-CBN News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 April 2024. Diakses tanggal 29 April 2024. 
  16. ^ Abad, Michelle (2024-04-27). "Amid rising temperatures, DOLE urges flexible work arrangements when possible". RAPPLER (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 April 2024. Diakses tanggal 2024-04-29. 
  17. ^ "Philippines suspends in-person classes due to heat, jeepney strike". CNA (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 28 April 2024. Diakses tanggal 2024-04-29. 
  18. ^ "Philippines to endure extreme heat until mid-May". Philstar.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 April 2024. Diakses tanggal 2024-04-29. 
  19. ^ Igini, Martina (2024-04-26). "Extreme Heat, Heavy Rain Kill Hundreds Across Thailand, East Africa". Earth.Org (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 26 April 2024. Diakses tanggal 2024-04-29. 
  20. ^ "Power demand hits record as extreme heat prompts warnings". Bangkok Post (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 28 April 2024. Diakses tanggal 2024-04-29. 
  21. ^ "Lam Takhong reservoir, Lam Mun river drying up amid water shortage fears". Bangkok Post (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 April 2024. Diakses tanggal 2024-04-29. 
  22. ^ "Srettha orders inspection of chemical warehouses". Bangkok Post (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 26 April 2024. Diakses tanggal 2024-04-29.