Gempa bumi Aceh 2013

Pada tanggal 2 Juli 2013, gempa berkekuatan 6,1 mengguncang provinsi Aceh di pulau Sumatra, Indonesia.[2] Gempa ini menewaskan sebanyak 39 orang dan melukai lebih dari 400 orang.[1][3] Lebih dari 3.000 rumah hancur.[3][4]

Gempa bumi Aceh Juli 2013
Gempa bumi Aceh 2013 di Topografi Sumatera
Gempa bumi Aceh 2013
Waktu UTC2013-07-02 07:37:02
ISC603173687
USGS-ANSSComCat
Tanggal setempat2 Juli 2013 (2013-07-02)
Waktu setempat14:37:02 WIB
Lama15 detik
Kekuatan6.2 Mw
Kedalaman10 km (6 mi)
Episentrum4°41′53″N 96°41′13″E / 4.698°N 96.687°E / 4.698; 96.687
Wilayah bencanaIndonesia
Kerusakan total3.000+ rumah hancur
Intensitas maks.VII (Sangat kuat)
LandslidesYa
Gempa susulan4,3, 5,5, 5,2 Mw
Korban39 tewas, 420 cedera[1]

Latar belakang

sunting

Gempa bumi lazim terjadi di Sumatra karena pulau ini berada di batas konvergen tempat Lempeng Sunda bersubduksi di bawah Lempeng Indo-Australia. Lempeng ini bergerak miring dengan kecepatan 60 mm per tahun dan komponen belahan kanannya didorong oleh patahan strike-slip di dalam pulau Sumatra, terutama di patahan besar Sumatra.[5] Tahun 2004, Sumatra diterjang gempa bumi Sumatra–Andaman dan tsunami yang menewaskan puluhan ribu orang di daerah itu dan 230.000 orang di seluruh kawasan Samudra Hindia.[3][6] Tahun 2009, gempa bumi dekat Padang menewaskan lebih dari 1.000 orang. Bulan April 2012, gempa berkekuatan 8,6 menewaskan 5 orang di Aceh.[3]

Ciri gempa

sunting

Pukul 14:37 waktu setempat (07:37 UTC) tanggal 2 Juli 2013, gempa berkekuatan 6,1 terjadi di kedalaman 10 kilometer (6,2 mi) dengan episentrum di dekat ujung barat laut Sumatra, 55 kilometer (34 mi) di selatan Bireun.[5] Gempa ini terjadi di patahan Semangko.[7] Gempa mengguncang selama kurang lebih 15 detik dan dapat dirasakan mulai dari ibu kota provinsi Banda Aceh sampai Bener Meriah.[6] Gempa begitu kuat sampai-sampai memunculkan kekhawatiran masyarakat di Banda Aceh, 320 mil (510 km) dari episentrum, dan guncangannya terasa hingga Malaysia.[3] Sedikkitnya 15 gempa susulan terjadi. Tiga di antaranya berkekuatan 4,3, 5,5, dan 5,2.[7][8]

Kerusakan

sunting
 
Sebuah rumah yang rusak akibat gempa di dataran tinggi Gayo

Per 3 Juli, jumlah korban tewas resmi versi pemerintah adalah 29 orang dan korban cedera 420 orang,[9][10][11] tetapi seorang pejabat resmi menyatakan bahwa sedikitnya 42 orang tewas.[3] Kabupaten Bener Meriah dan Aceh Tengah adalah wilayah yang paling parah kerusakannya akibat gempa.[2]

Di Bener Meriah, 14 orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka.[3] Lebih dari 100 orang dilarikan ke rumah sakit dan 1.500 rumah hancur di seluruh kabupaten ini.[3][4] Sekian ratus orang tidur di luar rumah pada malam hari tanggal 2 Juli karena khawatir terjadi gempa susulan.[6] Seorang pejabat mengatakan, "Terjadi beberapa gempa susulan kuat dan orang-orang tidak mau pulang ke rumah, jadi mereka tidur di luar, namun persediaan tenda yang kami miliki tidak mencukupi".[3]

Di Aceh Tengah, 17 orang dilaporkan tewas.[3] Sebuah masjid runtuh dan menewaskan enam anak dan memerangkap 14 orang lainnya.[6] Tim penyelamat menggali reruntuhan sepanjang malam 2-3 Juli, tetapi gagal menemukan jenazah anak-anak tadi. Longsor terjadi di daerah itu dan menghancurkan 1.600 rumah. Tanggal 3 Juli, pejabat setempat mengatakan, "Masyarakat masih ketakutan, terutama setelah terjadi gempa susulan malam sebelumnya. Tidak ada yang berani tidur di rumah. Semua orang tidur di jalan atau lapangan parkir."[3] Rumah sakit dipenuhi pasien sehingga banyak tenda didirikan di luar untuk menangani korban yang lain.[3]

Tanggapan

sunting

Sebuah pesawat dan helikopter pemerintah dikirimkan untuk membantu kepolisian dan tentara setempat dalam upaya penyelamatan.[4] Banyak jalan rusak akibat gempa atau tertutup longsor, sehingga menghambat upaya penyelamatan.[6] Ketiadaan listrik dan sinyal telepon seluler menyulitkan komunikasi ke luar.[3] Tiga truk penuh air kemasan, makanan, dan persediaan lain dikirim ke kawasan ini.[7] Badan mitigasi bencana Aceh mengatakan bantuan akan disediakan setelah mereka mendapatkan data yang lebih akurat tentang hal-hal yang diperlukan.[3]

Tanggal 3 Juli, 40 miliar rupiah (sekitar US$4 juta) digelontorkan untuk pemulihan daerah. Masa tanggap darurat selama satu minggu, bisa diperpanjang jika perlu, diberlakukan di Bener Meriah.[7] Lima lokasi pengungsian berada di Bener Meriah dan 10 lokasi pengungsian terdapat di Aceh Tengah.[7]

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ a b [1][pranala nonaktif permanen]
  2. ^ a b Jethro Mullen; Kathy Quiano (July 3, 2013). "Quake in Indonesia kills 22, injures more than 200". CNN. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-11-25. Diakses tanggal July 3, 2013. 
  3. ^ a b c d e f g h i j k l m n Nurdin Hasan; Fikri Ramadhavi; Muhammad Hamzah (July 3, 2013). "42 Reported Dead in Aceh as Rescue Crews Search Earthquake Wreckage". Jakarta Globe. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-06-23. Diakses tanggal July 3, 2013. 
  4. ^ a b c "22 Indonesians killed, over 200 injured in Aceh quake". Xinhua. July 3, 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-07-04. Diakses tanggal July 3, 2013. 
  5. ^ a b "M6.1 - 55km S of Bireun, Indonesia". USGS. July 3, 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-07-05. Diakses tanggal July 3, 2013. 
  6. ^ a b c d e "Rescue after deadly earthquake in Indonesia's Aceh". BBC. July 3, 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-18. Diakses tanggal July 3, 2013. 
  7. ^ a b c d e "Indonesia imposes week emergency response period in Aceh earthquake". Xinhua. July 3, 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-07-11. Diakses tanggal July 3, 2013. 
  8. ^ "USGS - two further earthquakes". USGS. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-06-02. Diakses tanggal July 3, 2013. 
  9. ^ "At least 29 dead, hundreds injured in devastating Indonesia earthquake"[pranala nonaktif permanen], The Province, July 3, 2013
  10. ^ "Indonesia Earthquake: Strong Temblor In Aceh Province Kills 29 And Destroys 1,500 Buildings" Diarsipkan 2016-03-08 di Wayback Machine., The Huffington Post, July 3, 2013
  11. ^ "Indonesia searches for victims of earthquake that left 29 dead" Diarsipkan 2022-03-19 di Wayback Machine., CTV News, July 3, 2013