Gempa bumi Sumatra 1935

Gempa bumi Sumatera tahun 1935 terjadi pada 09:35 local time tanggal 28 Desember. Besarnya gempanya sebesar 7,7Mw dengan intensitas maksimum yang dirasakan sebesar VII (Merusak) pada skala makroseismik Eropa. Gempa ini juga memicu tsunami kecil.

Gempa bumi Sumatra 1935
Gempa bumi Sumatra 1935 di Sumatra
Gempa bumi Sumatra 1935
Waktu UTC1935-12-28 02:35:31
ISC904721
USGS-ANSSComCat
Tanggal setempat28 Desember 1935 (1935-12-28)
Waktu setempat09:35
Kekuatan7,7 Mw
Episentrum0°00′N 98°15′E / 0.0°N 98.25°E / 0.0; 98.25[1]
SesarZona subduksi Selat Sunda
Wilayah bencanaSumatra, Hindia Belanda
Intensitas maks.EMS-98 VII (Merusak)[2]
Tsunamiminor

Kondisi tektonik

sunting

Pulau Sumatera terletak pada batas lempeng konvergen antara Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia. Konvergensi antara lempeng-lempeng ini sangat curam di dekat Pulau Sumatera, dengan perpindahan yang digerakkan oleh sesar-sesar dip-slip murni di sepanjang zona subduksi (yang dikenal sebagai zona subduksi Sunda) dan sesar-sesar yang hampir murni di sepanjang sesar Semangko. Peristiwa selip besar pada antar permukaan zona subduksi biasanya bertipe megathrust. Secara historis, gempa bumi raksasa pernah tercatat pada tahun 1797, 1833, 1861, 2004, 2005 dan 2007 (sebagian besar juga terkait dengan tsunami dahsyat). Peristiwa megathrust yang lebih kecil (namun tetap terasa besar) pernah pula terjadi di celah kecil antarwilayah yang juga selip selama peristiwa gempa yang lebih luas pada tahun 1935, 1984, 2000, dan 2002.[3]

Dampak kerusakan

sunting

Kepulauan Batu dan wilayah pesisir Sumatra merupakan daerah yang paling terkena dampaknya. Mercusuar di Pulau Boji rusak dan muncul retakan di bukit tempatnya berdiri. Beberapa rumah hancur di Pulau Tello. Pulau Tanahbala dan Sigata menunjukkan adanya pengangkatan daratan, dimana daerah dataran rendah tidak lagi tergenang air saat air pasang. Saluran listrik dan telepon di dekat Padang sempat bergoyang-goyang, dan beberapa saluran terputus. Beberapa gubuk ambruk di Sibolga, meski dilaporkan tidak ada korban jiwa.[1]

Karakteristik gempa

sunting

Gempa ini diperkirakan terjadi pada antar permukaan lempeng di kedalaman sekitar 28 km. Estimasi sumber gempa memiliki panjang 65 km dan lebar 30 km dengan perpindahan maksimum 3 m.[4] Zona pecah tersebut mempunyai pola pengangkatan dan penurunan muka tanah yang sebenarnya bisa diprediksi serta terbukti konsisten dengan catatan paleogeodesi yang diambil dari mikroatol karang di sekitar Kepulauan Batu.[5]

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ a b NGDC. "Comments for the Significant Earthquake". Diakses tanggal 26 November 2010. 
  2. ^ Martin, S. S.; Cummins, P. R.; Meltzner, A. J. (2022), "Gempa Nusantara: A Database of 7380 Macroseismic Observations for 1200 Historical Earthquakes in Indonesia from 1546 to 1950", Bulletin of the Seismological Society of America, 112 (6): 2958–2980, Bibcode:2022BuSSA.112.2958M, doi:10.1785/0120220047, hdl:10356/166257 , ISSN 0037-1106 
  3. ^ Natawidjaja, D. H.; Sieh K.; Chlieh M.; Galetzka J.; Suwargadi B.W.; Cheng H.; Edwards R.L.; Avouac J.-P.; Ward S. N. (2006). "Source parameters of the great Sumatran megathrust earthquakes of 1797 and 1833 inferred from coral microatolls". Journal of Geophysical Research. 111 (B06403): n/a. Bibcode:2006JGRB..111.6403N. doi:10.1029/2005JB004025. Diakses tanggal 2009-10-24. 
  4. ^ Rivera, L.; Sieh K.; Helmberger D.; Natawidjaja D. (2002). "A Comparative Study of the Sumatran Subduction-Zone Earthquakes of 1935 and 1984" (PDF). Bulletin of the Seismological Society of America. 92 (5): 1721–1736. Bibcode:2002BuSSA..92.1721R. doi:10.1785/0120010106. Diakses tanggal 25 November 2010. 
  5. ^ Natawidjaja, D.H.; Sieh K.; Ward S.N.; Cheng H.; Lawrence Edwards R.; Galetska J.; Suwargadi B.W. (2004). "Paleogeodetic records of seismic and aseismic subduction from central Sumatran microatolls, Indonesia" (PDF). Journal of Geophysical Research. 109 (B04306). Bibcode:2004JGRB..109.4306N. doi:10.1029/2003JB002398. Diakses tanggal 26 November 2010. 

Pranala luar

sunting