Gereformeerde Zendingsbond

Perhimpunan Pekabaran Injil Gereformeerd atau dalam bahasa Belanda De Gereformeerde Zendingsbond (GZB) adalah missionaris yang berasal dari negeri Belanda. Berkantor pusat di Driebergen, Belanda. GZB ini memiliki sekitar 36.000 anggota (tahun 2011).

Logo Perhimpunan Pekabaran Injil Gereformeerd (GZB)
Gereja dari kegiatan misionaris di tanah Toraja

Sejarah

sunting

Asosiasi ini didirikan pada 1901 oleh pietistis direformasi dalam Gereja Reformasi Belanda. Kelompok Kristen tidak merasa terhubung dengan organisasi misi yang ada seperti Perhimpunan Missionaris Belanda dan Serikat Missionaris Utrecht.

Misi penginjilan yang pertama berlangsung pada tahun 1913. Penginjilan dilakukan di Hindia Belanda (sekarang Indonesia), tepatnya di tanah Toraja, Sulawesi. Kegiatan misionaris ini menyebabkan berdirinya suatu gereja di daerah tersebut dengan nama Gereja Toraja pada tanggal 25 Maret 1947. Penginjilan juga dilakukan di Afrika pada tahun 1961 (di daerah Pokot dan Turkana) dan kemudian pada tahun 1978 di Amerika Latin dalam banyak tantangan, dan juga konsistensi dengan denominasi yang ada.[1]

GZB telah bertahun-tahun menjadi anggota Dewan Misionaris Belanda. Serikat ini tidak pernah berhubungan dengan gereja tertentu, tetapi selalu tetap independen. Pada tahun 1990 GZB bekerja sama dengan organisasi-organisasi misi lainnya. Pada tahun 2011 GZB mempunyai hamba tuhan dan dukungan materi kepada gereja-gereja dan organisasi di lebih dari 42 negara. Mayoritas anggota berasal dari Gereja-gereja Reformed tradisional di Belanda.

Anggaran Dasar Gereformeerde Zendingsbond (GZB) memuat sejumlah rumusan mengenai asas-asas yang membuat Gereformeerde Zendingsbond (GZB) unik dibanding badan pekabar Injil lainnya.[2] Dalam pasal 4 ditekankan bahwa Gereformeerde Zendingsbond (GZB) mempercayai bahwa Alkitab adalah Firman Allah yang tidak dapat salah, dan di dalamnya terkandung seluruh rencana Allah, seperti yang tertera dalam Ketiga Pasal Keesaan Gereformeerde Kerk.[2] Pasal Keesaan yang dimaksud adalah Katekismus Heidelberg (1563), Pengakuan Iman Belanda (1561), dan Kelima Pasal Melawan Kaum Remonstran.[2] Dalam menjalakan pekabaran Injil, Gereformeerde Zendingsbond (GZB) merujuk pada tulisan-tulisan para Teolog Abad 17, seperti G. Voetinus dan J. Hoornbeeck.[2] Salah satu hal mendasar yang mereka tekankan adalah pekabaran Injil terselenggara atas prakarsa Gereja dan tujuannya juga untuk membentuk Gereja, seperti yang tertera dalam pasal 5 Anggaran Dasar Gereformeerde Zendingsbond (GZB).[2] Bagi Gereformeerde Zendingsbond (GZB), Firman Allah, Kedua Belas Pasal Iman Rasuli, dan Ketiga Pasal Keesaan Gereja harus diteruskan dan selanjutnya diwariskan kepada Gereja-gereja muda.[2] Usaha ini dilakukan dengan harapan bahwa hal-hal tersebut kelak menjadi pengakuan iman juga bagi gereja-gereja muda.[2]

Gereformeerde Zendingsbond (GZB) lahir di dalam lingkungan Hervormde Kerk pada tahun 1901.[2] Pada tahun 1948, badan ini memiliki nama resmi Gereformeerde Zendingsbond in de Nederlandse Hervormde Kerk.[2] Sampai tahun 1920, hampir dua puluh tahun sejak Gereformeerde Zendingsbond (GZB) didirikan, seluruh pekerjaan administratif dikerjakan sepenuhnya oleh Sekretaris dan Bendahara.[2] Direktur pertama Gereformeerde Zendingsbond (GZB) diangkat pada tanggal 1 Juli 1920, dan posisi ini diduduki oleh Pendeta G. Lans.[2] Sebagian besar tugas-tugas yang selama ini dikerjakan oleh Bendahara dan Sekretaris kini diambil alih oleh Pendeta G. Lans.[2] Selain memberikan ceramah-ceramah, Pendeta G. Lans juga dijadwalkan untuk memimpin ibadah jemaat sebanyak tiga puluh kali dalam setahun.[2] Hal-hal ini dilakukan sebagai bagian dari usaha Gereformeerde Zendingsbond (GZB) untuk membangkitkan semangat pekabaran Injil.[2] Tugas lain Pendeta G. Lans sehubungan dengan jabatannya adalah mewakili Gereformeerde Zendingsbond (GZB) dalam berbagai konferensi Zending, dan juga ikut terlibat langsung dalam mengajar para calon Zendeling.[2] Majalah Alle den Volcke tidak lepas dari perhatiannya, karena ia juga menjabat sebagai redaktur majalah milik Gereformeerde Zendingsbond (GZB) tersebut.[2] Tiga tahun kemudian Pendeta G. Lans mengundurkan diri dari jabatannya dengan alasan jabatan ini membuat dirinya tergantung sepenuhnya kepada para pengurus.[2] Posisi Pendeta G. Lans kemudian digantikan oleh Pendeta W. Bieshaar, dan selama periode itu juga kantor Gereformeerde Zendingsbond (GZB) terletak di Den Haag.[2]

Medan Pekabaran Injil

sunting

Daerah pekabaran Injil Gereformeerde Zendingsbond (GZB) di Hindia Belanda lebih banyak dipusatkan di daerah Sulawesi, seperti Tana Toraja, Toraja Utara, dan Poso.[2]

Referensi

sunting
  1. ^ "Sejarah Zending Belanda". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-10-20. Diakses tanggal 2013-04-25. 
  2. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s Th. van den End. Sumber-sumber Zending tentang Sejarah Gereja Toraja 1901-1961. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1994.

Lihat pula

sunting

Pranala luar

sunting