Gereja Kristen Kalam Kudus

gereja di Indonesia

Gereja Kristen Kalam Kudus (disingkat GKKK) adalah suatu organisasi gereja Kristen Protestan di Indonesia yang dimulai oleh seorang misionari dari Shanghai, yaitu Pdt. Andrew Gih. Ia pertama-tama memulai Seminari Alkitab Asia Tenggara (SAAT) di Malang, Jawa Timur, yang beberapa lulusannya bergabung dengan para perintis "Gereja Kristen Kalam Kudus" di seluruh Indonesia. Dari gereja-gereja tersebut berkembanglah sekolah-sekolah Kristen karena kebutuhan jemaat, maka dibentuklah Sekolah Kristen Kalam Kudus dan keduanya (Gereja dan Sekolah) berada di bawah Yayasan Kalam Kudus Indonesia (YKKI).[1]

Gereja Kristen Kalam Kudus
Logo GKKK
PenggolonganProtestan
WilayahIndonesia
Didirikan10 Mei 1952

Ketua Sinode Kalam Kudus (Sinode GKKK) untuk periode 2017-2022 adalah: Pdt. Karyanto Gunawan dan Ketua Yayasan Kalam Kudus Indonesia (YKKI): Bpk. Sulaiman

Sejarah

sunting
 
Pdt. Andrew Gih dan Dorcas Gih

Berdirinya Gereja Kristen Kalam Kudus merupakan hasil misi yang dilaksanakan oleh Zhong Guo Bu Dao Hui' / Yayasan Penyiaran Injil (YPI) dari Shanghai, Tiongkok.[1] Yayasan Penginjilan ini dipimpin oleh Pendeta Andrew Gih.[1] Misi pelayanan YPI adalah mengadakan pengabaran Injil dan KKR, juga mendirikan panti panti asuhan yatim piatu akibat perang saudara yang melanda Tiongkok waktu itu.[1]

Setelah negara RRT berdiri tahun 1949, YPI pindah ladang pelayanan di luar daratan Tiongkok yaitu Indonesia, Hongkong, Taiwan, Malaysia, Macao, Singapura, Thailand, Myanmar, Filipina dan Amerika Serikat. Di Indonesia YPI dinasionalisasikan menjadi Yayasan Penyiaran Injil (YPI) Indonesia dengan tujuan untuk merintis GKKK dan Yayasan Malseta yang bertujuan mendirikan sekolah teologi Madrasah Alkitab Asia Tenggara (MAAT) yang kemudian diubah namanya menjadi Seminari Alkitab Asia Tenggara (SAAT) di Malang, Jawa Timur.[1]

Pendeta Peter Wongso, yang merupakan murid angkatan pertama SAAT, atau pada saat itu disebut dengan MAAT, melanjutkan pelayanan Pendeta Andrew Gih dengan merintis gereja-gereja, yang mayoritas dihadiri oleh orang-orang Tionghoa di Indonesia karena menggunakan bahasa Tionghoa dan Indonesia dalam kebaktiannya, dan sekolah-sekolah, yang berlandaskan kepada ajaran Reform Kristiani.

Andrew Gih

sunting

Pendeta Andrew Gih lahir di Shanghai tahun 1901. ia menjadi Kristen tahun 1923 dan mengabdikan diri menjadi hamba Tuhan tahun 1926; ia menikah dengan Dorcas Zhang Chui-Ing di Shanghai tahun 1928; ia mendirikan YPI tahun 1947 di Shanghai yang kemudian dipindahkan ke Hongkong 1949. Ia menerima gelar Doctor Honoris Causa dari Cascade College, Portland, Oregon, AS pada tahun 1950. Ia pensiun tahun 1978 dan meninggal dunia pada tanggal 13 Februari 1985 di Los Angeles, California, AS pada usia 85 tahun.

Dalam pelayanannya, Dr. Andrew Gih tercatat pernah bekerja sama dengan Dr. John Sung, seorang penginjil yang sangat berpengaruh di Tiongkok. Dr. Andrew Gih dan Dr. John Sung adalah dua tokoh Injil berkarisma yang membawa kebangunan rohani di gereja-gereja Tiongkok sebelum berdirinya pemerintahan RRT tahun 1949. Pengaruh pengajaran dan semangat penginjilan terhadap gereja-gereja Tionghoa di daratan maupun di luar daratan Tiongkok sangat besar. Khotbah-khotbah mereka sangat menekankan pertobatan dan penginjilan. Dr. John Sung meninggal muda tahun 1942 di usia 42 tahun.

Dr. Andrew Gih memutar haluan pelayanan dari daratan Tiongkok ke selatan samudera yang disebut Nan Yang. Tahun 1950, Dr. Andrew Gih pertama kali datang ke Indonesia mengadakan kebaktian-kebaktian kebangunan rohani (KKR) di Jakarta, Surabaya, Bandung, dan Medan. Dalam pelayanan di Medan, Dr. Andrew Gih bertemu dengan Dr. Peter Wongso, yang kemudian menjadi motor penggerak keberadaan GKKK dan SKKK yang ada di seluruh Indonesia dan menjadi murid angkatan pertama MAAT yang didirikan oleh Dr. Andrew Gih.

Peter Wongso

sunting
 
Pdt. Peter Wongso dan istri

Dr. Peter Wongso lahir dalam keluarga Pendeta Metodis Hok Kian Tiongkok pada tahun 1932. Pindah ke Indonesia tahun 1949. Tinggal di kota Medan dan giat memberitakan Injil di Gereja Metodis Medan. Ia bertemu dengan Dr. Andrew Gih di Medan saat Dr. Gih berkunjung dan mengadakan KKR di Medan. Mereka berdua melihat kebutuhan tenaga hamba Tuhan yang mendesak di kalangan gereja-gereja Tionghoa untuk menggembalakan jemaat dan memberitakan Injil kepada orang-orang Tionghoa perantauan di Indonesia.

Oleh sebab itu, pada tanggal 10 Mei 1952 dihadapan Notaris Raden Soedja, Dr. Andrew Gih yang diwakili isterinya Dorcas Gih, Ds Pouw Peng Hong dan rekan-rekan lain mendirikan dua buah yayasan yaitu Yayasan Penyiaran Injil Indonesia dengan akta notaris No. 41 dan Yayasan Madrasah Alkitab Asia Tenggara disingkat Yayasan Malseta dengan akta No. 42. Yayasan Penyiaran Injil Indonesia kemudian berkembang menjadi Sinode GKKK dan Yayasan Kalam Kudus Indonesia yang masing-masing mempunyai Satuan Unit Pelayanan yaitu GKKK dan SKKK.

Madrasah Alkitab Asia Tenggara di Malang, Jawa Timur merupakan sebuah sekolah teologi yang berasaskan Alkitab, berteologi Injili dan berakar pada budaya Tionghoa. Bahasa pengantar yang digunakan adalah bahasa Tionghoa. MAAT juga memiliki disiplin belajar dan kehidupan kampus yang ketat. Pada tahun enam puluhan MAAT dipimpin oleh Rektor James Hui. Sebelumnya ia menjabat sebagai konsul dari pemerintah Tiongkok Nasionalis untuk Filipina di Manila. Isteri James Hui adalah seorang wanita Kristen Tionghoa yang berbudi luhur. Ia sangat mendukung pelayanan suaminya sebagai rektor dan ia menjadi ibu asrama bersama Ibu Ruth Chang.

Mahasiswa MAAT yang tinggal di kampus memiliki kehidupan yang sangat disiplin. Bangun pagi lalu berdoa, membaca Alkitab, merenungkan firman Tuhan, mengutip salah satu ayat, menghafal ulang sebelum makan pagi dengan mahasiswa lain di meja makan waktu sarapan pagi. No Bible no breakfast, motto Dr. Reland Wong itu selalu diingat. Mahasiswa harus mencuci pakaian sendiri, mencuci kamar mandi dan WC. Pria bertugas ke kantor pos, wanita bergilir masak di dapur dan belanja ke pasar. Pria dan wanita bergilir mencuci piring. Dilarang keras berpacaran. Motto kehidupan di kampus adalah "segala sesuatu harus berlangsung dengan sopan dan teratur (1 Korintus 14: 40)". MAAT menggembleng mahasiswanya sedemikian rupa, sehingga kebutuhan hamba Tuhan di gereja-gereja Tionghoa di Indonesia terpenuhi secara kuantitias maupun kualitas.

Setelah Dr. James Hui dan isteri pensiun, mereka kembali ke Taiwan tahun 1964. Yang menggantikan dia adalah Pdt. Peter Wongso. Sebagai rektor, kepemimpinan Pdt. Peter Wongso sangat menekankan misi penginjilan. Semangat penginjilan ditanamkan ke dalam jiwa mahasiswa MAAT ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa itu sendiri dan sangat mendukung pertumbuhan gereja di Indonesia. Sebagian lulusan MAAT yang tergerak di utus untuk membuka ladang baru mendirikan Pos Pelayanan GKKK di seluruh Indonesia sehingga di kemudian berdiri GKKK atau SKKK di Medan, Pematang Siantar, Sibolga, Padang Sidempuan, Batang Toru, Pekan Baru, Selat Panjang, Padang, Pangkal Pinang, Batam, Jakarta, Bandung, Solo, Solo Baru, Yogyakarta, Surabaya, Malang, Blitar, Denpasar, Makassar, Bone, Ambon, Jayapura, Sorong, Manokwari, Merauke, Timika, Manado, Pontianak.

Gereja Kalam Kudus di Indonesia

sunting

Gereja Kristen Kalam Kudus dimulai pertama kali di kota Bandung. Pdt. Andrew Gih setiba di Bandung melihat ada gereja yang menggunakan beberapa bahasa Hokkian atau Hok Chia, dll, namun belum ada yang berbahasa Hakka, oleh sebab itu Pdt. Gih menghubungi beberapa saudara di Jakarta yang fasih berbahasa Hakka, yaitu Alm. Yang Cik Ik; sdr. Liaw Yu Sen dan Liaw Miaw Sen yang terbeban membantu memulai gereja Hakka di Bandung. Pada April 1952, Pdt. Gih mengadakan KKR di gedung Gereja Bala Keselamatan, yang kemudian dipinjam untuk ibadah dari GKKK Bandung. Pada September 1952, Pdt. Gih membeli sebuah rumah di Jl. Pasundan 54 (sekarang 78) untuk memulai Sekolah Teologia. GKKK Bandung pada awalnya digembalakan oleh Alm. Ev. SIe Mei Hoa lalu demi perkembangan gereja, maka tahun 1953, Pdt. Gih mengundang Pdt. Stephen Chen untuk menggembalakan jemaat selama 1 tahun, tahun 1955 oleh Pdt. Tham Yun dan keluarga dari Hongkong hingga 1959 kemudian digantikan oleh Ev. Timothy Liem dari Hongkong juga.

Demi perkembangan MAAT, maka pada tahun 1954 MAAT dipindahkan ke Malang, Jawa Timur, dan lokasi untuk sekolah MAAT diserahkan kepada GKKK Bandung. Tahun 1958 direnovasi dan diresmikan oleh Pdt. Gih pada tahun 1959.

GKKK terdapat di Sumatra, yaitu di Medan, Pematang Siantar, Sibolga, Padang, Pekan Baru, Selat Panjang, Batam. Di Jawa gereja ini terdapat di Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Solo, Malang, Kesamben dan Surabaya. Di Pulau Kalimantan ada di Pontianak dan Nanga Pinoh. Di Sulawesi gereja ini hadir di Makassar, Bone, Manado, dan Palopo sedangkan di Indonesia Timur, GKKK ada di beberapa kota, yaitu: GKKK dikota Ambon, Jayapura, Kotaraja, Sentani, Sorong, Manokwari, Merauke, Manado, Makassar, Banjarmasin, Timika dan beberapa pos Pelayanan di Daerah Jakarta, di daerah Transmigrtasi Arso - Jayapura, juga ada di Denpasar - Bali sserta Malinau dan Bontang di Kaltim.


Sekolah Kristen Kalam Kudus

sunting

Ada pun Sekolah Kristen Kalam Kudus terletak di berbagai kota sebagai berikut:

  1. Malang
  2. Surabaya
  3. Jakarta
  4. Bandung
  5. Surakarta
  6. Yogyakarta
  7. Blitar
  8. Tangerang
  9. Medan
  10. Sibolga
  11. Pematangsiantar
  12. Pekanbaru
  13. Dumai
  14. Padang
  15. Selatpanjang
  16. Batam
  17. Pangkalpinang
  18. Pontianak
  19. Denpasar
  20. Makassar
  21. Bone
  22. Ambon
  23. Jayapura
  24. Sorong
  25. Sentani
  26. Timika
  27. Merauke

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ a b c d e "Sejarah Gereja & Sekolah Kristen Kalam kudus". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-10-06. Diakses tanggal 2010-10-28. 

Pranala luar

sunting