Gerhardus Kruys
Gerhardus Kruys (21 Agustus 1838 – 12 Desember 1902) adalah perwira bendera dan politikus Belanda.
Biografi
suntingGerhardus Kruys berasal dari keluarga elit di T Vjenne dan memulai pendidikan taruna di Breda pada tahun 1853. Ia menempuh segala pangkat dan pada tanggal 1 Agustus 1894 diangkat sebagai laksamana madya.
Selama kariernya di Koninklijke Marine, ia menjadi komandan perahu meriam, kapal instruksi artileri Pro Patria dan Het Loo, Zr. Ms. Bromo, Zr. Ms. Banka, Zr. Ms. Merapi. Ia juga ketua biro personel di Departemen Angkatan Laut di Batavia (1881-1883), sub-direktur AL di Amsterdam (1884-1886), anggota Komite Pertahanan (1888), anggota Komisi Negara untuk Angkatan Laut dan Darat (1890), Menteri AL (1891, Kabinet Mackay, bersama dengan Johannes Willem Bergansius, ia mempertahankan Hukum Milisi yang tanpa hasil, yang akan menimbulkan penundaan penggantian). Ia adalah Ketua Staf AL pertama (1891-1894), komandan AL di Hindia Belanda dan Kepala Departemen AL di Batavia (1894-1898); lalu menjadi Menteri AL lagi di Kabinet Kuyper (1901-1902). Ia meninggal mendadak selama menduduki jabatan Menteri AL. Kruys adalah tokoh non-partai, Nederlands Hervormd.
Keluarga
suntingIa memiliki 7 putera - 6 di antaranya menjadi perwira AL, salah satunya Theodoor Louis Kruys yang juga menjadi laksamana madya pada tahun 1884 - dan 2 puteri. Salah satu cucunya juga laksamana madya, Willem Jan Kruys.
Penghargaan
sunting- Komandan di Orde Singa Belanda
- Salib Dinas untuk Perwira AL bernomor XL (tahun ke-40)
- Perwira di Orde Mahkota Ek Luksemburg (tahun 1892 digantikan oleh Orde Oranje-Nassau)
- Ksatria kelas III di Orde Santa Anna dari Kekaisaran Rusia
- Ksatria kelas I di Orde Rajawali Merah dari Prusia
- Perwira Besar di Orde Gajah Putih Siam
- Salib Besar Orde Militer Kerajaan Saô Bento d'Aviz dari Kekaisaran Portugal.
Didahului oleh: Hendrik Dyserinck |
Menteri Angkatan Laut 1891 |
Diteruskan oleh: Joannes Coenraad Jansen |
Didahului oleh: Jacob Alexander Röell |
Menteri Angkatan Laut 1901-1902 |
Diteruskan oleh: Johannes Willem Bergansius |