God Bless

grup musik Indonesia

God Bless adalah grup musik asal Jakarta, Indonesia, yang secara resmi berdiri pada 5 Mei 1973. Dekade 1970-an dan 1980-an bisa dianggap sebagai tahun-tahun kejayaan mereka. Salah satu bukti nama besar mereka adalah sewaktu God Bless dipilih sebagai pembuka konser grup musik rock legendaris dunia, Deep Purple di Jakarta (1975). God Bless masuk ke dalam daftar The Immortals: 25 Artis Indonesia Terbesar Sepanjang Masa versi majalah Rolling Stone Indonesia.[1]

God Bless
God Bless dalam perangko seri artis tahun 2020
God Bless dalam perangko seri artis tahun 2020
Informasi latar belakang
AsalJakarta, Indonesia
Genre
Tahun aktif1973-sekarang
LabelPramaqua, Billboard, Aquarius Musikindo, Logiss Record, Nagaswara Rumah Musik Kita.
Artis terkaitGong 2000
Situs webGod Bless di Instagram
Anggota
Mantan anggota

Sejarah

sunting

Era 1970-an

sunting

Berdirinya God Bless berawal dengan kembalinya Ahmad "Iyek" Albar kembali ke Tanah Air setelah beberapa tahun tinggal di Belanda, ia pun berangan-angan membentuk band sendiri yang lebih serius. Dia kembali dari Belanda bersama dengan Ludwig Lemans (gitaris Clover Leaf, band Iyek ketika masih di Belanda). Iyek lalu mengajak (almarhum) Fuad Hassan (drum) dan Donny Fattah (bass) untuk membentuk band. Inilah yang melatarbelakangi berdirinya Crazy Wheels, sebelum akhirnya band tersebut - yang mengadakan konser perdananya di TIM (Taman Ismail Marzuki) lalu mengikuti pentas musik "Summer '28", semacam pentas 'Woodstock' ala Indonesia di Ragunan, Jakarta, yang diikuti berbagai band dari Indonesia, Malaysia dan Filipina - mengubah namanya menjadi God Bless pada tanggal 5 Mei 1973.

Jockie Surjoprajogo (keyboard) sendiri baru bergabung dengan Crazy Wheels/God Bless pada awal tahun 1973. Dia dimaksudkan sebagai pengganti Deddy Dores - yang sempat bergabung dengan God Bless namun tidak bertahan lama dalam band tersebut karena harus mengurus bandnya sendiri, Rhapsodia. Namun Jockie juga tidak bisa bertahan lama. Posisi dia pun digantikan oleh (almarhum) Soman Lubis.

Pada bulan Juni 1974, Fuad Hasan dan Soman Lubis (keyboard) mengalami kecelakaan lalu lintas di Tugu Pancoran, Jakarta Selatan. God Bless pun melalui masa berkabung. Ditambah lagi, sang gitaris Ludwig Lemans juga memutuskan untuk keluar dari God Bless. Dengan demikian, personel yang tersisa tinggal Ahmad Albar dan Donny Fattah. Untuk mengisi kekosongan pada kibor, mereka mengajak Jockie untuk bergabung kembali. Jockie lantas mengajak Ian Antono (gitar) dan Teddy Sujaya (drum) untuk bergabung dengan God Bless.

Untuk mengenang Fuad Hassan dan Soman Lubis, God Bless tampil di TIM dengan tema mengenang seratus hari Fuad Hasan dan Soman Lubis dengan atraksi mengusung peti mati di atas panggung.

Pada awalnya, God Bless bukanlah band yang memiliki lagu. Mereka hanya band yang biasa membawakan lagu-lagu orang lain, seperti Kansas, Easy Beast, Genesis, Deep Purple, pada setiap penampilan mereka. Proses masuknya band legendaris ini kedalam dapur rekaman dimulai dengan coba-coba. Mereka menulis lagu, dan lantas merekamnya. Mereka merekamnya di sebuah studio yang dikelola oleh Alex Kumara (ahli broadcast). Rekaman-rekaman ini bisa sampai ke telinga PT Aquarius Musikindo karena Suryoko - bos Aquarius - sering belajar gitar di rumah Ian. Mereka berdua memang sudah bersahabat sejak lama. Dan pada tahun 1976, God Bless merilis album perdananya.

Era 80-an

sunting

Menjelang pembuatan album kedua, Jockie Surjoprajogo keluar dari formasi, posisinya kemudian diambil alih oleh Abadi Soesman yang bergabung tahun 1979 dan ikut terlibat di pembuatan album Cermin (1980). Berbeda dengan album sebelumnya yang rekaman jalan sambil menyelesaikan materi lagu, Album Cermin (1980) dikonsep dan dipersiapkan secara matang beberapa bulan sebelum masuk rekaman. Pada album ini, konsep musik God Bless sedikit berubah menghadirkan ramuan aransemen lagu-lagunya terkesan lebih rumit, disamping membutuhkan skill masing-masing personel yang tinggi juga kekompakan dalam memainkannya, seperti lagu Musisi, Anak Adam, Selamat Pagi Indonesia dan Sodom Gomorah. Bahkan ketika rekaman, Teddy Sunjaya tidak menggunakan metronome seperti kebanyakan rekaman yang lain. Album Cermin pun merupakan representasi dari pemberontakan God Bless terhadap dominasi industri rekaman ketika itu yang selalu mencekokkan komersialisme atas tuntutan pasar yang ketika itu sedang didominasi musik pop yang bertemakan cinta dalam pandangan secara sempit. Album ini sering disebut-sebut sebagai album God Bless paling idealis dan terbaik dari sisi musikalitasnya. Dan menjadi barometer kualitas sebuah band rock waktu itu, manakala mampu memainkan lagu-lagu dari album Cermin. 2 tahun setelah album Cermin dirilis, Abadi Soesman mengundurkan diri.

Pada sekitar tahun 1980-an, salah satu promotor rock asal Surabaya, Log Zhelebour mulai gencar mementaskan festival rock di Indonesia, dan mulailah membangunkan God Bless dari "tidur panjangnya" dengan menjadikan lagu-lagu God Bless sebagai lagu "wajib" juga personelnya menjadi juri di festival yang akhirnya banyak melahirkan band-band rock di Indonesia, seperti Grass Rock, Elpamas, sampai Slank.

Dari sekadar menjadi juri tersebut, God Bless akhirnya melahirkan album "comeback" Semut Hitam (1988) yang meledak di pasaran waktu itu, dengan hitsnya seperti Rumah Kita, Semut Hitam dan Kehidupan. Secara penjualan, album Semut Hitam ini adalah album God Bless paling laris. Di album ini, terjadi lagi perubahan konsep musik God Bless. Dari yang tadinya lebih bernuansa rock progresif secara drastis berubah menjadi sedikit lebih keras dengan adanya pengaruh musik hard rock dan heavy metal, disamping unsur komersial untuk mempertimbangkan selera pasar. Pun demikian, kualitas musiknya masih tetap kental dipertahankan. Album ini juga menjadi inspirasi anak muda agar dapat terus berkarya dalam bidang musik rock. Namun, setelah merilis album Semut Hitam, Ian Antono menyatakan keluar dari formasi God Bless. Posisinya kemudian digantikan oleh gitaris muda berbakat, Eet Sjahranie. Setelah masuknya Eet Sjahranie, pada tahun 1989 dirilislah album berjudul Raksasa dengan hits Menjilat Matahari, Maret 1989 dan Misteri. Eet Sjahranie berhasil me-refresh sound gitar Ian Antono dan menjadikan God Bless lebih agresif. Ian Antono sendiri, setelah keluar dari God Bless terhitung sukses merintis solo karir sebagai pencipta lagu, arranger dan produser.

Era 90-an

sunting

Setelah melewati masa vakum yang cukup panjang, para personel God Bless, termasuk Eet Sjahranie dan Ian Antono kembali berkumpul pada tahun 1997. "Workshop" yang mereka gelar di kawasan Puncak, menghasilkan sebuah album berjudul Apa Kabar. Namun reuni ini tidak berlangsung lama karena Eet secara resmi mengundurkan diri dari formasi God Bless dan konsentrasi untuk bandnya sendiri, Edane yang sejak tahun 1992 sudah merilis album perdananya, The Beast.

Walau tidak banyak merilis album, God Bless, dianggap merupakan legenda grup musik rock Indonesia karena dianggap sebagai pelopor yang memiliki kualitas bermusik tinggi. Sepanjang perjalanannya, grup ini mengalami 15 kali lebih pergantian personel yang disebut sebagai "formasi", dan saat ini tinggal Ahmad Albar (vokal), Ian Antono (gitar), dan Donny Fattah Gagola (bass) yang masih dapat dikatakan sebagai personel aktif grup.

Era 2000-an

sunting

Tahun 2002 bisa dikatakan sebagai tahun kembalinya God Bless. Kembali vakum selama hampir 5 tahun lamanya, God Bless hadir dengan formasi baru, yaitu Ahmad Albar (vokal), Ian Antono (gitar), Donny Fattah (bass), Abadi Soesman (kibor), serta dua kakak beradik Inang Noorsaid (drum) dan Iwang Noorsaid (kibor). Formasi ini tidak bertahan lama, belum genap setahun berjalan, kibordis Iwang Noorsaid mengundurkan diri karena kesibukannya yang pada saat itu juga merupakan salah satu personel dari grup band pengiring Iwan Fals. Tahun 2003, menyusul sang kakak Inang Noorsaid mengundurkan diri, posisinya digantikan oleh salah satu drummer terbaik negeri ini Gilang Ramadhan. Perjalanan formasi ini terhenti pada akhir 2007, ketika itu sang vokalis Ahmad Albar tersangkut masalah hukum kasus penyalahgunaan narkoba. Semua personel God Bless yang tersisa, dalam keterangannya kepada pers, menyatakan bahwa God Bless akan menghentikan seluruh aktivitasnya menunggu kejelasan dan penyelesaian kasus Ahmad Albar. Pertengahan 2008, Ahmad Albar dibebaskan dari tahanan. Kasus yang menimpanya ternyata tidak melunturkan kencintaan masyarakat kepada God Bless. God Bless pun kembali berkeliling dan meramaikan panggung-panggung musik tanah air. Pada Februari 2009, mereka tampil di acara Kick Andy di Metro TV dengan 5 orang personel, yaitu Ahmad Albar (vokal), Ian Antono (gitar), Donny Fattah (bass), Yaya Moektio (drum) dan Abadi Soesman (kibor). Yaya Moektio adalah muka lama bagi personel God Bless karena dia bersama Ahmad Albar, Ian Antono, dan Donny Fattah juga adalah salah satu tulang punggung band etnik rock Gong 2000. Mereka menyatakan akan mengeluarkan album baru dalam waktu dekat. Dan tepat pada awal Mei 2009, God Bless akhirnya mengeluarkan album terbarunya yang berjudul 36th.

Era 2010-an

sunting

Awal tahun 2012, Donny Fattah jatuh sakit. Dia mengalami serangan jantung yang mengharuskan dirinya beristirahat total dari seluruh kegiatan bermusik. Padahal ketika itu, God Bless sedang dalam persiapan untuk tampil dalam salah event akbar "Java Jazz 2012" di Jakarta. Sempat terpikir untuk membatalkan keikutsertaannya, God Bless akhirnya tetap tampil dalam event tersebut. Arya Setyadi dipercaya untuk menggantikan Donny Fattah sebagai bassist God Bless. Kejutan lain yang muncul, pada hari itu posisi drummer God Bless diisi oleh Fajar Satritama yang notabene adalah drummer dari Edane yang tak lain adalah band dari mantan gitaris God Bless Eet Sjahranie. Fajar Satritama hari itu hadir sebagai "additional drummer" menggantikan Yaya Moektio. Setengah tahun berselang, Donny Fattah kembali. Kembalinya Donny Fattah disambut gembira oleh para pencinta God Bless, yang tergabung dalam God Bless Community Indonesia, ketika muncul lagi untuk pertama kalinya dalam event Jakarta Fair 2012. Formasi ini, yaitu Ahmad Albar (vokal), Ian Antono (gitar), Donny Fattah (bass), Fajar Satritama (drum) dan Abadi Soesman (kibor) bertahan lama, dan formasi ini yang tampil dalam dua perhelatan konser besar God Bless, merayakan empat dekade perjalanan God Bless di belantika musik Indonesia, yaitu konser To Commemmorate God Bless di ballroom Hotel Harris Bandung tanggal 30 November 2014 dan konser Panggung Sandiwara God Bless di Ciputra Artpreneur Jakarta tanggal 7 Agustus 2015.

Anggota Band

sunting


Anggota Sekarang

Mantan Anggota

Diskografi

sunting

Album utama

sunting
  1. 1976 - God Bless
  2. 1980 - Cermin
  3. 1988 - Semut Hitam
  4. 1989 - Raksasa
  5. 1997 - Apa Kabar
  6. 2009 - 36th
  7. 2017 - Cermin 7
  8. 2023 - Anthology (50th Year Anniversary) bersama Tohpati & Czech Symphony Orchestra

Album lain

sunting
  1. 1990 - The Story of God Bless
  2. 1992 - 18 Greatest Hits of God Bless
  3. 1997 - Konser Tour Kembali '97
  4. 1999 - The Greatest Slow Hits
  5. 2019 - God Bless Live at Aquarius Studio

Single

sunting
  1. 1990 - Vonis
  2. 2020 - Untuk Indonesiaku
  3. 2021 - Mulai Hari Ini
  4. 2022 - Semesta

Filmografi

sunting
  1. 1973 - Ambisi
  2. 1975 - Laila Majenun
  3. 1975 - Semalam di Malaysia
  4. 1977 - Si Doel Anak Modern

Prestasi dan pengakuan

sunting
  • Diabadikan oleh majalah Rolling Stone Indonesia sebagai salah satu dari The Immortals: 25 Artis Indonesia Terbesar Sepanjang Masa pada tahun 2008

Penghargaan dan nominasi

sunting
Tahun Penghargaan Kategori Hasil
2009 Anugerah Musik Indonesia Lifetime Achievement Award Penerima

Referensi

sunting
  1. ^ Majalah Rolling Stone Indonesia (2008). The Immortals: 25 Artis Indonesia Terbesar Sepanjang Masa. Jakarta: PT a&e media.