God Defend New Zealand

salah satu dari dua lagu kebangsaan Selandia Baru (bersama dengan "God Save the King/Queen")


God Defend New Zealand (bahasa Maori: "Aotearoa", bahasa Indonesia: "Tuhan Lindungilah Selandia Baru") adalah salah satu dari dua lagu kebangsaan Selandia Baru. Selandia Baru memiliki dua lagu kebangsaan, yaitu: "God Defend New Zealand" dan "God Save the Queen".[1][2] Keduanya memiliki posisi yang sama di dalam hukum.[2] Tapi, kebanyakan orang lebih merujuk "God Defend New Zealand" sebagai lagu kebangsaan Selandia Baru, mengingat "God Save the Queen" juga lagu kebangsaan Britania Raya dan banyak negara persemakmuran lainnya.

God Defend New Zealand
B. Indonesia: Tuhan Lindungilah Selandia Baru
Teks lagu "God Defend New Zealand"

Lagu kebangsaan Selandia Baru Selandia Baru
Alias"Aotearoa" (versi bahasa Māori)
Penulis lirikThomas Bracken, 1870-an
KomponisJohn Joseph Woods, 1876
Penggunaan1940 (sebagai himne nasional)
1977 (sebagai lagu kebangsaan)
Sampel audio
Instrumen "God Defend New Zealand"

Pada awalnya, lagu ini adalah sebuah puisi yang ditulis oleh Thomas Bracken sekitar tahun 1876, kemudian puisi tersebut digubah menjadi lagu dalam suatu perlombaan yang dimenangkan oleh John Joseph Woods. Pada tahun 1940, Perdana Menteri Selandia Baru, Peter Fraser, mengadopsi lagu "God Defend New Zealand" sebagai Himne Nasional,[3] dan Menteri Dalam Negeri Selandia Baru, David Allan Highet, menyatakan bahwa lagu ini diadopsi menjadi lagu kebangsaan pada tanggal 21 November 1977.[3] Sejak akhir 1990-an, lagu kebangsaan dibawakan dari bait pertama dari kedua bahasa, yang pertama dalam bahasa Māori dan yang kedua dalam bahasa Inggris.

Sejarah

sunting
 
Naskah asli gubahan John Joseph Woods dari Puisi Thomas Bracken
 
Plakat biru Warisan Selandia Baru di tempat untuk pertama kalinya "God Defend New Zealand" diperdengarkan
 
Naskah asli puisi "God Defend New Zealand" oleh Thomas Bracken

"God Defend New Zealand" ditulis dalam bentuk puisi sektar 1870-an oleh seorang keturunan Irlandia, Thomas Bracken dari Dunedin.[4] Sebuah kompetisi untuk menggubah musik untuk sebuah puisi diadakan pada tahun 1876 oleh The Saturday Advertiser dan tiga musisi terkemuka yang berasal dari Melbourne bertindak sebagai dewan juri dengan hadiah sebesar 10 Guinea.[3] Kompetisi tersebut dimenangkan oleh John Joseph Woods dari Lawrence, Selandia Baru.[5] Lagu tersebut dibawakan pertama kali pada tanggal 25 Desember 1876 di Dunedin.[3] Pada tahun 1897, Perdana Menteri Richard Seddon memberikan salinan lirik dan musik dari lagu tersebut kepada Ratu Victoria.[3]

Versi dalam bahasa Māori diperkenalkan pada tahun 1878 oleh Thomas Henry Smith dari Auckland, seorang hakim di Pengadilan Tanah Māori, atas permintaan dari Gubernur George Edward Grey.[3] Sebuah salinan lirik dalam bahasa Māori, dengan judul "Aotearoa", dicetak oleh banyak surat kabar di Otago pada bulan Oktober 1878.[6] Dalam teks asli yang dikarang oleh Smith, kata "whakarangona" digunakan untuk menerjemahkan "dengar" daripada kata "whakarongona".[7]

Lagu tersebut semakin terkenal pada abad ke-19 dan awal abad ke-20, dan pada tahun 1940, pemerintah Selandia Baru membeli hak cipta lagu tersebut dan menjadikannya sebagai "himne nasional" dalam perayaan perayaan seratus tahun.[6] Lagu tersebut pernah digunakan dalam Pesta Olahraga Imperium Britania mulai tahun 1950 hingga seterusnya, dan pertama kali digunakan selama penyelenggaraan Olimpiade Musim Panas 1972 di München.[catatan 1] Sejak saat itu, sebuah kampanye dibuat untuk mengadopsi lagu "God Defend New Zealand" sebagai lagu kebangsaan.[10]

"God Save the Queen" menjadi satu-satunya lagu kebangsaan Selandia Baru hingga tahun 1970-an.[10] Pada tahun 1976, Gary Henry Latta dari Dunedin membawakan sebuah petisi kepada Parlemen meminta agar "God Defend New Zealand" dijadikan sebagai lagu kebangsaan. Dengan izin dari Ratu Elizabeth II, lagu tersebut dikukuhkan sebagai lagu kebangsaan kedua Selandia Baru pada tanggal 21 November 1977, setara dengan "God Save the Queen".[11]

Hingga tahun 1990-an, hanya bait pertama dalam bahasa Inggris yang umumnya dinyanyikan. Perdebatan publik muncul ketika hanya bait pertama dalam bahasa Māori saja yang dinyanyikan pada penyelenggaraan Piala Dunia Rugbi 1999 ketika Selandia Baru melawan Inggris, dan kemudian menjadi kebiasaan untuk menyanyikan masing-masing bait pertama dari bahasa Māori dan bahasa Inggris secara bergantian.[12]

Protokol

sunting

Kementerian Kebudayaan dan Warisan memiliki tanggung jawab terhadap lagu kebangsaan.[13] Pedoman dalam lembaran pengukuhan tahun 1977 menyatakan untuk memilih lagu "God Save the Queen" ketika Ratu, anggota keluarga kerajaan, atau Gubernur Jenderal ketika berada di Selandia Baru atau pada saat kesetiaan kepada Penguasa Monarki diutamakan; sementara "God Defend New Zealand"digunakan ketika identitas nasional Selandia Baru diutamakan, bahkan dalam hubungan dengan Ratu Elizabeth II sebagai Ratu Selandia Baru.[11][13]

Hak cipta

sunting

Hak cipta terhadap lirik bahasa Inggris dari "God Defend New Zealand" kadaluwarsa sejak tanggal 1 Januari 1949. Hak untuk teks musik disahkan ke khayalak umum pada tahun 1980-an.[6]

"God Defend New Zealand" terdiri atas lima bait dalam bahasa Inggris dan bahasa Māori. Versi bahasa Māori bukan terjemahan langsung dari versi bahasa Inggris.

"God Defend New Zealand"

(versi bahasa Inggris)

Terjemahan dari versi bahasa Inggris "Aotearoa"

(versi bahasa Māori)

Terjemahan dari versi bahasa Māori

1. God of Nations at Thy feet,
In the bonds of love we meet,
Hear our voices, we entreat,
God defend our free land.
Guard Pacific's triple star
From the shafts of strife and war,
Make her praises heard afar,
God defend New Zealand.

1. Tuhan seluruh bangsa di kaki-Mu,
Dalam ikatan kasih kami bertemu,
Kami mohon, dengarlah suara kami,
Tuhan lindungilah tanah kami yang merdeka.
Lindungi tiga bintang Pasifik
Dari sorot selisih dan perang,
Semoga pujian padanya terdengar jauh,
Tuhan lindungilah Selandia Baru.

2. Manusia dari tiap keyakinan dan ras,
Bertemu di sini di hadapan-Mu,
Meminta Engkau memberkati tempat ini,
Tuhan lindungilah tanah kami yang merdeka.
Dari pertikaian, iri hati, dan benci,
Dan korupsi, jagalah negara kami,
Jadikan negara kami baik dan besar,
Tuhan lindungi Selandia Baru.

3. Perdamaian, bukan perang, menjadi kebanggaan kami,
Tapi, haruskah musuh menyerang kami,
Jadikanlah kami yang terkuat,
Tuhan lindungilah tanah kami yang merdeka.
Tuhan perang di dalam kekuatan-Mu,
Biarkan musuh kami pergi,
Biarkan tujuan kami menjadi adil dan benar,
Tuhan lindungilah Selandia Baru.

4. Biarkan cinta kami kepada-Mu semakin bertambah,
Semoga berkat-Mu tidak pernah berhenti,
Berikan kami kecukupan, berikan kami perdamaian,
Tuhan lindungilah tanah kami yang merdeka.
Dari rasa tidak hormat dan dari rasa malu,
Jagalah nama negara kami yang tak bernoda,
Berikanlah dia mahkota kemahsyuran abadi,
Tuhan lindungilah Selandia Baru.

5. Semoga gunung-gunung kami selalu ada
Benteng kemerdekaan di atas laut,
Jadikan kami setia kepada-Mu,
Tuhan lindungilah tanah kami yang merdeka.
Jagalah dia di baris depan negara,
Memberitakan kasih dan kebenaran kepada manusia,
Mengerjakan rencana-Mu yang mulia,
Tuhan lindungilah Selandia Baru.

1. E Ihowā Atua,
O ngā iwi mātou rā
Āta whakarangona;
Me aroha noa
Kia hua ko te pai;
Kia tau tō atawhai;
Manaakitia mai
Aotearoa

2. Ōna mano tāngata
Kiri whero, kiri mā,
Iwi Māori, Pākehā,
Rūpeke katoa,
Nei ka tono ko ngā hē
Māu e whakaahu kē,
Kia ora mārire
Aotearoa

3. Tōna mana kia tū!
Tōna kaha kia ū;
Tōna rongo hei pakū
Ki te ao katoa
Aua rawa ngā whawhai
Ngā tutū e tata mai;
Kia tupu nui ai
Aotearoa

4. Waiho tona takiwā
Ko te ao mārama;
Kia whiti tōna rā
Taiāwhio noa.
Ko te hae me te ngangau
Meinga kia kore kau;
Waiho i te rongo mau
Aotearoa

5. Tōna pai me toitū
Tika rawa, pono pū;
Tōna noho, tāna tū;
Iwi nō Ihowā.
Kaua mōna whakamā;
Kia hau te ingoa;
Kia tū hei tauira;
Aotearoa

1. Wahai Tuhan,
Semua orang
Dengarkanlah kami,
Kasihilah kami
Semoga kebaikan-Mu semakin besar,
Semoga rahmat-Mu mengalir
Lindungilah Aotearoa
 

2. Biarkan semua orang,
Berkulit merah, berkulit putih
Māori, Pākehā
Bertemu di hadapan-Mu
Kami berdoa, semoga kesalahan kami,
Diampuni
Sehingga kami dapat berkata panjang umur
Aotearoa

3. Semoga selalu bermartabat tinggi,
Semoga tetap kuat,
Semoga kemahsyurannya tersebar jauh dan luas,
Semoga tidak ada perselisihan
Maupun pertikaian,
Semoga selalu menjadi terhebat
Aotearoa
 

4. Semoga wilayahnya
Selalu tercerahkan
Di seluruh negeri
Biarkan iri hati dan pertikaian
Dihalau,
Biarkan pemerintahan damai
Di Aotearoa
 

5. Biarkan keistimewaannya ditanggung,
Biarkan kebenaran dan kejujuran menang
Di antara umat Tuhan
Biarkan tidak pernah malu,
Melainkan, biarlah namanya diketahui
Dengan demikian menjadi panutan untuk ditiru
Aotearoa

Makna dari "tiga bintang Pasifik"

sunting

Terdapat beberapa diskusi, tanpa penjelasan resmi, mengenai makna dari "tiga bintang Pasifik" ("Pacific's triple star"). Penjelasan secara tidak resmi berupa perkiraan bahwa makna tersebut adalah ketiga pulau terbesar di Selandia Baru (Pulau Utara, Pulau Selatan, dan Pulau Stewart),[3] hingga penjelasan bahwa makna tersebut adalah tiga bintang pada bendera Te Kooti (pemimpin politik dan keagamaan orang Māori pada abad ke-19).[14]

Catatan

sunting
  1. ^ Ketika tim dayung Selandia Baru memenangkan medali emas di olimpiade Munchen, para pemusik memainkan lagu "God Defend New Zealand" daripada "God Save the Queen". Karena pada saat itu lagu tersebut belum menjadi lagu kebangsaan, hal tersebut melanggar peraturan Olimpiade, dan belum ada penjelasan yang jelas mengapa hal itu terjadi.[8] Tim Selandia Baru yang bediri di atas podium kemenangan dengan tangis yang haru menjadi salah satu momen olahraga yang paling mengesankan bagi Selandia Baru.[9]

Referensi

sunting
  1. ^ God Defend New Zealand Diarsipkan 2022-12-14 di Wayback Machine. di Te Ara - the Encyclopedia of New Zeland.
  2. ^ a b National Anthems of New Zealand Diarsipkan 2023-07-31 di Wayback Machine. di Te Ara - the Encyclopedia of New Zealand, ditulis oleh Nancy Swarbick.
  3. ^ a b c d e f g History of God Defend New Zealand Diarsipkan 2012-10-20 di Wayback Machine. oleh Ministry of Culture and Heritage.
  4. ^ Broughton, W.S (22 Juni 2007). "Bracken, Thomas 1843 – 1898 Diarsipkan 2023-08-06 di Wayback Machine.". Dictionary of New Zealand Biography. Ministry for Culture and Heritage. Diakses 9 November 2010.
  5. ^ "John Joseph Woods - composer | Ministry for Culture and Heritage". mch.govt.nz (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-29. Diakses tanggal 2018-07-02. 
  6. ^ a b c "National anthems". teara.govt.nz (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-10-18. Diakses tanggal 2018-07-02. 
  7. ^ "God Defend New Zealand/Aotearoa | Ministry for Culture and Heritage". mch.govt.nz (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-04-25. Diakses tanggal 2018-07-02. 
  8. ^ Swarbrick, Nancy (June 2012). "National anthems – New Zealand's anthems". Te Ara – The Encyclopedia of New Zealand. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-10-18. Diakses tanggal 18 October 2017. 
  9. ^ "New Zealand's Greatest Olympians – Number 7: The 1972 rowing eight". The New Zealand Herald (dalam bahasa Inggris). 30 July 2016. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-07-20. Diakses tanggal 7 September 2017. 
  10. ^ a b "Hear Our Voices, We Entreat: The extraordinary story of New Zealand's national anthem by Max Cryer". 2015-05-17. Archived from the original on 2015-05-17. Diakses tanggal 2018-07-02. 
  11. ^ a b "Announcement of the adoption of national anthems for New Zealand Diarsipkan 2023-04-09 di Wayback Machine." (PDF). Supplement to the New Zealand Gazette of Thursday, 17 November 1977. 21 November 1977. Diakses 15 Agustus 2015.
  12. ^ "New Zealand's national anthems | NZHistory, New Zealand history online". nzhistory.govt.nz (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-06-13. Diakses tanggal 2018-07-02. 
  13. ^ a b "Protocols | Ministry for Culture and Heritage". mch.govt.nz (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-10-21. Diakses tanggal 2018-07-02. 
  14. ^ "NZ Folk Song * E Ihowa Atua". folksong.org.nz. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-04-07. Diakses tanggal 2018-07-03.