Tanduk Emas
Tanduk Emas (dalam bahasa Turki: Haliç, dalam bahasa Yunani: Chrysoceras atau Χρυσοκερας, dalam Bahasa Inggris: Golden Horn) ialah muara pemisah kota Istanbul.
Dengan Laut Marmara, Tanduk Emas membentuk semenanjung dengan pelabuhan alam yang dalam. Asalnya tempat ini menjadi koloni Yunani kuno sebagai kota Byzantium. Kekaisaran Bizantium memiliki Markas Besar Aangkatan Lautnya di sini, dan tembok dibangun sepanjang garis pantai buat melindungi kota ini (yang kemudian dinamai lagi Konstantinopel) dari serangan laut. Di jalan masuk Tanduk ada garis besar dari batang kayu yang membatasi bersama dengan rantai) menarik melintasii Konstantinopel ke benteng Galata di sisi utara, mencegah masuk kapal tak berizin.
Ada 2 kali saat rantai yang melintasi Tanduk diputuskan atau dielakkan. Pada tahun 1204, selama Perang Salib IV, kapal-kapal Venesia sanggup memutuskan rantai ini dengan alat pelantak. Pada 1453, Sultan Türkiye Utsmani Mehmed II menggandeng kapalnya melintasi Galata ke muara setelah meminyaki batang-batang kayu. Satu-satunya cara yang belum pernah dilakukan seorang pun sebelum dia. Setelah jatuhnya Konstantinopel di bawah Sultan Mehmed II, warga negara Yunani, Gereja Ortodoks Yunani, orang-orang Yahudi, pedagang Italia, dan orang-orang non-Muslim lainnya mulai tinggal di sepanjang Tanduk di Distrik Phanar (Fanar) dan Balat. Kini Tanduk Emas didiami di kedua sisinya, dan ada taman sepanjang masing-masing pantai. Majelis Perdagangan Istanbul juga berlokasi sepanjang pantai, sebagaimana pemakaman Muslim. Jembatan Galata, dibangun pada 1836, menghubungkan Istanbul Kuno dengan distrik Galata dan Pera (Beyoglu). 2 jembatan lainnya, Jembatan Atatürk dan Jembatan Haliç, berlokasi di atas Tanduk. Sampai 1980-an Tanduk Emas merupakan tanah tempat pembuangan limbah industri, tetapi sejak setelah dibersihkan merupakan daya tarik wisata yang terkenal di Istanbul.