Gudang Mesiu Kesultanan Siak
Gudang Mesiu Kesultanan Siak adalah cagar budaya peninggalan Kesultanan Siak yang terletak sekitar 100 meter dari Istana Siak Sri Indrapura. Gudang ini merupakan tempat penyimpanan mesiu dan persenjataan. Gudang ini dibangun pada 6 Oktober 1890 pada masa Sultan Syarif Hasyim Abdul Jalil Syafiuddin (1889-1908).[1][2]
Lokasi gudang mesiu ini berada di sebelah utara Makam Koto Tinggi atau sekitar 350 meter dari Istana Siak Sri Indrapura, Kp. Dalam, Siak, Kabupaten Siak, Riau. Bangunan ini telah ditetapkan sebagai cagar budaya dengan No. SK: 722/HK/KPTS/2017.[3]
Deskripsi bangunan
suntingBangunannya berdenah empat persegi dengan luas 27,44 m² dan berdiri di atas lahan seluas 156 m. Secara umum, gudang ini berbentuk dengan bangunan yang sama dengan gudang-gudang mesiu yang tersebar di Indonesia. Bentuknya berupa bangunan berbentuk persegi panjang berukuran 13 x 12 m, dengan dinding tebal dari susunan bata dilapisi atau plester kapur. Bagian atap terbuat dari coran berbentuk limas. Tinggi bangunan 3 m dan tebalnya 25 cm.[4]
Di samping bangunan, terdapat sebuah jendela berjerusi besi dengan bentuk persegi panjang, Langit-langit dan atapnya terbuat dari semen beton. Atap gudang bagian depan berbentuk setengah lingkaran, sedangkan bagian belakang bertingkat tiga. Di antara atap bawah dan atas dibatasi oleh dinding dengan lubang angin di keempat sisinya. Atap tingkat dua dan tiga seperti kubah dan di puncaknya makin ke atas makin mengecil.[5]
Bangunan dikelilingi oleh tembok setinggi 1,65 cm dan tebalnya 20 cm. Pintu gerbang terletak lurus di depan pintu bangunan. Pintu hanya satu buah berukuran Iebar 60 cm berbentuk lengkung pada bagian atasnya.[5]
Sejarah
suntingGudang Mesiu Kesultanan Siak dibangun pada 6 Oktober 1890 pada masa Sultan Syarif Hasyim Abdul Jalil Saifuddin yang merupakan Sultan ke-XI Kesultanan Siak Sri Indrapura. Fungsi bangunan ini dahulunya adalah sebagai tempat untuk menyimpan peluru-peluru meriam atau gudang perlengkapan dan persenjataan perang Kesultanan Siak.[5]
Pada tahun 1982/1983 telah dilaksanakan pemugaran Gudang Mesiu oleh Proyek Pemugaran dan Pemeliharaan Peninggalan Sejarah dan Purbakala Riau.[5]
Bangunan di sekitar
suntingLetak gudang mesiu ini tergolong dijadikan satu kelompok zona inti cagar budaya di Siak Sri Indrapura. Satu zona dengan sejumlah objek cagar budaya lain seperti Balai Kerapatan Tinggi, Makam Sultan Syarif II, Masjid Raya Syahabuddin, Istana Siak Sri Indrapura, Jembatan Istana Siak, dan Makam Koto Tinggi. Selain karena letaknya yang berdekatan, beberapa bangunan cagar budaya tersebut memiliki hubungan sejarah yang sama yaitu merupakan kompleks Istana Siak Sri Indrapura yang dulunya merupakan tempat Sultan Siak melaksanakan aktivitas pemerintahan kerajaan.[6][7]
Referensi
sunting- ^ "Mengenal Gudang Mesiu di Siak". Riau Pos. 15 November 2023. Diakses tanggal 11 Januari 2024.
- ^ "Gedung Mesiu (GUDANG MESIU)". Jemari. Diakses tanggal 11 Januari 2024.
- ^ "Cagar Budaya". referensi.data.kemdikbud.go.id. Diakses tanggal 2024-01-11.
- ^ Supriyanto, Yayan (2022-08-23). "Penampakan Gudang Peluru Zaman Dulu, Bertulis Arab Jadi Kekuatan Indonesia Libas Belanda - Indozone Travel". Penampakan Gudang Peluru Zaman Dulu, Bertulis Arab Jadi Kekuatan Indonesia Libas Belanda - Indozone Travel. Diakses tanggal 2024-01-11.
- ^ a b c d Anom, I. G. N.; Sugiyanti, Sri; Hasibuan, Hadniwati (1996-01-01). Hasil Pemugaran dan Temuan Benda Cagar Budaya PJP I. Direktorat Jenderal Kebudayaan.
- ^ NUGROHO, RONY ARIYANTO (2020-02-09). "Sepenggal Sudut Kota Siak". kompas.id. Diakses tanggal 2024-01-11.
- ^ Tarigan, Dra Nismawati (2009-01-01). Bibliografi Beranotasi : Hasil Penelitian Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Tanjungpinang. Direktorat Jenderal Kebudayaan.