Hīkoi mō te Tiriti
Hīkoi mō te Tiriti (bahasa Indonesia: Pawai Perjanjian) adalah salah satu hikoi atau pawai terbesar yang terjadi dalam sejarah Selandia Baru[1] untuk menentang rancangan undang-undang kontroversial yang secara drastis dapat mengubah cara penafsiran Perjanjian Waitangi, yaitu perjanjian yang dibentuk antara Inggris dan suku Maori, yang kemudian menjadi dasar pembentukan negara Selandia Baru.[2] Puluhan ribu warga Selandia Baru turun ke jalan dengan berjalan kaki, naik mobil atau menunggang kuda untuk mendukung demonstrasi di jalan raya, membanjiri pusat kota dengan warna merah, putih dan hitam Tino Rangatiratang, bendera nasional Maori yang telah menjadi simbol kedaulatan Maori.[1]