Halusinasi Palsu adalah halusinasi yang terjadi akan tetapi disadari akan ketidakbenarannya, sehingga halusinasi ini sebenarnya bukan halusinasi, akan tetapi tetap dalam kondisi sadar.[1] Dalam hal ini ada pengamatan dari hal-hal yang tidak memberi rangsang obyektif, akan tetapi orang yang mengalami pengamatan ini menyadari bahwa rangsang-rangsang tersebut tidak ada.[1] Keadaan ini biasanya disebabkan oleh bius/ Narkotika.[1] Narkotika yaitu zat atau obat yang bersifat alkolid dan glikosida dan zat ini berasal dari tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, sehingga ketika manusia mengkonsumsi ini, maka akan terjadi halusinasi palsu dalam dirinya.[2] Narkotikan ini sifatnya membius penggunanya, dalam hal ini bius ini dapat mengurangi rasa sakit dan dikendalikan dari saraf otak.[2] sifat ini pasrah tanpa bisa berbuat sesuatu hal apapun, dan juga tanpa mempedulikan sekitarnya, bahkan ketika mengkonsumsi obat yang membuat halusinasi pengguna obat ini bisa melukai dirinya sendiri dan merasa tidak ada yang sakit dalam dirinya ketika melukai tubuhnya.[2] Pengunaan dan sifat obat ini sangat berbahaya bagi tubuh manusia, ketika manusia mengkonsumsi obat ini, akan memiliki halusinasi palsu, sehingga pengguna merasakan bahwa Ia sadar melakukannya atau melukai diri sendiri, akan tetapi pengguna obat itu tidak mengalami kesakitan.[2] Hal tersebut dapat menyebabkan penyakit lainnya yang menular dan sifat kecanduan ketika menggunakan obat ini juga akan berpengaruh pada kinerjanya sebagai anggota masyarakat (sosial).[2]

Rujukan

sunting
  1. ^ a b c Van Hoeve. Ensiklopedia Indonesia, Jilid 7. Jakarta: Ichtiar Baru. hlm. 1213. 
  2. ^ a b c d e "narkotika dan Psikotropika". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-06-18. Diakses tanggal 18 Juni 2014.