Handroanthus
Handroanthus adalah sebuah genus tumbuhan berbunga dalam keluarga Bignoniaceae.[1] Di dalamnya terdiri dari 30 spesies pohon yang dikenal di Amerika Latin dengan nama umum poui, pau d'arco, atau ipê (kadang disebut epay atau hanya ipe (tanpa aksen) dalam bahasa Inggris). Spesies berkayu besar terkadang disebut lapacho atau guayacan, namun nama tersebut lebih tepat diterapkan pada spesies Handroanthus lapacho dan Handroanthus guayacan.
Handroanthus | |
---|---|
Hadroanthus serratifolius | |
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | Plantae |
Klad: | Tracheophyta |
Klad: | Angiospermae |
Klad: | Eudikotil |
Klad: | Asterid |
Ordo: | Lamiales |
Famili: | Bignoniaceae |
Klad: | Crescentiina |
Klad: | Aliansi Tabebuia |
Genus: | Handroanthus J. R. Mattos |
Spesies tipe | |
Handroanthus albus (Chamisso) J. R. Mattos
| |
Spesies | |
Lihat teks |
Namanya didirikan pada tahun 1970,[2] tetapi tidak diterima secara umum. Pada tahun 1992, spesiesnya dimasukkan ke dalam genus Tabebuia dalam revisi terbaru dari genus tersebut.[3] Namanya digunakan kembali pada tahun 2007 ketika perbandingan Pengurutan DNA dengan metode kladistika, menunjukkan bahwa Tabebuia yang kemudian dibatasi tidak monofili.[4][5]
Genus ini berasal dari Amerika Tengah hingga Argentina bagian utara, Paraguay, dan Chili, dengan satu spesies yakni Handroanthus billbergii yang berasal dari Amerika Selatan bagian utara dan Antillen. Anggotanya sering dibudidayakan jauh dari habitat asalnya sebagai pohon hias, karena bunganya yang besar dan mencolok. Mereka dengan mudah dinaturalisasi ketika menjadi spesies pendatang karena benihnya diproduksi secara subur dan tersebar luas oleh angin.[6] Beberapa spesies merupakan pohon kayu penting di daerah tropis Amerika.[7] Penggunaan sebagai obat telah dilaporkan, namun kemanjuran dan efek sampingnya belum diteliti dengan baik.
Sejarah Taksonomi
suntingGenus ini didirikan oleh Joáo Rodrigues de Mattos pada tahun 1970,[8] yang dinamai untuk seorang ahli botani Brazil, Oswaldo Handro. Sedangkan kata Anthus berasal dari kata Yunani untuk "bunga".[butuh rujukan]
Kebanyakan ahli botani saat itu tidak setuju dengan pemisahan Handroanthus dari genus Tabebuia. Alwyn Howard Gentry sangat keberatan dan memperingatkan agar tidak "menyerah pada perpecahan yang tidak beralasan".[9]
Pada tahun 1992, Gentry menerbitkan perlakuan taksonomi lengkap terhadap Tabebuia, di mana ia mendeskripsikan 99 spesies dan satu hibrida untuk genus tersebut.[3] Terdiri dari 67 spesies dan satu hibrida yang tersisa di Tabebuia, dua spesies dipindahkan ke genus Roseodendron, dan 30 spesies kini ditempatkan di genus ini. Gentry membagi Tabebuia menjadi 10 kelompok spesies. Handroanthus, seperti yang saat ini dibatasi terdiri dari kelompok Gentry 3, 4, dan 5. Gentry percaya bahwa kelompok 5 adalah alami, sedangkan kelompok 3 dan 4 adalah buatan, yang ditujukan hanya untuk tujuan memudahkan identifikasi.
Pada tahun 2007, sebuah penelitian filogenetika molekuler menyimpulkan bahwa Tabebuia terdiri dari tiga klad yang sangat didukung, tidak ada satu pun yang merupakan takson saudara dari salah satu klad lainnya.[4] Jadi Tabebuia terbukti polifili. Salah satu klad ini terdiri dari dua spesies yang membentuk genus Roseodendron. Yang lain memuat jenis spesies Tabebuia, dan akibatnya tetap mempertahankan nama itu. Nama Handroanthus digunakan kembali untuk klad ketiga, yang berisi spesies tipenya yakni Handroanthus albus.[5]
Genus ini adalah saudara dari klad yang terdiri dari genus Spirotecoma, Parmentiera, Crescentia, dan Amphitecna. Sudah lama ditempatkan pada tribus Tecomeae, namun tribus tersebut telah berkurang drastis menjadi hanya 11 atau 12 genus dan tidak lagi termasuk Handroanthus. Handroanthus adalah salah satu dari 12 hingga 14 genus yang membentuk kelompok, yang secara informal dikenal dengan sebutan "aliansi Tabebuia".[10] Kelompok ini belum dimasukkan ke dalam peringkat taksonomi apa pun, begitu pula Crescentiina, kelompok terkecil yang menjadi anggotanya.
Analisis kladistika terhadap data DNA sangat mendukung Handroanthus, tetapi pengambilan sampel taksa dan DNA belum cukup untuk mendukung hubungan apa pun dalam genus tersebut.
Deskripsi Fisik
suntingUraian berikut disarikan dari karya tulis ilmiah yang membangkitkan genus ini pada tahun 2007.[5]
- Pohon atau terkadang Perdu.
- Kayu sangat padat. Kayu terasnya berbeda dengan kayu gubal, berwarna coklat zaitun sampai hitam, lapakolnya terdapat dalam jumlah banyak.
- Daun palmate (3)5-9_foliat.
- Anak daun dengan berbagai jenis trikoma serta sisik lepidote.
- Bunga majemuk dengan percabangan dikotomis.
- Kelopak bunganya coriaceous, campanulate, 5 dentate, pubescent.
- Mahkota bunga berbentuk tabung, kuning atau magenta dengan tenggorokan kuning.
- Benang sari bersifat didynamous; thecae divaricate; Staminode berkurang. *Bakal buah berbentuk kerucut hingga linier, bilokular.
- Bakal biji dalam 2 sampai 10 seri di setiap lokula.
- Buah berbentuk kapsul pecah-pecah memanjang.
- Bijinya tipis dengan 2 sayap. Sayap tipis dan berbatas tegas dari badan biji.
Genus ini dibedakan dari Tabebuia dengan beberapa karakter fenotipe morfologi. Kayunya termasuk yang paling keras dan terberat yang diketahui. Kayu terasnya berbeda dengan kayu gubal dan mengandung lapakol dalam jumlah besar. Handroanthus memiliki sisik lepidote yang sama dengan Tabebuia, tetapi juga memiliki jenis rambut yang berbeda-beda. Kelopaknya 5-dentate dan berbentuk campanulate hingga berbentuk kupular. Mahkotanya berwarna kuning, kecuali pada empat spesies yang berwarna magenta dengan tenggorokan berwarna kuning. Tabebuia hanya memiliki dua spesies berbunga kuning yakni Tabebuia aurea dan Tabebuia nodosa. Buah Handroanthus jarang gundul seperti buah Tabebuia, biasanya berkisar dari sedikit puber hingga padat tomentosa.
Kegunaan
suntingHandroanthus banyak digunakan sebagai pohon hias di daerah tropis di taman lanskap, alun-alun, dan jalan raya karena bunganya yang mengesankan dan berwarna-warni. Banyaknya bunga yang muncul pada batang yang masih tak berdaun pada akhir musim kemarau, membuat tampilan bunga semakin mencolok. Handroanthus impetiginosus, Handroanthus chrysotrichus, dan Handroanthus ochraceus terkenal di seluruh daerah tropis.[6] Handroanthus chrysanthus, Handroanthus guayacan, Handroanthus serratifolius, Handroanthus umbellatus, dan Handroanthus vellosoi juga diperbanyak di daerah beriklim hangat.[11]
Handroanthus heptaphyllus, Handroanthus serratifolius, Handroanthus guayacan, Handroanthus chrysanthus, dan Handroanthus billbergii adalah pohon kayu penting di wilayah neotropis.[7] Kayu Handroanthus billbergii bernilai untuk ukiran.[1] Masyarakat adat Amazon membuat busur berburu dari kayu, yang merupakan sumber pau d'arco ("tongkat busur").[12]
Sebagian besar lumber dari Handroanthus diekspor. Kayunya tahan lama di luar ruangan, biasanya digunakan untuk furnitur dan membuat geladak. Bahan ini semakin populer sebagai bahan penghiasan karena ketahanan dan daya tahannya terhadap serangga. Handroanthus dan Guaiacum (Zygophyllaceae) yang tidak berkerabat menghasilkan kayu yang paling keras, terberat, dan paling tahan lama di daerah tropis Amerika.[7] Pohon mati dari Handroanthus guayacan tetap berdiri setelah mati akibat banjir di habitatnya selama pembangunan Terusan Panama.[1]
Kayu Handroanthus mempunyai harga yang mahal. Kayu spesies lain terkadang dijual secara curang sebagai Handroanthus. Pada tahun 2007, kayu ipê bersertifikasi FSC telah tersedia di pasaran, meskipun sertifikatnya kadang-kadang dipalsukan.[13]
Sebagian besar ipê yang diimpor ke Amerika digunakan untuk penghiasan. Dimulai pada akhir tahun 1960-an, perusahaan pengimpor menargetkan proyek jalan papan untuk menjual ipê, dimulai dengan Departemen Taman dan Rekreasi Kota New York, yang memelihara jalan papan kota, termasuk di sepanjang pantai Pulau Coney. Hingga akhirnya kota ini mulai menggunakan ipê, dan sejak itu mengubah seluruh jalan papan yang panjangnya lebih dari 16 km dengan ipê. Ipê bertahan sekitar 25 tahun, dan pada 1994 departemen mulai menggantinya dengan ipê baru. La Sultana, kapal pesiar yang didesain ulang dari kapal mata-mata Soviet, dilengkapi dengan dek ipê selama restorasi.[14] Pada tahun 2008-2009, Wildwood, New Jersey, membangun kembali sebagian jalan papannya menggunakan ipê. Kota tersebut telah berjanji untuk menggunakan Robinia pseudoacacia, namun tidak tersedia tepat waktu.[15]
Karena pohon ipê biasanya tumbuh dengan kepadatan hanya satu atau dua pohon per 0,40 hektar, kawasan hutan yang luas harus digeledah dan ditebang untuk membuat jalur pemanenan pohon guna memenuhi pesanan untuk jalan kayu, dan geladak rumah.
Kulit beberapa spesiesnya dijual di pasar Amerika Selatan. Kulit kayu yang tampak serupa sering kali disalahartikan sebagai Handroanthus. Kulitnya digunakan dalam berbagai cara untuk meringankan gejala tertentu dari kanker tertentu.[7] Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa kulitnya dapat mencegah atau memperlambat perkembangan penyakit, seperti yang sering diklaim.
Kulit batangnya dikeringkan, diparut, lalu direbus hingga menghasilkan teh berwarna kecoklatan yang pahit atau terasa asam. Teh dari pepagan Handroanthus impetiginosus dikenal sebagai pau d'arco, lapacho, atau taheebo.[16]
Handroanthus ochraceus (sinonim: Tabebuia heteropoda), Handroanthus incanus, dan spesies lain terkadang digunakan sebagai bahan tambahan pangan pada minuman enteogen Ayahuasca.[17]
Ekologi
suntingNektar bunganya merupakan sumber makanan penting bagi beberapa spesies lebah dan burung kolibri.[18] Mycosphaerella tabebuiae, yakni Ascomycota patogen tanaman pertama kali ditemukan pada pohon Handroanthus, yang pada waktu itu dikenal sebagai Tabebuia. Taksonomi Mycosphaerella berada dalam banyak kebingungan dan pengenalan nama ini dipertanyakan.[butuh rujukan]
Simbolisme
suntingKarena popularitasnya, Handroanthus sering dijadikan simbol atau lambang negara berdaulat atau pembagian administratif lainnya. Perbedaan antara bunga nasional dan pohon nasional terkadang tidak sepenuhnya jelas. Gentry (1992) memberikan informasi berikut tanpa membedakannya:[7]
- Brasil - Handroanthus serratifolius
- Ekuador - Handroanthus chrysanthus
- Paraguay - Handroanthus heptaphyllus
- Venezuela - Handroanthus billbergii
- Handroanthus albus (Chamisso) J.R. Mattos
- Handroanthus billbergii (Bureau & K.M. Schumann) S. Grose
- Handroanthus chrysanthus (Jacquin) S. Grose
- Handroanthus chrysotrichus (Martius ex A.P. de Candolle) J.R. Mattos – Tabebuya
- Handroanthus guayacan (Seemann) S. Grose
- Handroanthus heptaphyllus (Vellozo) J.R. Mattos
- Handroanthus impetiginosus (Martius ex A.P. de Candolle) J.R. Mattos
- Handroanthus incanus (A.H. Gentry) S. Grose
- Handroanthus lapacho (K.M. Schumann) S. Grose
- Handroanthus ochraceus (Chamisso) J.R. Mattos
- Handroanthus serratifolius (Vahl) S.O. Grose
- Handroanthus subtilis (Sprague & Sandwith) S. Grose
- Handroanthus umbellatus (Sonder) J.R. Mattos
- Handroanthus vellosoi (Toledo) J.R. Mattos
Referensi
sunting- ^ a b c David J. Mabberley. 2008. Mabberley's Plant-Book third edition (2008). Cambridge University Press: UK. ISBN 978-0-521-82071-4
- ^ Handroanthus in International Plant Names Index. (see External links below).
- ^ a b Alwyn H. Gentry. 1992. "Bignoniaceae: Part II (Tribe Tecomeae)". Flora Neotropica Monograph 25(part 2):1-150.
- ^ a b Susan O. Grose and Richard G. Olmstead. 2007. "Evolution of a Charismatic Neotropical Clade: Molecular Phylogeny of Tabebuia s.l., Crescentieae, and Allied Genera (Bignoniaceae)". Systematic Botany 32(3):650-659.
- ^ a b c Susan O. Grose and Richard G. Olmstead. 2007. "Taxonomic Revisions in the Polyphyletic Genus Tabebuia s.l. (Bignoniaceae)". Systematic Botany 32(3):660-670.
- ^ a b George W. Staples and Derral R. Herbst. 2005. "A Tropical Garden Flora" Bishop Museum Press: Honolulu, HI, USA. ISBN 978-1-58178-039-0
- ^ a b c d e Alwyn H. Gentry. 1992. "A Synopsis of Bignoniaceae Ethnobotany and Economic Botany". Annals of the Missouri Botanical Garden 79(1):53-64.
- ^ Joáo Rodrigues de Mattos. 1970. "Handroanthus, Um novo gênero para os "ipês" do Brasil". Loefgrenia 50: 1-4.
- ^ Alwyn H. Gentry. 1972. "Handroanthus (Bignoniaceae): A critique". Taxon 21(1):113-114.
- ^ Richard G. Olmstead, Michelle L. Zjhra, Lúcia G. Lohmann, Susan O. Grose, and Andrew J. Eckert. 2009. "A molecular phylogeny and classification of Bignoniaceae". American Journal of Botany 96(9): 1731–1743. DOI:10.3732/ajb.0900004
- ^ Anthony Huxley, Mark Griffiths, and Margot Levy (1992). The New Royal Horticultural Society Dictionary of Gardening. The Macmillan Press, Limited: London. The Stockton Press: New York. ISBN 978-0-333-47494-5 (set).
- ^ M. Costanza von der Pahlen (1986). "Chapter 7. Pau d'arco (Tabebuia spp.)". Dalam Patricia Shanley; Alan R. Pierce; Sarah A. Laird; Abraham Guillan. Tapping the Green Market: Certification and Management of Non-timber Forest Products. London: Earthscan Publications. hlm. 85. ISBN 9781853838712. Diakses tanggal 12 April 2012.
- ^ FSC Watch: SmartWood misled US local authority over FSC timber. Posted 2007-AUG-22. Retrieved 2008-JAN-27.
- ^ La Sultana Superyacht: The Spy Ship You Can Sunbathe On. Billionaire. 14 September 2015. Tara Loader Wilkinson. 24 December 2015.
- ^ "Wildwood Opts for Ipe Wood Over Black Locust in Boardwalk Construction". Cape May County Herald. March 17, 2009. Diakses tanggal 2009-03-17.
- ^ "Ancient Tea History".
- ^ Jonathan Ott. 1995. In: Ayahuasca Analogues: Pangaean Entheogens.
- ^ Luciana Baza Mendonça; Luiz dos Anjos (2005). "Beija-flores (Aves, Trochilidae) e seus recursos florais em uma área urbana do Sul do Brasil" [Hummingbirds (Aves, Trochilidae) and their flowers in an urban area of southern Brazil] (PDF). Revista Brasileira de Zoologia (dalam bahasa Portugis). 22 (1): 51–59. doi:10.1590/S0101-81752005000100007 .
- ^ "The Plant List". Diakses tanggal 3 June 2014.