Hang Nadim
Hang Nadim atau yang kerap dikenali dengan nama kehormatannya, yakni Laksamana Hang Nadim Pahlawan Kechik (terj. har. 'Laksamana Hang Nadim Pahlawan Kecil') merupakan seorang tokoh laki-laki berketurunan Bugis terkemuka dalam sejarah klasik Indonesia, yang utamanya dikenali di kalangan masyarakat etnis Melayu Riau di wilayah Kepulauan Riau (serta dikenali juga oleh masyarakat Melayu Singapura dalam skala yang lebih luas).
Laksamana Hang Nadim Pahlawan Kechik | |
---|---|
Lahir | Majapahit (Pulau Bintan) |
Meninggal | Majapahit (Pulau Bintan) |
Tempat pemakaman | Mausoleum Hang Nadim[1] Berlokasi di desa Busung, kecamatan Seri Kuala Lobam (di Bintan)[2] 1°01′29″N 104°20′05″E / 1.0248°N 104.3348°E |
Kebangsaan | Nusantara (beretnis Melayu) |
Kewarganegaraan | Nusantara |
Zaman | Abad ke-15 M |
Suami/istri | Tun Emas Jiwa Putri[3] |
Orang tua |
|
Penghargaan | Pahlawan Nasional Indonesia |
Kehidupan awal dan latar belakang
suntingHang Nadim lahir dari seorang ibu bangsawan Bugis bernama Dang Wangi,[a] dan ayah Melayu keturunan Bugis (ayah Hang Nadim masih diperdebatkan karena ayahnya dibunuh ketika dia masih kecil, namun ada gagasan teori mengatakan bahwa ia berkemungkinan merupakan seorang anak/anak angkat dari Hang Jebat dikarenakan korelasi Melayu berketurunan Bugis), ia dilahirkan di sebuah desa (mungkin sama dengan tempat pemakamannya di desa Busung) di Pulau Bintan.[4]
Dilihat dari namanya, Hang Nadim kemungkinan besar adalah seorang Muslim (penganut agama Islam) karena namanya ialah "Nadim" yang merupakan nama umum bagi kalangan Muslim yang diambil dari bahasa Arab; نديم yang mana secara harfiah berarti "pendamping", "orang kepercayaan", atau "teman" (pada terjemahan literal aslinya, sebenarnya memiliki arti "penuang anggur").[5]
Hang Nadim menikah dengan Tun Emas Jiwa Putri (seorang tokoh perempuan keturunan Jawa) pada awal abad ke-16 di suatu daerah yang tidak jauh dari tempat asalnya (kemungkinan menikah di Batam atau Temasek).[3]
Jasa
sunting- Melindungi Bintan dari serangan penjajah Portugis, terjadi di Teluk Bintan pada tahun 1526.[1]
- Melindungi Singapura dari serangan penjajah terjadi di daerah pesisir selatan Singapura (tidak jelas penjajah yang mana, akan tetapi penjajah ini kerap dikenali secara kiasan oleh orang Singapura setempat sebagai 'ikan pedang'; mungkin karena kedatangan mereka datang dari laut sehingga disamakan dengan ikan, dan pedang adalah senjata utama penjajah tersebut).[6]
Kematian dan penguburan
suntingSedikit informasi mengenai penyebab kematian Hang Nadim; namun diduga karena usia telah sepuh, dan Hang Nadim dimakamkan di tempat kelahirannya di Pulau Bintan tepatnya di Desa Busung, Kecamatan Seri Kuala Lobam, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau.[2] Tempat pemakamannya dikenal secara lokal sebagai Makam Laksamana Hang Nadim[1] (atau juga Mausoleum Hang Nadim) dengan koordinat lokasi 1°01′29″N 104°20′05″E / 1.0248°N 104.3348°E; tempat ini kerap dianggap keramat yang mana orang biasa melakukan ziarah.
Setiap tahunnya, pada tanggal 27 Sya’ban (bulan ke-8 dalam penanggalan Islam), sebuah tradisi biasanya diadakan di makam Hang Nadim oleh umat Islam masyarakat Melayu Bintan sebagai bentuk penghormatan atau penghargaan atas jasa-jasa kepahlawanannya yang dapat diteladani oleh orang Melayu Bintan atau Melayu Riau pada umumnya (dan lebih luas lagi termasuk Melayu Singapura dan Melayu Malaysia).[2] Ditinjau dari kebiasaan masyarakat Indonesia terkait kematian secara umum, kemungkinan tanggal 27 Sya’ban tersebut adalah merupakan tanggal kematiannya.
Dinamakan sesuai tokoh ini
suntingIndonesia
sunting- Bandar Udara Internasional Hang Nadim – sebuah bandara internasional di Batam (dibangun tahun 1974)
- Hang Nadim Malay School – sebuah pesantren di Batam
- Jalan Hang Nadim – ada di berbagai daerah
Singapura
sunting- Jalan Hang Nadim – ada di berbagai daerah
Malaysia
sunting- Jalan Hang Nadim – ada di berbagai daerah
References
sunting- ^ a b c Sanopaka, Endri (2022). Bandar Seri Bentan: Sebuah Sejarah Pemerintahan Kabupaten Bintan [Bandar Seri Bentan: A History of Bintan Regencial Government]. CV Jejak. ISBN 978-623-338-708-8.
- ^ a b c "Atraksi Ziarah Makam Laksmana Hang Nadim" [Admiral Hang Nadim's Tomb Pilgrimage Attraction]. Ministry of Tourism and Creative Economy. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-11-16.
Makam pahlawan Melayu Laksmana Hang Nadim terletak di Desa Busung [The grave of the Malay hero, Laksmana Hang Nadim is located in Busung Village]
- ^ a b Syamsuddin, B. M. (1996). Cerita Rakyat dari Batam: Seri Pendidikan Budaya [Folklore from Batam: Cultural Education Series]. Grasindo.
- ^ Haji, Raja Ali. Salasilah Melayu dan Bugis [Genealogy of Malay and Bugis].
- ^ Team, Almaany. "تعريف و شرح و معنى نديم بالعربي في معاجم اللغة العربية معجم المعاني الجامع، المعجم الوسيط ،اللغة العربية المعاصر ،الرائد ،لسان العرب ،القاموس المحيط - معجم عربي عربي صفحة 1" [Definition, explanation and meaning of Nadim in Arabic]. www.almaany.com (dalam bahasa Arab). Diakses tanggal 2022-03-24.
- ^ Lim, Charlotte (2005). Attack of the Swordfish and Other Singapore Tales (dalam bahasa Inggris). Singapore: National Heritage Board of Singapore. ISBN 9810532156.
Notes
sunting- ^ Dang adalah gelar kehormatan bangsawan Bugis (bangsawan etnis Bugis yang berasal dari Sulawesi Selatan), jadi nama sebenarnya hanyalah 'Wangi'