Harajuku

kota di Jepang

Harajuku (原宿) adalah sebutan populer untuk kawasan di sekitar Stasiun JR Harajuku, Distrik Shibuya, Tokyo. Kawasan ini terkenal sebagai tempat anak-anak muda berkumpul dengan menggunakan pakaian yang nyentrik dan mencolok. Lokasinya mencakup sekitar Kuil Meiji, Taman Yoyogi, pusat perbelanjaan Jalan Takeshita (Takeshita-dōri), department store Laforet, dan Gimnasium Nasional Yoyogi. Harajuku bukan sebutan resmi untuk nama tempat, dan tidak dicantumkan sewaktu menulis alamat.

Suasana di Harajuku

Sekitar tahun 1980-an, Harajuku merupakan tempat berkembangnya subkultur Takenoko-zoku. Sampai hari ini, kelompok anak muda berpakaian aneh bisa dijumpai di kawasan Harajuku. Selain itu, anak-anak sekolah dari berbagai pelosok di Jepang sering memasukkan Harajuku sebagai tujuan studi wisata sewaktu berkunjung ke Tokyo.

Sebetulnya sebutan "Harajuku" hanya digunakan untuk kawasan di sebelah utara Omotesando. Onden adalah nama kawasan di sebelah selatan Omotesando, namun nama tersebut tidak populer dan ikut disebut Harajuku.

Sejarah sunting

 
"Kincir air di Onden" (dari 36 Pemandangan Gunung Fuji karya Hokusai)

Sebelum zaman Edo, Harajuku merupakan salah satu kota penginapan (juku) bagi orang yang bepergian melalui rute Jalan Utama Kamakura. Tokugawa Ieyasu menghadiahkan penguasaan Harajuku kepada ninja dari Provinsi Iga yang membantunya melarikan diri dari Sakai setelah terjadi Insiden Honnōji.

Di zaman Edo, kelompok ninja dari Iga mendirikan markas di Harajuku untuk melindungi kota Edo karena letaknya yang strategis di bagian selatan Jalan Utama Kōshū. Selain ninja, samurai kelas Bakushin juga memilih untuk bertempat tinggal di Harajuku. Petani menanam padi di daerah tepi Sungai Shibuya, dan menggunakan kincir air untuk menggiling padi atau membuat tepung.

Di zaman Meiji, Harajuku dibangun sebagai kawasan penting yang menghubungkan kota Tokyo dengan wilayah sekelilingnya. Pada tahun 1906, Stasiun JR Harajuku dibuka sebagai bagian dari perluasan jalur kereta api Yamanote. Setelah itu, Omotesando (jalan utama ke kuil) dibangun pada tahun 1919 setelah Kuil Meiji didirikan.

Setelah dibukanya berbagai department store pada tahun 1970-an, Harajuku menjadi pusat busana. Kawasan ini menjadi terkenal di seluruh Jepang setelah diliput majalah fesyen seperti Anan dan non-no. Pada waktu itu, kelompok gadis-gadis yang disebut Annon-zoku sering dijumpai berjalan-jalan di kawasan Harajuku. Gaya busana mereka meniru busana yang dikenakan model majalah Anan dan non-no.

Sekitar tahun 1980-an, Jalan Takeshita menjadi ramai karena orang ingin melihat Takenoko-zoku yang berdandan aneh dan menari di jalanan. Setelah ditetapkan sebagai kawasan khusus pejalan kaki, Harajuku menjadi tempat berkumpul favorit anak-anak muda. Setelah Harajuku makin ramai, butik yang menjual barang dari merek-merek terkenal mulai bermunculan di Omotesando sekitar tahun 1990-an.

Harajuku Fashion Style sunting

- Cosplay

Cosplay atau "Costume Play" merupakan gaya berpakaian yang menggunakan konsep berpakaian karakter dari anime, game, band atau manga. mereka tidak hanya menerapkan gaya berpakaian saja, tapi juga sifat dari karakter tersebut.

- Lolita

Lolita menampilkan gaya sederhana yang diadopsi dari mode Era Victoria dimana mereka menggunakan gaya khas rok selutut berbentuk cupcake dan menggunakan stoking bewarna hitam atau putih dan memberikan kesan yang sensual. akan tetapi ada juga yang menggunakan rok panjang dengan korset dan hiasan kepala.

- Punk

gaya punk menampilkan gaya pemberontakan yang terinspirasi dari Era Punk Rock. dengan rambut skinhead dan tindikan di lidah.

- Gyaru

di Harajuku juga terdapat kelompok perempuan yang menggunakan gaya Gyaru, mereka menggunakan fashion dengan tampilan kekanak-kanankan yang bisa dibilang terlalu berlebihan. sering dilihat sebagai karikatur khas remaja amerika. rambut yang dicat dan riasan yang berwarna-warni merupakan konsep inti dari model fashion ini.

- Ganguro

Gaya Ganguro (secara kasar diterjemahkan sebagai "wajah hitam") membawa gaya girly-glam gyaru ke tingkat yang baru. Anda bisa membedakan seorang gadis ganguro dari warna cokelat buatannya yang dalam, rambutnya diwarnai oranye, pirang atau perak, dan mata bergaris hitam yang dikelilingi oleh perona mata putih. Penampilan ini sering kali dilengkapi dengan perhiasan dan stiker wajah, bulu mata palsu, sepatu platform, dan pakaian berwarna cerah.

-Yamanba / Manba

gaya yamanba dan manba membawa ganguro ke tingkat yang lebih ekstrim. Warna cokelat jauh lebih gelap, sering kali cokelat; riasannya bahkan lebih radikal, hampir seperti badut; warna rambut biasanya neon, sering kali dengan rambut gimbal. Nama gaya ini, secara mengejutkan, berasal dari "Yama-uba", tas gunung dari cerita rakyat Jepang.

-Visual Kei

Visual kei ("gaya visual") dicirikan dengan penggunaan kostum yang norak, rambut dan riasan yang flamboyan, serta tampilan androgini. Awalnya sebuah gerakan dalam kancah musik Jepang, gayanya diadopsi oleh penggemar yang meniru idola mereka, menjadikannya dalam beberapa hal sebagai bentuk cosplay.