Hari Raya Pondok Daun
Hari Raya Pondok Daun (bahasa Ibrani: סוכות or סֻכּוֹת, sukkōt) atau perayaan Tabernakel adalah sebuah Hari Raya Yahudi; merupakan perayaan pengucapan syukur bagi Israel atas hasil panen yang dirayakan selama tujuh hari pada bulan purnama di antara bulan September dan Oktober.[1] Tepatnya, hari raya ini dilaksanakan pada 15 Tishri menurut Kalender Yahudi).[2] Perayaan ini disebut dengan "Sukkot" dalam bahasa Ibraninya karena aspek utama dari festival ini adalah sebuah pondok (sukkah).[2] Perayaan ini adalah salah satu dari 3 hari raya peziarahan bagi orang Yahudi, selain Shavuot dan Pesakh.[3] Pada masa perayaan ini, umat Yahudi berziarah ke Bait ELHYM di Yerusalem sambil membawa persembahan.[3]
Setiap keluarga Yahudi membangun sebuah pondok berdinding tiga dan memiliki atap yang terbuat dari ranting palem dan dedaunan.[1] Pondok-pondok tersebut disiapkan untuk menyambut tujuh tamu mistis, yaitu Abraham, Ishak, Yakub, Musa, Harun, Yusuf, dan Daud yang dipercaya akan datang ke pondok yang dibuat itu selama festival tersebut berlangsung.[1]
Kaum Samaria memiliki cara yang sedikit berbeda dalam merayakan hari raya ini. Mereka membangun sukkah di dalam rumah mereka.[4] Selain itu, sukkah yang mereka bangun tidak memiliki dinding, melainkan hanya atap tempat menggantung buah-buahan.[4]
Pemaknaan Hari Raya Pondok Daun
suntingDi dalam Tanach, festival ini dimaknai sebagai festival panen utama bangsa Yahudi (Keluaran 23:16) dan (Ulangan 16:13-17), festival utama Bait ELHYM (Bilangan 29:12-40), dan sebagai pengingat bagi bangsa Israel mengenai pengembaraan yang mereka lakukan di padang pasir ketika keluar dari tanah Mesir (Imamat 23:33-44).[5][6][7] Pada masa pengembaraan, umat Israel tinggal dalam pondok-pondok sementara, yang pada perayaan ini direpresentasikan dengan sebuah pondok.[6][7] Dalam konsep sebagai festival panen, perayaan ini menandakan berakhirnya musim panen.[6] Para petani datang ke Yerusalem bersama keluarganya untuk bersyukur atas hasil panen yang mereka terima.[6] Selama masa pergi ke Yerusalem ini mereka tinggal di dalam pondok tersebut.[6]
Pada masa Bait ELHYM masih berdiri, perayaan ini dilanjutkan dengan "Festival Mengambil Air" (Simhat Bet ha-Sho'evah).[8] Lalu, dilaksanakan penuangan air ke atas altar sebagai sebuah permohonan akan datangnya hujan.[8]
Persiapan dan Pelaksanaan Hari Raya Pondok Daun
suntingSebelum festival ini dirayakan, setiap keluarga Yahudi menyiapkan sebuah pondok sementara yang terdiri atas tiga dinding dan beratapkan ranting-ranting.[9] Mereka juga membawa empat jenis tanaman, yakni buah limau, ranting-ranting pohon dedalu (willow), daun palem, dan cabang pohon myrtle untuk diberkati di dalam sukkah tersebut.[9] Keempat jenis tanaman ini diasosiasikan dengan air yang mengalir dan datangnya hujan yang memberikan kehidupan.[10]
Sukkah yang dibuat perlu memenuhi beberapa kriteria berikut:
- Berdinding 3 dan tahan terhadap angin yang cukup kencang.[9]
- Atapnya dibuat terakhir dan dibuat oleh bahan-bahan yang berasal dari tanaman.[9]
- Bagian atapnya tidak boleh terlalu rapat sehingga orang yang ada di dalamnya masih bisa melihat bintang.[11]
Pemberkatan dilakukan di dalam Sinagoge dengan membawa sebuah ikatan yang terdiri dari buah limau, ranting pohon Willow, daun palem, dan cabang pohon myrtle yang sama dengan yang mereka persiapkan untuk diberkati di dalam sukkah.[10] Ikatan tersebut dilambai-lambaikan sambil berdoa untuk memastikan keramahan mereka memengaruhi kehidupan mereka.[10] Selain itu, diangkat pula doa-doa untuk turunnya hujan sebagai berkat bagi seluruh makhluk yang ada di bumi.[10]
Selama hari raya ini berlangsung, umat Yahudi diharuskan untuk makan bersama di dalam sukkah tersebut dan menghabiskan sepanjang hari mereka di dalamnya,[2] namun dalam masyarakat Yahudi modern, umumnya mereka hanya melaksanakan ritual makan bersama saja dan tidak menghabiskan seluruh waktu mereka di dalam sukkah tersebut.[3] Apabila hujan besar turun, mereka diperbolehkan untuk tidak melakukan ritual makan di dalam sukkah ini.[3] Para keluarga Yahudi juga diajak untuk berkumpul dengan sanak saudara dan teman-teman mereka dan merayakan hari raya ini bersama-sama.[3]
Referensi
sunting- ^ a b c (Indonesia) Rasid Rachman.2005.Hari Raya Liturgi. Jakarta:PT BPK Gunung Mulia. Hlm.22
- ^ a b c (Inggris)R.J. Zwi Werblowsky dan Geoffry Wigoder.1997.The Oxford Dictionary of The Jewish Religion.New York:Oxford University Press.hlm 659-660.
- ^ a b c d e (Inggris) George Robinson. 2000.Essential Judaism: a complete guide to beliefs, customs and rituals. New York:Pocket Books.
- ^ a b (Inggris)Reinhard Pummer.1987.The Samaritans.Belanda:E.J.Brill. hlm 23.
- ^ (Inggris) Haakan Ulfgard.1998.The Story of SukkotJerman:Mohr Siebeck.
- ^ a b c d e (Inggris)Richard D. Bank.2002.The Everything Judaism Book: A Complete Primer to The Jewish. U.S.A: Adams Media. hlm 121-123.
- ^ a b (Inggris)Morris Epstein.1970.All About Jewish Holidays and Customs.U.S.A:KTV Publishing House.hlm 28.
- ^ a b (Inggris)Geoffrey Wigoder.1989.The Encyclopedia of Judaism.New York:MacMillan Publishing Company. hlm 671-677.
- ^ a b c d (Inggris)Ann Morrill.2009.Thanksgiving and Other Harvest Festivals.China:print Matters, Inc.. hlm 21-23.
- ^ a b c d (Inggris)Jacob Heusner, Alan J. Avery-Peck, William Scott Green.1999.The Encyclopedia of Judaism.New York:The Continuum Publishing Company.hlm 46-47.
- ^ Ronald H. Isaacs.2006.Questions Christians: ask the rabbi.New Jersey: KTAV Publishing House. hlm 67.