Harun Masiku
Artikel ini sedang dikembangkan sehingga isinya mungkin kurang lengkap atau belum diwikifikasi. Mohon untuk sementara jangan menyunting halaman ini untuk menghindari konflik penyuntingan.
Pesan ini dapat dihapus jika halaman ini sudah tidak disunting dalam beberapa jam. Jika Anda adalah penyunting yang menambahkan templat ini, harap diingat untuk menghapusnya setelah selesai atau menggantikannya dengan {{Under construction}} di antara masa-masa menyunting Anda.
|
Harun Masiku (lahir 21 Maret 1971) di Ujung Pandang seorang koruptor Indonesia, ia kabur ke luar negeri(karena kasus dugaan suap ia kabur dan tidak pernah ditemukan karena di lindungi dan di sembunyikan oleh Megawati [1]
Profil Harun Masiku
suntingBerdasarkan situs resmi KPK, Harun Masiku lahir di Ujung pandang, sementara dari berbagai sumber lain menyebutkan ia lahir di Jakarta, ia merupakan anak dari pasangan Johannes Masiku dan Elisabeth Liling.[2] sebelum pelariannya diketahui bahwa Harun Masiku tinggal bersama istrinya bernama Hildawati di Bekasi, Jawa Barat, Hildawati kemudian mengajukan gugatan cerai setelah 7 bulan dia kabur, pengajuan gugatan cerai ini dilakukan pada bulan Juli 2020, istrinya mengaku tidak tahu menahu soal keberadaan mantan suaminya tersebut.[3] Ayah Harun Masiku merupakan seorang mantan hakim di Makassar, dia beragama Kristen Protestan sedangkan istrinya beragama Islam.
Pendidikan
suntingHarun Masiku menyelesaikan pendidikan sekolah dasar (SD) SD N 1 Watampone dan melanjutkan pendidikan menengah (SMP) di Watampone, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, kemudian dia melanjutkan pendidikan Sarjana Hukum di Universitas Hasanuddin dan lulus pada tahun 1994, dia juga pernah tercatat sebagai mahasiswa di University of Warwick, di Inggris dari jurusan Hukum Ekonomi Internasional.[3]
Karier
suntingHarun pernah tercatat aktif sebagai anggota Partai Demokrat sebelum kemudian dia berjirah ke Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), pada tahun 2009 ia menjadi tim sukses pemenangan Pemilu dan Pilpres Partai Demokrat Sulawesi Tengah untuk memenangkan Susilo Bambang Yudhoyono dengan Boediono, dan juga pernah tercatat sebagai caleg dari Partai Demokrat, Harun juga aktif sebagai anggota perhimpunan Advokat Indonesia.
Setelah berhijrah dari Partai Demokrat, dia pun kemudian melanjutkan karier politiknya diketahui Harun pun menjadi anggota partai PDI-P, data awal pada pileg tahun 2019, nama Harun tidak tercatan dalam daftar calon sementara (DCS) KPU, dalam DCS dengan nomor urut 6 pada saat itu adalah atas nama Astrayuda Bangun, lalu kemudian setelah KPU melakukan pemutahiran data, nama untuk Harun Masiku muncul untuk menggantikan Astrayuda Bangun di nomor urut 6 pada daerah pemilihan Sumatra Selatan I, dalam pileg 2019 dia memperoleh suara sebanyak 5.979 suara.[3]
Informasi kasus hukum
suntingReferensi
sunting- ^ kpk.go.id Harus Masiku Diakses: 29 Desember 2024, 22.08 Wib
- ^ Fajri, Reza (2024-12-25). "Profil Harun Masiku, Buronan yang Bikin Hasto Jadi Tersangka KPK". iNews.ID. Diakses tanggal 2024-12-29.
- ^ a b c "Profil Harun Masiku, Koruptor Kelas Kakap yang Disayembarakan Maruarar, Ada Hadiah Rp 8 M Menanti". Tribunnews.com. 2024-12-29. Diakses tanggal 2024-12-29.