Hazqiyal (bahasa Arab: حزقيال), disebut Yehezkiel (Ibrani: יְחֶזְקֵאל Yĕḥezqēʾl) dalam Yahudi dan Kristen, adalah tokoh dalam agama samawi. Dia adalah seorang nabi Bani Israil yang hidup di masa akhir Kerajaan Yehuda dan pengasingan bangsa Yahudi ke Babilonia. Meski namanya tidak disebutkan dalam Al-Qur'an, para ulama Muslim memasukkannya ke dalam daftar para nabi. Sebagian pendapat menyatakan bahwa dia adalah sosok Dzulkifli yang disebutkan dalam Al-Qur'an.

Hazqiyal
حزقيالיְחֶזְקֵאל
Makam Hazqiyal 'alaihis-salam di Iraq
MeninggalBabilon
MakamQabr Dzu'l Kifl, Iraq
Tempat tinggal
Gelar

Etimologi

sunting

Berdasarkan kaidah bahasa Arab yang mirip dengan bahasa Aram, kata Hazqiyal (Ezekiel/Yehezkiel) dibentuk dari kata akar ZK-EL. Kata ZK berasal dari Zakka (Thohir) yang berarti suci, dan EL adalah Allah. Maka arti dari Hazqiyal adalah "Allah menyucikannya" dari dosa-dosa. Sedangkan menurut en.wikipedia, Hazqiyal memiliki arti 'Allah akan memperkuat' (dari חזק, ḥazaq, [ħaˈzaq], harfiah 'untuk mengikat atas,' kiasan 'kuat', dan Al secara harfiah adalah 'Allah', dan sebagainya kiasan 'Maha Kuasa').

Alkitab menyebutkan bahwa setelah Sulaiman mangkat, takhta Kerajaan Israel diwariskan kepada Rehabeam. Namun suku-suku Bani Israil di sisi utara menolak kepemimpinan Rehabeam dan memilih Yerobeam bin Nebat dari suku Efraim bin Yusuf sebagai raja mereka. Kerajaan Bani Israil di sisi utara ini adalah Kerajaan Israel, tapi kerap disebut Kerajaan Utara atau Kerajaan Samaria untuk membedakan dengan Kerajaan Israel lama yang wilayahnya mencakup keseluruhan wilayah suku-suku Bani Israil. Suku Yehuda dan Benyamin tetap setia pada Rehabeam dan keturunannya dan kerajaan mereka adalah Kerajaan Yehuda.[1] Beberapa nabi yang tinggal dan berdakwah di Kerajaan Samaria antara lain Ilyas dan Ilyasa.

Kerajaan Samaria hancur pada tahun 720-an SM setelah ditaklukkan Asyur. Sebagian Bani Israil yang hidup di Samaria diasingkan ke Babilonia, sebagiannya tetap bertahan, sebagiannya mengungsi ke Kerajaan Yehuda.

Hazqiyal diperkirakan lahir sekitar tahun 622 SM atau seabad setelah jatuhnya Kerajaan Samaria, yakni saat Kerajaan Yehuda dipimpin oleh Yosia[2] dan beberapa tahun setelahnya mulainya kenabian Armiya (Yeremia).[3] Silsilahnya adalah Hazqiyal bin Busi.[4]

Wabah menimpa Bani Israil

sunting

Saat itu ada sebuah wabah yang menimpa bani Israil, membuat kaum itu meninggal karena wabah itu dan musnah. Hazqiyal sedang berjalan dan melihat kaum yang musnah itu, Tuhan pun menunjukkan kebesarannya. Tuhan pun menyusun kembali tulang mereka dan dibalut kembali dengan kulit dan daging.




Rujukan

sunting
  1. ^ 1 Raja–raja 12: 1–24
  2. ^ Terry J. Betts (2005). Ezekiel the Priest: A Custodian of Tôrâ. Peter Lang. hlm. 51. ISBN 978-0-8204-7425-0. 
  3. ^ Longman, T., Jeremiah, Lamentations, Hendrickson Publishers, 2008, hlm. 6
  4. ^ Yehezkiel 1: 3

Pranala luar

sunting