Hidayatullah dari Ternate
Artikel ini memiliki beberapa masalah. Tolong bantu memperbaikinya atau diskusikan masalah-masalah ini di halaman pembicaraannya. (Pelajari bagaimana dan kapan saat yang tepat untuk menghapus templat pesan ini)
|
artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia. |
Sultan Hidayatullah atau Dayalu (Jawi: هداية الله, c. 1515 – Desember 1536), penguasa Ternate ke-20 adalah putera Sultan Bayanullah (periode 1500-1522) dari permaisurinya Sultana Nukila, puteri Sultan Almansur (periode 1512-1526) dari Tidore.
Hidayatullah (Dayal) | |
---|---|
Sultan Ternate | |
Berkuasa | 1529–1533 |
Pendahulu | Boheyat |
Penerus | Tabariji |
Kelahiran | c. 1515 |
Kematian | Desember 1536 (umur 21) Tidore |
Ayah | Bayan Sirrullah |
Ibu | Putri Tidore |
Agama | Sunni Islam |
Tokoh pertama yang memiliki peran dalam perlawanan masyarakat Ternate terhadap bangsa Portugis adalah Sultan Dayalu. Dikutip dari buku Sundakala karya Ayatrohaedi (2017), Sultan Dayalu merupakan pewaris takhta yang naik pada saat krisis politik sedang terjadi di Kerajaan Ternate.[1]
Pangeran Dayalu masih sangat belia ketika ayahnya yang mangkat, usianya baru enam tahun hingga pemerintahan dipegang bersama oleh ibunya janda Sultan Bayanullah, Sultana Nukila dan pamannya Pangeran Taruwese selama beberapa tahun.
Adanya dualisme kepemimpinan di Ternate dilihat Portugis sebagai peluang untuk mulai menancapkan pengaruhnya di Maluku. Kedua Wali ini diadu domba oleh Portugis.
Tahun 1526 ayah Sultana Nukila, Sultan Almansur dari Tidore mangkat dan meninggalkan tahta yang lowong, satu-satunya pewaris yang berhak adalah cucunya yakni putera mahkota Ternate Dayalu yang barui saja dinobatkan menjadi Sultan Ternate, Sultana Nukila menginginkan tahta Ternate dan Tidore dipersatukan di bawah puteranya itu tetapi Portugis tentu saja tidak senang atas maksud ini karena penyatuan Ternate dan Tidore akan semakin menyulitkan mereka dalam upaya menguasai Maluku. Maka Gubernur Portugis membujuk Wali Raja Taruwese untuk menentang usul tersebut dan menjanjikan dukungan atas tuntutannya atas tahta Ternate.
Perang saudara di Ternate pecah antara pihak Sultan Dayalu yang didukung Tidore dan Pangeran Taruwese yang didukung Portugis. Sultan Dayalu tewas dan Pangeran Teruwese muncul sebagai pemenang namun tak lama kemudian ia pun tewas dalam pemberontakan tanggal 31 Oktober 1529.
Didahului oleh: Bayanullah |
Sultan Ternate 1522-1529 |
Diteruskan oleh: Abu Hayat II |
- ^ Sundakala, Ayatrohaedi