Hidrometalurgi

metode memperoleh logam dari sumbernya

Hidrometalurgi adalah metode memperoleh logam dari sumbernya (metalurgi ekstraktif) dengan melibatkan reaksi-reaksi kimia dalam larutan berair.[1][2] Biasanya metode ini dibagi menjadi tiga tahap: pelindian, pemekatan, dan pengambilan. Pelindian (leaching atau lixiviasi) adalah pelarutan sumber logam ke dalam larutan berair, dapat digunakan dengan pereaksi (misalnya asam atau basa) yang selektif melarutkan logam yang diingankan dan meninggalkan pengotor.[3][4] Selanjutnya dilakukan pemekatan atau pemurnian terhadap larutan tersebut, untuk meningkatkan konsentrasi terlarut logam yang diinginkan, serta menghilangkan pengotor.[1] Tahap terakhir adalah pengambilan (recovery) logam yang diinginkan dari larutan menjadi bentuk yang dapat dijual (misalnya padatan). Biasanya hal ini dilakukan dengan elektrolisis atau pengendapan.[5]

Ekstraksi logam

Dalam proses ekstraksi logam, ada satu atau lebih dari tiga tipe metalurgi berikut yang digunakan:

  • Pirometalurgi,yaitu proses yang menggunakan panas,
  • Elektrometalurgi, yaitu proses yang menggunakan langkah elektrokimia, dan
  • Hidrometalurgi, yaitu proses yang bergantung pada larutan kimia logam.

Secara umum, proses ekstraksi dan pemanfaatan logam dimulai dengan penambangan dan pengolahan mineral.

Keuntungan dan kekurangan hidrometalurgi sunting

Keuntungan hidrometalurgi sunting

  • Hidrometalurgi saat ini digunakan untuk membuat lebih dari 70 elemen logam, dan melibatkan pemisahan selektif dalam daur ulang baterai, yang menghasilkan ekstraksi garam. Setelah desorpsi ion yang teradsorpsi, pertukaran ion mengarah pada berbagai prosedur pemisahan dan pemulihan logam pada konsentrasi rendah.
  • Hidrometalurgi mampu mengekstraksi bijih yang rumit dan bermutu rendah.
  • Hidrometalurgi memiliki biaya investasi yang rendah.
  • Hidrometalurgi jauh lebih ramah lingkungan.
  • Kontrol yang lebih besar terhadap setiap tahapan proses akan menghasilkan perolehan produk sampingan yang berharga. Penanganan material juga disederhanakan.
  • Metode hidrometalurgi menghilangkan kebutuhan akan kokas, zat pereduksi yang semakin mahal.
  • Limbah cair dari proses pemulihan terakhir dapat didaur ulang.

Kekurangan hidrometalurgi sunting

  • Hidrometalurgi menggunakan air dalam jumlah besar sehingga mempunyai potensi kontaminasi yang lebih besar.
  • Terdapat kesulitan dalam pemisahan padat-cair;
  • masalah pengotor mungkin timbul selama proses pemurnian selama hidrometalurgi.
  • Diperlukan lebih banyak waktu untuk pemulihan logam yang tinggi.

Keuntungan hidrometalurgi dibandingkan pirometalurgi sunting

  • Pemrosesan pada suhu rendah, biaya penanganan produk pelindian yang rendah, dan kemampuan untuk mengolah bijih bermutu rendah dalam hidrometalurgi menjadikan pelindian lebih unggul daripada peleburan suhu tinggi.
  • Sulfida dibakar dalam peleburan pirometalurgi tradisional, melepaskan gas SO2 ke atmosfer. Dibandingkan dengan pirometalurgi, hidrometalurgi hanya melepaskan sebagian kecil gas ke atmosfer.
  • Hidrometalurgi lebih ramah lingkungan dibandingkan pirometalurgi.
  • Hidrometalurgi cocok untuk bijih yang ramping dan rumit. Dengan semakin menipisnya sumber daya bijih yang kaya, proses pirometalurgi tradisional untuk ekstraksi logam menjadi semakin menantang dalam banyak hal.
  • Proses hidrometalurgi dapat dimulai dalam skala sederhana dan skalanya ditingkatkan sesuai kebutuhan. Karena kebutuhan akan proses yang ekonomis, proses pirometalurgi biasanya harus direncanakan sebagai operasi skala besar.

Lihat pula sunting

Referensi sunting

  1. ^ a b Brent Hiskey "Metallurgy, Survey" in Kirk-Othmer Encyclopedia of Chemical Technology, 2000, Wiley-VCH, Weinheim. doi:10.1002/0471238961.1921182208091911.a01
  2. ^ F. Habashi "Recent Trends in Extractive Metallurgy" Journal of Mining and Metallurgy, Section B: Metallurgy 2009, Volume 45, pp. 1- 13. DOI:10.2298/JMMB0901001H
  3. ^ Um, Namil (July 2017). Hydrometallurgical recovery process of rare earth elements from waste: main application of acid leaching with devised diagram. INTECH. hlm. 41–60. ISBN 978-953-51-3402-2. 
  4. ^ Peter A. Tasker, Christine C. Tong, Arjan N. Westra "Co-extraction of cations and anions in base metal recovery" Coordination Chemistry Reviews 2007, vol. 251, pp. 1868–1877. DOI:10.1016/j.ccr.2007.03.014
  5. ^ James W. Patterson (5 July 1987). Metals Speciation Separation and Recovery. CRC Press. hlm. 77. ISBN 978-0-87371-034-3.