Hikmah (majalah)
Hikmah adalah majalah mingguan berbahasa Indonesia yang terbit pertama kali pada 1948. Kantor redaksinya beralamat di Jakarta. Percetakannya juga dilakukan di Jakarta oleh Jajasan Hikmah yang dipimpin oleh Mohammad Natsir, politikus Partai Masyumi. Pemimpin redaksi majalah ini adalah Sidi Muhammad Sjaaf dengan anggota di antaranya Z. A. Ahmad, Abdurrahman Baswedan, Hamka, Nawawy Dusky, dan Adnan Sjamni.[1]
Penerbit | Jajasan Hikmah |
---|---|
Pendiri | Sidi Muhammad Sjaaf |
Terbitan pertama | 1948 |
Negara | Indonesia |
Berpusat di | Jakarta |
Bahasa | Bahasa Indonesia |
Majalah ini memuat berita aktual dalam negeri. Hikmah juga punya kolom "Negeri Islam", semacam reportase bersambung mengenai kekayaan tersembunyi di pelbagai negeri Islam. Selain itu, terdapat rubrik "Kebudayaan" yang menurunkan esai dari sastrawan Islam tentang isu seputar hubungan Islam dan budaya.[1]
Hikmah juga memiliki rubrik yang diberi nama "Asia Tenggara" yang pada dasawarsa 1950-an kerap memberitakan perkembangan komunisme di Asia Tenggara. Redaksi maalah ini menganggap komunisme sebagai ancaman serius bagi Indonesia.[1]
Menurut buku Seabad Pers Kebangsaan, 1907–2007, komunisme tampaknya menjadi musuh berat Hikmah. Majalah ini menurunkan berita seputar komunisme. Tak hanya gerakannya di dunia, tetapi terutama sekali usaha pendalaman ideologi ini secara ilmiah sehingga bisa didapatkan serum penangkisnya. Tampaknya, Hikmah sudah melihat ancaman komunisme di Indonesia pada masa depan.[1]
Pada tahun 1960, Partai Masyumi dibubarkan oleh Presiden Soekarno. Tokohnya, yang juga pimpinan Hikmah, dijebloskan ke dalam penjara akibat atas tuduhan mendukung Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI). Posisi pemimpin segera diambil alih oleh Nawawi Dusky. Namun, majalah ini tidak cukup kuat bertahan sehingga akhirnya berhenti terbit.[1]
Referensi
suntingDaftar Pustaka
sunting- Rahzen, Taufik; Hartanto, Agung Dwi (2007). Seabad Pers Kebangsaan: Bahasa Bangsa, Tanahair Bangsa. Jakarta: Boekoe. ISBN 978-979-1436-02-1.