Hr. Ms. Karel Doorman

HNLMS Karel Doorman (R81) (bahasa Belanda: Hr.Ms. Karel Doorman (R81)) adalah sebuah kapal induk kelas Colossus milik Angkatan Laut Kerajaan Belanda. Sebelumnya kapal induk ini adalah kapal Britania Raya, HMS Venerable, sebelum kapal ini dijual ke Belanda pada tahun 1948 sebagai kapal induk serang ringan. Pada tahun 1960, kapal induk ini terlibat dalam konflik dekolonisasi di Nugini Barat dengan Indonesia. Pada pertengahan tahun 1960-an, perannya diubah menjadi kapal induk anti-kapal selam dan hanya mengangkut pesawat anti-kapal selam dan helikopter. Kebakaran di ruang mesin membuat kapal induk ini berhenti beroperasi pada tahun 1968. Kapal ini dijual ke Argentina pada tahun 1969 dan berganti nama menjadi ARA Veinticinco de Mayo.

HNLMS Karel Doorman (R81)
Sejarah
Britania Raya
Nama HMS Venerable (R-63)
Dipesan 7 Agustus 1942
Pembangun Cammell Laird
Pasang lunas 3 Desember 1942
Diluncurkan 30 Desember 1943
Mulai berlayar 27 November 1944
Dipensiunkan April 1947
Identifikasi Nomor lambung R63
Nasib Dijual ke Belanda, 1 April 1948
Sejarah
Belanda
Nama HNLMS Karel Doorman (R-81)
Asal nama Karel Doorman
Diperoleh 1 April 1948
Mulai berlayar 28 Mei 1948
Dipensiunkan 29 April 1968
Diperbarui 1955-1958, 1965-1966
Identifikasi Nomor lambung R81
Nasib Dijual ke Argentina, 15 Oktober 1968
Sejarah
Argentina
Nama ARA Veinticinco de Mayo (V-2)
Asal nama Tanggal Revolusi Mei
Diperoleh 15 Oktober 1968
Mulai berlayar 12 Maret 1969
Dipensiunkan 1997
Tidak beroperasi Tidak beroperasi per tahun 1990
Diperbarui 1969
Pelabuhan daftar Pangkalan Puerto Belgrano
Identifikasi Nomor lambung V-2
Nasib Menyediakan suku cadang untuk Minas Gerais dan sisanya dibesituakan pada tahun 2000
Ciri-ciri umum
Kelas dan jenis Kapal induk kelas Colossus
Berat benaman 19.900
Panjang 192 m (630 ft)
Lebar 244 m (801 ft)
Daya muat 75 m (246 ft)
Tenaga 40.000 shp (30 MW)
Pendorong
  • 4 × pendidih drum Admiralty 3
  • 2 × turbin uap beroda gigi Parsons
  • 2 × baling-baling berporos
Kecepatan 25 knot (46 km/jam)
Awak kapal 1.300 orang
Senjata
Pesawat yang
diangkut
sekitar 12 pesawat

Pelayaran

sunting
 
Karel Doorman berlayar ke AS dan Antillen pada tahun 1959

Karel Doorman, fregat Johan Maurits van Nassau, dan kapal penjelajah ringan Jacob van Heemskerck melakukan pelayaran ke Antillen Belanda pada tanggal 2 Januari 1950. Di atas kapal Karel Doorman juga ikut Pangeran Bernhard. Kapal-kapal tersebut kembali ke Belanda pada tanggal 4 Mei.[1]

Pada tahun 1954, selama pelayaran di Amerika Utara, kapal tersebut mengunjungi Montreal, Quebec, Kanada untuk tampil dalam suatu pertunjukan udara.[2]

Pada awal tahun 1959, kapal tersebut melakukan perjalanan ke Amerika Serikat (Newport, Rhode Island dan Fort Lauderdale, Florida), dan kemudian melanjutkan perjalanannya untuk mengunjungi Antillen lagi.

 
Pesawat diparkir di dek penerbangan Karel Doorman
 
Operasi penerbangan di atas dek Karel Doorman; Hawker Sea Hawk saat mendarat

Pada tahun 1960, selama masa dekolonisasi Belanda dan rencana kemerdekaan Nugini Barat, wilayah yang juga diklaim oleh Indonesia, Karel Doorman berlayar bersama dua kapal perusak dan kapal tanker minyak yang dimodifikasi untuk "menunjukkan kehadiraanya". Untuk menghindari potensi adanya masalah dengan sekutu Indonesia, yakni Mesir di Terusan Suez, ia kemudian berlayar di sekitar Tanduk Afrika. Ia tiba di Fremantle, Australia, tempat di mana serikat pelaut setempat melakukan pemogokan sebagai bentuk simpati terhadap Indonesia; awak kapal menggunakan daya dorong baling-baling pesawat yang dirantai di dek untuk mendorong kapal induk ke dermaga tanpa kapal tunda. Selain wing udaranya, kapal ini mengangkut 12 pesawat tempur Hawker Hunter untuk memperkuat pertahanan pasukan Belanda, pesawat itu kemudian diserahkan saat kapal tiba di Hollandia, Nugini. Karel Doorman juga akan mengunjungi Yokohama, Jepang selama pelayarannya di Asia untuk merayakan ulang tahun ke-350 hubungan diplomatik Jepang-Belanda, tetapi karena protes dari Indonesia dan penduduk setempat, Jepang menarik undangannya.[3]

Setelah dilakukan perbaikan pada tahun 1964, Karel Doorman menghabiskan sisa kariernya dengan melakukan patroli anti-kapal selam untuk NATO di Atlantik utara, tidak lagi membawa pesawat serang atau pesawat tempur sebagai bagian dari wing udara regulernya. Karel Doorman juga secara rutin melakukan berbagai latihan di dekat Skotlandia selama kariernya.

Krisis Nugini Barat

sunting
 
Karel Doorman di laut lepas, 1960

Selama krisis pada tahun 1960, Indonesia mempersiapkan diri untuk aksi militer yang diberi nama Operasi Trikora. Untuk invasi, Angkatan Udara Indonesia (TNI-AU) berharap untuk menenggelamkan kapal induk ini dengan pesawat pengebom angkatan laut Tupolev Tu-16KS-1 Badger yang dipasok oleh Uni Soviet menggunakan rudal anti-kapal AS-1 Kennel / KS-1 Kometa (6 pesawat direncanakan untuk menyerang Karel Doorman). Misi serangan rudal yang diluncurkan oleh pembom ini dibatalkan karena gencatan senjata antara Indonesia dan Belanda; hal ini menyebabkan penarikan pasukan Belanda dan administrasi penjaga perdamaian sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa diikuti dengan penyerahan Nugini Barat ke Indonesia.[4]

Galeri

sunting

Lihat pula

sunting

Pranala luar

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ "Jacob van Heemskerck History". www.netherlandsnavy.nl. Diakses tanggal 2024-10-15. 
  2. ^ "423 Squadron - Chapter 4". web.archive.org. 2008-06-04. Diakses tanggal 2024-10-15. 
  3. ^ TIME (1960-09-19). "THE HIGH SEAS: Flying Dutchman". TIME (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-10-15. 
  4. ^ "Tu-16 Badger: The stealth from the Southern Hemisphere - Rubrik HISTORY". Angkasa Online.