Hubungan Arab Saudi dengan Takhta Suci
Hubungan Takhta Suci–Arab Saudi tidak secara resmi ada, tetapi terdapat beberapa pertemuan tingkat tinggi yang penting antara para pejabat Saudi dan Takhta Suci untuk membahas masalah dan mengatur dialog antara agama.
Arab Saudi |
Takhta Suci |
---|
Sejarah
suntingPada bulan November 2007, Raja Abdullah dari Arab Saudi mengunjungi Vatikan dalam momen bersejarah, yang menandakan berakhirnya dinginnya hubungan antara negara Arab dan para pemimpin Vatikan yang telah berlangsung selama 1.400 tahun.[1]
Proposal telah dibuat untuk membangun gereja di suatu tempat di Arab Saudi, mengutip Pakta Najran kuno yang dibuat oleh Muhammad kepada penduduk Katolik kuno di Arab.
Ada banyak pekerja asing yang mengaku beragama Katolik, dan saat ini, mereka harus melintasi perbatasan ke negara sekitar untuk menemukan gereja yang berafiliasi dengan Gereja Katolik Roma. Diskusi hingga saat ini terfokus pada perlakuan adil terhadap para pekerja asing tersebut. Masalah ini mendapat prioritas tinggi dalam pidato Paus Benediktus XVI di hadapan korps diplomatik pada bulan Januari 2011, di mana Paus mengungkapkan harapan untuk segera terbentuknya hierarki Katolik di dalam kerajaan.[2]
Lihat pula
suntingReferensi
sunting- ^ "Kunjungan bersejarah Saudi ke Vatikan". BBC News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 7 September 2014.
- ^ "Pidato Yang Mulia Paus Benediktus XVI kepada Anggota Korps Diplomatik". Vatican.va. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 Agustus 2014.