Hubungan Rusia dengan Suriah
Hubungan Rusia–Suriah merujuk kepada hubungan bilateral antara Rusia dan Suriah. Rusia memiliki sebuah kedubes di Damaskus dan Suriah memiliki sebuah kedubes di Moskwa. Rusia menikmati hubungan kulit, stabil dan bersahabat sejak dulu dengan Suriah, seperti halnya dengan kebanyakan negara Arab sampai Musim Semi Arab.[1] Satu-satunya angkatan laut Mediterania milik Rusia untuk Armada Laut Hitam-nya terletak di pelabuhan Suriah Tartus.[2]
Rusia |
Suriah |
---|
Hubungan diplomatik antara Uni Soviet dan Suriah didirikan pada Juli 1944, dan sebuah kesepakatan ditandatangani pada Februari 1946 yang memberikan dukungan Soviet atas kemerdekaan Suriah menjelang evakuasi pasukan Prancis pada Februari 1946.[3] Pada 1971, di bawah sebuah kesepakatan dengan Presiden Hafez al-Assad, Uni Soviet diijinkan untuk membuka basis militer angkatan lautnya di Tartus,[4][5] sebuah fasilitas dari bekas republik Soviet yang masih dipakai sampai sekarang. Pada 8 oktober 1980, Suriah dan Uni Soviet menandatangani Traktat Persahabatan dan Kerjasama.[6] Traktat tersebut berlaku selama dua puluh tahun dan memiliki ekstensi lima tahun otomatik, ketimbang salah satu pihak menterminasikan perjanjian tersebut. Ini menyediakan konsultasi reguler pada masalah-masalah kepentingan bilateral dan multilateral, koordinasri dari tanggapan dalam peristiwa krisis dan kerjasama militer.[7] The treaty remains in force to this day.[8] Pada Januari 1992, pemerintah Suriah mengakui Federasi Suriah sebagai penerus sah dari Uni Soviet.
Rusia pada 2011 dan 2012 memakai hak vetonya dalam Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa menentang resolusi-resolusi yang dipromosikan negara-negara Barat dan Arab, untuk menghindari kemungkinan sanksi atau intervensi militer melawan pemerintah Suriah, dan Rusia masih menyuplai sejumlah besar senjata yang Suriah beli sebelumnya.[9] Pada 30 September 2015, Rusia memulai keterlibatan militer pada Perang Saudara Suriah dalam mendukung pemerintah al-Assad, terdiri dari serangan-serangan udara melawan kelompok militan yang menentang pemerintah.[10]
Referensi
sunting- ^ Russia clings on to last outpost in West Asia| Pionner| 3 February 2012
- ^ contribution to ‘What Should the United States Do About Syria?: A TNR Symposium.’| Daniel W. Drezner| tnr.com| 9 February 2012
- ^ Ginat, Rami (Apr 2000). "The Soviet Union and the Syrian Ba'th Regime: From Hesitation to Rapprochement". Middle Eastern Studies. 36 (2): 150–171.
- ^ International New York Times, 3 October 2015.
- ^ Breslauer, George W. (1990). Soviet Strategy in the Middle East. Boston, Massachusetts.
- ^ Lea, David (2001). A Political Chronology of the Middle East. London, United Kingdom: Europa Publications.
- ^ Relations with the Soviet Union
- ^ Syria, USSR Treaty of Friendship, Cooperation Which Remains in Force
- ^ Why Russia is willing to sell arms to Syria By Fred Weir| csmonitor.com| 19 January 2012
- ^ Fred Weir (14 October 2015). "Why isn't Russia singling out ISIS in Syria? Because it never said it would". Christian Science Monitor. Diakses tanggal 17 October 2015.
Bacaan tambahan
sunting- Allison, Roy (2013). "Russia and Syria: Explaining Alignment with a Regime in Crisis". International Affairs. 89 (4): 795–823. doi:10.1111/1468-2346.12046.
Pranala luar
sunting- Misi diplomatik
- (Arab) (Inggris) (Rusia) Kedubes Rusia di Damaskus Diarsipkan 2016-04-03 di Wayback Machine.