Hubungan anjing dan kucing
Kucing dan anjing memiliki berbagai bentuk interaksi.[1] Naluri alami keduanya mengarah pada interaksi yang bertentangan dan bermusuhan. Namun anjing dan kucing dapat memiliki hubungan non-agresif satu sama lain, terutama saat keduanya dilatih untuk tidak saling bermusuhan.
Interaksi agresif dan permusuhan antara anjing dan kucing telah dicatat dalam berbagai bentuk ekspresi kebudayaan manusia. Saat anjing dan kucing dipelihara dan dilatih dengan benar untuk tinggal bersama, mereka cenderung berhubungan baik satu sama lain, terutama ketika pemiliknya merawat mereka dengan baik.
Bentuk hubungan
suntingSinyal dan perilaku yang digunakan kucing dan anjing untuk berkomunikasi sangat berbeda, dan dapat dapat dianggap sebagai sinyal permusuhan, ketakutan, dominasi, persahabatan, atau teritorial yang disalahartikan oleh spesies lain.[2] Anjing memiliki naluri alami untuk mengejar hewan kecil yang melarikan diri, naluri yang juga umum ditemukan pada kucing.[3] Sebagian besar kucing akan lari dari anjing, sementara beberapa kucing mungkin akan melakukan tindakan seperti mendesis, melengkungkan punggung, dan mengusap anjing tersebut.[3] Setelah dicakar kucing, beberapa anjing bisa menjadi takut pada kucing.[4]
Jika dilatih dengan tepat, kucing dan anjing mungkin memiliki hubungan yang tidak bermusuhan.[4] Anjing yang dibesarkan dengan kucing mungkin lebih menyukai kehadiran kucing daripada anjing lain.[5]
Kucing dan anjing yang tinggal bersama dan pernah memiliki interaksi baik dapat menjadi agresif karena rangsangan eksternal, penyakit, atau hanya sekadar bermain-main.[6]
Dampak budaya
suntingDalam bahasa indonesia dikenal pepatah seperti anjing dengan kucing, yang digunakan untuk menggambarkan dua orang yang saling bermusuhan dan tidak bisa didamaikan.
Frasa "berkelahi seperti kucing dan anjing" mencerminkan kecenderungan alami hubungan antara kedua spesies yang cenderung bermusuhan.[7][8][9] Frasa dan pepatah lainnya termasuk "Kucing itu bermartabat tinggi sampai anjing datang" serta "Kucing dan anjing mungkin berciuman, tetapi tidak akan pernah menjadi teman baik."[10]
Terdapat sebuah legenda Rusia yang menjelaskan awal mula permusuhan antara anjing dan kucing. Legenda tersebut menyatakan bahwa iblis telah mengadu domba anjing dan kucing dengan menyatakan bahwa bulu mereka tertukar.[11]
Dalam buku anak-anak Fam Ekman Kattens Skrekk (The Cat's Terror), seekor kucing mengunjungi museum dan menemukan bahwa semua karya seni, seperti Mona Lisa dan Venus de Milo, telah digantikan oleh parodi yang menampilkan anjing. Satu-satunya lukisan yang tidak diubah adalah The Scream hal ini dianggap "melambangkan teror kucing di hadapan begitu banyak anjing."[12]
Serial televisi animasi Amerika CatDog menampilkan petualangan protagonis, CatDog, makhluk yang diubah secara genetik dengan kepala anjing di satu sisi tubuhnya dan kepala kucing di sisi lain. Episode-episode tersebut sering kali menampilkan kucing dan anjing yang cenderung bermusuhan.[13]
Film komedi Cats & Dogs, dirilis pada 2001, dan sekuelnya Cats & Dogs: The Revenge of Kitty Galore, dirilis pada 2010, keduanya memproyeksikan dan memperkuat antipati antara anjing dan kucing menjadi perang habis-habisan antara keduanya. Di film ini kucing ditampilkan sebagai musuh manusia yang luar biasa, sedangkan anjing ditampilkan lebih bersimpati kepada manusia.
Lihat pula
suntingReferensi
sunting- ^ Mikkel Becker (6 May 2012). "Cats and dogs can live together — with some help". Today. Diakses tanggal 25 June 2014.
- ^ Coren, Stanley (2 December 2008). "17 Are Dogs and Cats Incompetable (sic)". The Modern Dog: A Joyful Exploration of How We Live with Dogs Today. Simon and Schuster. hlm. 139–. ISBN 9781416593683. Diakses tanggal 2 November 2014.
- ^ a b Hotchner, Tracie (3 November 2005). The Dog Bible: Everything Your Dog Wants You to Know. Penguin Group US. hlm. 792–. ISBN 9781440623080. Diakses tanggal 23 June 2014.
- ^ a b Johnson-Bennett, Pam (27 November 2007). Starting from Scratch: How to Correct Behavior Problems in Your Adult Cat. Penguin. hlm. 294–. ISBN 9781101201817. Diakses tanggal 3 November 2014.
- ^ Houpt, Katherine A. (25 January 2011). Domestic Animal Behavior for Veterinarians and Animal Scientists. John Wiley & Sons. hlm. 227–. ISBN 9780470958438. Diakses tanggal 22 July 2014.
- ^ Society, Best Friends Animal (19 October 2010). Dog Tips From DogTown: A Relationship Manual for You and Your Dog. National Geographic Society. hlm. 67–. ISBN 9781426206696. Diakses tanggal 22 July 2014.
- ^ Lang, J. Stephen (8 November 2004). 1,001 Things You Always Wanted To Know About Cats. John Wiley & Sons. hlm. 322–. ISBN 9780764573248. Diakses tanggal 23 June 2014.
- ^ Berger, Melvin; Berger, Gilda (1999). Can it rain cats and dogs?: questions and answers about weather. Scholastic Reference. ISBN 9780439146425. Diakses tanggal 22 July 2014.
- ^ Lee, Kaiman (1 January 2003). Cartoon-illustrated Metaphors: Idioms, Proverbs, Cliches, and Slang. Environmental Design & Research Ctr. hlm. 92–. ISBN 9780915250486. Diakses tanggal 22 July 2014.
- ^ Rogers, Katharine M. (1 March 2001). The Cat and the Human Imagination: Feline Images from Bast to Garfield. University of Michigan Press. hlm. 143–. ISBN 9780472087501. Diakses tanggal 22 July 2014.
- ^ Champfleury (1885). The Cat, Past and Present. G. Bell & sons. hlm. 189–. Diakses tanggal 22 July 2014.
- ^ Keyser, Elizabeth Lennox; Pfeiffer, Julie (2001). Children's Literature. Yale University Press. hlm. 186–. ISBN 9780300088915. Diakses tanggal 23 July 2014.
- ^ Brooks, Tim; Marsh, Earle F. (24 June 2009). The Complete Directory to Prime Time Network and Cable TV Shows, 1946-Present. Random House Publishing Group. hlm. 225–. ISBN 9780307483201. Diakses tanggal 23 July 2014.