Husin Nasution
Syekh Haji Husin Nasution (1866-1932) lahir di Huraba Kecamatan Siabu.[1] Pada tahun 1890 naik haji dan belajar di Masjidil Haram selama tujuh tahun.[1] Dalam perjalanan pulang ke Mandailing, Syekh Husin Nasution, ditawari oleh teman seperguruannya ketika kembali dari Makkah untuk berdiam beberapa tahun di Negeri Perak.[1] Mereka aktif membina pondok perguruan Islam di Perak.[1] Mereka berhasil memajukan pondok itu, terbukti dengan banyaknya orang yang belajar di pondok tersebut.[1]
Syekh Haji Husin Nasution | |||||||||||||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Nama dan Gelar | |||||||||||||||||||||||||
Semua Gelar | |||||||||||||||||||||||||
Gelar (Islam) | Syekh Haji | ||||||||||||||||||||||||
Nama | |||||||||||||||||||||||||
Nama | Husin | ||||||||||||||||||||||||
Kelahirannya | |||||||||||||||||||||||||
Tahun lahir (M) | 1866 | ||||||||||||||||||||||||
Agama, Identitas, Kebangsaan | |||||||||||||||||||||||||
Agama: Islam (Muslim) | |||||||||||||||||||||||||
Etnis (Suku bangsa) | |||||||||||||||||||||||||
Marga | Nasution | ||||||||||||||||||||||||
Etnis (Suku bangsa) | Mandailing | ||||||||||||||||||||||||
Kewarganegaraan | |||||||||||||||||||||||||
Kewarganegaraan | Indonesia | ||||||||||||||||||||||||
| |||||||||||||||||||||||||
| |||||||||||||||||||||||||
| |||||||||||||||||||||||||
| |||||||||||||||||||||||||
| |||||||||||||||||||||||||
Panduan Infobox |
Syekh Husin Nasution menikah dengan gadis asli Melayu di Perak, bernama Zainab.[1] Mereka dianugrahi dua orang putera bernama Abdul Malik dan Ahmad Zein.[1] Kaum kereabat Syekh Husin Nasution datang ke Perak untuk mengajaknya kembali ke kampung halaman Huraba.[1] Isterinya tidak bersedia ikut.[1] Setelah bermukim lima tahun di Perak, Syekh Husin Nasution kembali ke Huraba, kemudian menikah dengan gadis sekampungya, Masdaur, yang melahirkan seorang putera dan tiga orang puteri, masing-masing: Asmah, Halimah dan Abdul Jawad Nasution.[1]
Setibanya di Huraba pada tahun 1902, Syekh Husin Nasution mendirikan Pondok Huraba.[1] Muridnya datang dari berbagai penjuru anatar alain: Siabu, Barumun dan Padang Sidimpuan.[1] Setelah mengasuh Pondok Huraba selama 24 tahun.[1] Syekh Husin nasution pindah ke Padangsidimpuan dan mengajar di Masjidil Raya Lamo, di Kantin, Padangsidimpuan.[1] Beberapa orang di anatar muridnya anatar lain: Haji Abdul Wahab, Ratal, Haji Abdul Gani, Haji Kari, Haji Shomad dan Syekh Abdul Manan Siregar.[1]
Catatan akhir
suntingDaftar pustaka
sunting- Harahap, Basyral Hamidi (2017-03-08). "Seri HUT Madina : Mandailing Melahirkan Banyak Ulama Kharismatik (2)". Mandailing Online. Diakses tanggal 2018-05-21.
.