Ida Laura Pfeiffer

(Dialihkan dari Ida laura pfeiffer)

Ida Laura Pfeiffer (14 Oktober 1797, Wina – 27 Oktober 1858, Wina), née Reyer, adalah petualang dan penulis buku perjalanan asal Austria. Ia merupakan salah satu perempuan petualang pertama. Buku-bukunya telah diterjemahkan ke dalam tujuh bahasa. Ia merupakan anggota perkumpulan geografi di Berlin dan Paris, tetapi tidak dapat menjadi anggota Royal Geographical Society di London karena jenis kelaminnya perempuan.

Ida Pfeiffer

Kehidupan awal

sunting

Ia lahir di Wina dari keluarga pedagang kaya bernama Reyer. Saat masih kecil, ia lebih menyukai pakaian laki-laki dan suka berolahraga, aktivitas yang didukung oleh bapaknya. Ia mengenyam pendidikan yang biasanya diberikan untuk laki-laki. Perjalanan panjang pertamanya adalah perjalanan ke Palestina dan Mesir saat ia berusia lima tahun. Ia terkesan dengan pengalaman tersebut. Setelah bapaknya meninggal dunia saat Ida berusia 9 tahun, ibunya tidak setuju dengan cara Ida diasuh dan membujuknya untuk mengenakan pakaian perempuan dan mengikuti les piano. Setelah Napoleon, Kaisar Prancis, menaklukkan Wina tahun 1809, sejumlah tentara Prancis ditempatkan di rumah Reyer. Saat defile besar di Istana Schönbrunn, ia memprotes pendudukan asing dengan berdiri membelakangi Napoleon.

Pada 1 Mei 1820, Ida menikahi Dr. Mark Anton Pfeiffer, seorang pengacara di Lemberg (sekarang Lviv, Ukraina) yang memiliki hubungan dengan pemerintah Austria. Dr. Pfeiffer 24 tahun lebih tua daripada Ida dan merupakan duda yang sudah memiliki putra. Dr. Pfeiffer memiliki banyak musuh karena mengungkap pejabat-pejabat korup Austria di Galisia. Karena itu, ia dipaksa mundur dan sulit mencari kerja. Untuk menghidupi keluarganya yang miskin, Ida mengajar seni lukis dan musik. Kondisi keluarga mereka membaik setelah ibu Ida meninggal dunia tahun 1831. Dengan warisan kecil dari ibunya, Ida dapat mempekerjakan guru yang lebih bagus untuk kedua putranya. Suaminya meninggal dunia pada tahun 1838.

Perjalanan

sunting
 
Ida Pfeiffer hendak mengoleksi hewan sambil membawa jaring serangga dan kotak spesimen.

Setelah putra-putranya memiliki rumah sendiri, Ida Pfeiffer dapat mewujudkan impian masa kecilnya, yaitu bepergian ke tempat-tempat asing. Ia menulis di Visit to Iceland:

Saat aku masih kecil, aku ingin sekali melihat dunia. Tiap kali aku melihat kereta kuda, aku tidak sengaja berhenti dan menatapnya terus-menerus sampai keretanya tidak terlihat; aku bahkan sempat iri dengan pengemudinya karena dia pasti memimpin perjalanan panjang tersebut sampai habis.

Pada tahun 1842, ia menyusuri Sungai Danube sampai Laut Hitam dan Istanbul. Dari sana, ia berangkat ke Palestina dan Mesir, kemudian pulang lewat Italia. Ia menerbitkan catatan perjalanannya dalam Reise einer Wienerin in das Heilige Land (“Perjalanan seorang perempuan Wina ke Tanah Suci,” 2 vol., Wina, 1843); hasil penjualannya dipakai untuk mendanai perjalanan selanjutnya yang lebih besar. Tahun 1845, ia pergi ke Skandinavia dan Islandia dan menceritakan perjalanannya dalam dua volume, Reise nach dem skandinavischen Norden und der Insel Island (“Perjalanan ke Utara Skandinavia dan pulau Islandia,” Pest, 1846; judul bahasa Inggris: Journey to Iceland, Sweden, and Norway, London, 1852).

Perjalanan pertama keliling dunia

sunting

Pada tahun 1846, ia mulai keliling dunia. Ia mengujungi Brasil, Cile dan negara-negara lain di Amerika Selatan, Tahiti, Tiongkok, India, Persia, Asia Kecil, dan Yunani, lalu pulang pada tahun 1848. Catatannya diterbitkan di Eine Frau fährt um die Welt (3 vol., Wina, 1850; judul Inggris: A Woman's Journey round the World, London, 1850).

Perjalanan kedua keliling dunia

sunting

Pada tahun 1851, ia berangkat ke Inggris dan Afrika Selatan dengan tujuan menjelajahi daerah pedalaman. Ia menghadapi banyak hambatan di sana, kemudian melanjutkan petualangannya ke Kepulauan Melayu dan berkelana di Kepulauan Sunda selama 18 bulan. Ia mengunjungi suku Dayak di Kalimantan. Ia merupakan salah satu orang pertama yang menulis tentang perilaku suku Batak di Sumatra dan suku di Maluku. Setelah mengunjungi Australia, Madame Pfeiffer melanjutkan perjalanannya ke California, Oregon, Peru, Ekuador, Granada Baru, lalu pergi ke Danau-Danau Besar di Amerika Utara, dan pulang pada tahun 1854. Tulisannya, Meine zweite Weltreise (“Perjalanan keduaku keliling dunia”), diterbitkan di Wina tahun 1856 (judul Inggris: Second Journey round the World, London, 1857).

Madagaskar

sunting

Pada Mei 1857, ia mulai menjelajahi Madagaskar. Awalnya, ia disambut oleh Ratu Ranavalona I. Ia tidak sengaja terlibat dalam rencana penggulingan pemerintahan oleh beberapa orang Eropa, terutama Jean Laborde dan Joseph-François Lambert yang bersekongkol dengan pewaris takhta bernama Rakoto (kelak bergelar Radama II). Usai mengetahui rencana kudeta tersebut, Ratu mengeksekusi orang-orang Malagasi yang terlibat, tetapi membebaskan orang-orang Eropa yang kemudian diusir pada bulan Juli 1857. Pfeiffer mengidap penyakit (diduga malaria) saat pulang dari ibu kota Antananarivo ke kota pelabuhan dan tidak sembuh. Ia meninggal dunia di Wina pada tahun 1858 dengan dugaan akibat komplikasi malaria. Catatan perjalanan yang menjelaskan perjalanan terakhirnya, Reise nach Madagaskar (“Perjalanan ke Madagaskar”), diterbitkan dalam 2 volume di Wina pada tahun 1861 dengan tambahan biografi yang ditulis putranya, Oskar Pfeiffer.

Sejarah alam

sunting

Di tengah petualangannya, Ida Pfeiffer mengoleksi spesimen tumbuhan, serangga, moluska, hewan air, dan mineral. Spesimen yang didokumentasi dengan rapi dijual ke Naturhistorisches Museum di Wina dan Museum für Naturkunde di Berlin.

Pengaruh

sunting

Nama Madame Pfeiffer disebutkan dalam buku Walden karya Henry David Thoreau. Thoreau menulis bahwa Pfeiffer mengenakan pakaian yang semakin tertutup di tengah perjalanan pulangnya.

Catatan kaki

sunting

Referensi

sunting

Pranala luar

sunting