Ilmu kesehatan kerja

Menurut Meily Kurniawidjaja,[1] Ilmu Kesehatan Kerja adalah bagian dari Ilmu Kesehatan Masyarakat yang sejak awal bertujuan mencegah kematian dini dan penyakit dengan menerapkan ilmu pengetahuan pencegahan penyakit. Menurut Universitas Purdue,[2] Ilmu Kesehatan Kerja adalah ilmu yang ditujukan pada antisipasi, rekoginisi, evaluasi dan pengendalian bahaya di tempat kerja.

Kesehatan kerja menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 48 Tahun 2016 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Perkantoran adalah adalah upaya peningkatan dan pemeliharaan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi karyawan di semua jabatan, pencegahan penyimpangan kesehatan yang disebabkan oleh kondisi karyawan, perlindungan karyawan dari risiko akibat faktor yang merugikan kesehatan, penempatan dan pemeliharaan karyawan dalam suatu lingkungan kerja yang mengadaptasi antara karyawan dengan manusia dan manusia.[3]

Sejarah sunting

Pada mulanya, kesehatan kerja berkembang dari kesadaran bahwa bekerja dapat menimbulkan gangguan kesehatan atau penyakit akibat kerja yang memerlukan upaya pencegahan. Pada zaman prasejarah, orang Mesir telah mengenal manfaat cadar bagi perlindungan respirasi saat menambang cinabar (red mercury oxide); di Arabia ada catatan tentang efek sinar matahari pada pekerja di tambang raja Solomon. Pada abad pertengahan sebelum abad ke-19, Georgius Agricola (1494-1555) dari Bohemia menemukan pekerja tambang dengan gejala silikosis. Untuk mencegah penyakit tersebut, Dia menganjurkan tentang pentingnya kebersihan udara di lingkungan kerja, dan menulis buku Of Things Metallic; Theophrastus Bombastus van Hohenheim Paracelsus (1493-1541) dari Austria, menyadari hubungan dosis-respons antara kejadian penyakit pada pekerja pengecoran logam dan beratnya penyakit. Hal tersebut telah menjadi dasar perkembangan disiplin ilmu toksikologi. Bernardino Ramazini (1633-1714), seorang professor di Modena, menulis buku yang berjudul A Diatribe on Diseases of Workers yang membahas penyakit yang terdapat di kalangan pekerja. Kepada para dokter ia menekankan agar selalu bertanya kepada pasien tentang pekerjaan mereka. Dia dikenal sebagai ‘Bapak Kesehatan Kerja’ karena prestasi dan jasanya dalam pengembangan ilmu pengetahuan kesehatan kerja. Pada zaman revolusi industri, Percivall Pott (1766) menyatakan penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan, yaitu kanker skrotum yang banyak ditemukan pada pembersih cerobong asap batubara. Sekarang diketahui bahwa penyebabnya adalah senyawa PAHs/polinuklear aromatik hidrokarbon yang terdapat dalam jelaga cerobong.

Pada tahun 1914, US Public Health Service didirikan oleh Kantor Higiene Industri dan Sanitasi.[4] Organisasi ini kelak akan mengganti namanya pada tahun 1971 menjadi National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH). Pada tahun 1950, International Labor Organization dan World Health Organization menetapkan definisi tentang kesehatan kerja. Pada tahun 1970, Undang-undang Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Amerika Serikat terbentuk yang menjadi landasan bagi terbentuknya Occupational Safety and Health Administration (OSHA) yang regulasinya banyak diambil sebagai contoh oleh negara-negara lain.

Prinsip Pelaksanaan sunting

Prinsip Pelaksanaan Kesehatan Kerja terdiri dari 4 hal:[5]

Antisipasi: Kegiatan memprediksi potensi bahaya yang ada di tempat kerja

Rekognisi: Melakukan pengenalan atau identifikasi terhadap bahaya yang ada di tempat kerja dan Melakukan pengukuran (spot) untuk menemukan keberadaan bahaya di tempat kerja

Evaluasi: Melakukan sampling dan pengukuran bahaya di tempat kerja dengan

metode yang spesifik dan melakukan evaluasi dan analisis risiko terhadap semua bahaya yang ada

dengan menggunakan standar dan kriteria tertentu

Pengendalian: Kegiatan untuk mengendalikan bahaya di tempat kerja sehingga keberadaannya tidak menimbulkan dampak kesehatan bagi pekerja khususnya dan masyarakat umumnya.

 
Pekerja Menggunakan Earmuff

Ilmu Terkait sunting

Beberapa ilmu terkait dengan kesehatan kerja adalah:

Referensi sunting

  1. ^ Kurniawidjaja, L. Meily. 2007. "Filosofi dan Konsep Dasar Kesehatan Kerja Serta Perkembangannya dalam Praktik." Kesehatan Masyarakat Nasional 243-291.
  2. ^ [1] Diarsipkan 2018-11-02 di Wayback Machine. Occupational Health Science (Industrial Hygiene)
  3. ^ Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2016. "Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 48 Tahun 2016." Diarsipkan 2018-06-19 di Wayback Machine. Sep 28. Accessed Nov 11, 2018.
  4. ^ [2] Institute of Medicine. (2000). Safe Work in the 21st Century: Education and Training Needs for the Next Decade’s Occupational Safety and Health Personnel. Washington DC, USA. Retrieved October 28, 2015, from http://www.nap.edu/read/9835/chapter/15
  5. ^ [3] Diarsipkan 2018-09-20 di Wayback Machine.Hendra. 2013. "Fundamental Industrial Higiene." Staf UI. Feb 28. Accessed Nov 11, 2018.

Pranala luar sunting