Ima Matul Maisaroh
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada Februari 2023. |
Ima Matul Maisaroh adalah seorang wanita asal Desa Gondanglegi, Malang, Jawa Timur. Ima merupakan survivor tindak perdagangan manusia yang menjadi anggota Dewan Penasihat Gedung Putih pada masa Presiden Obama. Sempat membuat Indonesia bangga, Ima akhirnya memutuskan untuk menjadi warga negara Amerika Serikat.[1]
Ima pernah berpidato di depan puluhan ribu delegasi dalam Konvensi Nasional Partai Demokrat yang digelar di Philadelphia, Pennsylvania, Amerika Serikat, 26 Juli 2016.[2] Ima bisa berbicara di ajang bergengsi tersebut karena diangkat oleh Presiden Barack Obama sebagai salah satu dari 10 anggota Dewan Penasihat Gedung Putih. Ima menangani secara khusus program-program penanggulangan perbudakan dan perdagangan manusia, salah satu isu yang juga menjadi perhatian Partai Demokrat.[1]
Kehidupan Awal
suntingPada awalnya Ima terpaksa berhenti sekolah dan dipaksa menikah dengan pria yang jauh lebih tua darinya, Ima menolak dan sempat kabur. Namun orang tuanya menemukannya dan akhirnya Ima tetap menikah dengan pria yang 12 tahun lebih tua darinya, meskipun kemudian bercerai. Karena merasa malu, Ima ingin pergi jauh dari kampungnya dan memutuskan untuk mendaftar di perusahaan tenaga kerja.[3] Dari sana, Ima kemudian mendapat tawaran untuk bekerja di Amerika Serikat di tahun 1997.[1] Tawaran itu dia dapatkan saat hendak mencari nafkah di Hongkong. Seorang perekrut tenaga kerja mengatakan semua keperluan Ima akan diurus, mulai dari paspor, visa, dan tiket. Ima dijanjikan akan diberikan gaji sebesar 150 dollar AS per bulan. Awalnya, Ima senang karena bekerja pada orang Indonesia di Los Angeles dan tidak perlu repot belajar Bahasa Inggris. Pada kenyataannya Ima tak pernah mendapatkan gajinya dan justru mengalami kekerasan fisik di tiga tahun masa kerjanya. Ima bekerja 18 jam sehari dan sering terbangun di malam hari untuk merawat bayi. Ima akhirnya mencoba mencari pertolongan dari tetangga sekitar dengan secarik kertas bertuliskan "Please help me." Meskipun sempat takut akan diadukan pada majikannya, usaha Ima akhirnya tidak sia-sia. Ada salah satu tetangganya yang menolongnya dan melaporkan kondisi Ima ke Coalition to Abolish Slavery and Trafficking (CAST). Dari CAST, Ima baru sadar telah menjadi korban perdagangan manusia.[4]
Karier
suntingSetelah diselamatkan oleh CAST, Ima memutuskan untuk membalas budi dengan bergabung dengan organisasi anti-perdagangan manusia tersebut. Ia juga mengasah ilmunya dan keterampilan berbahasa Inggris, dan akhirnya menjadi pendampingan penyintas (survivor) perbudakan manusia di AS. Melalui CAST, Ima juga mengajukan petisi pada Presiden Obama mengenai isu perbudakan dan perdagangan manusia di Negara Amerika. Petisinya disetujui. Presiden Obama juga mengangkat 11 penyintas perdagangan manusia, termasuk Ima, untuk menjadi penasihat Gedung Putih.[4]
Referensi
sunting- ^ a b c "Ima Matul Maisaroh, perempuan pertama Indonesia yang bicara di Kongres Partai Demokrat AS". Rappler (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-03-04.
- ^ "Ima Matul Maisaroh". tirto.id. Diakses tanggal 2021-03-04.
- ^ Sasongko, Darmadi. Billiocta, Ya'cob, ed. "Ima Matul Maisaroh putus sekolah karena dipaksa menikah". Merdeka.com. Diakses tanggal 2021-03-21.
- ^ a b Prastiwi, Arie Mega (2016-08-17). Prastiwi, Arie Mega; Sary, Hotnida Novita, ed. "Curhat Ima Matul, Korban Perbudakan yang Jadi Penasihat Obama". Liputan6.com. Diakses tanggal 2021-03-04.