Imigongo adalah seni tradisional yang populer di Rwanda. Seni ini dibuat oleh perempuan dengan menggunakan kotoran sapi. Warnanya biasanya hitam, putih, dan merah, dan tema yang umum adalah rancangan spiral dan geometrik yang dilukis di tembok, tembikar, dan kanvas.

Imigongo yang dipamerkan di Festival Geografi Internasional di Saint-Dié-des-Vosges, Prancis.

Selama Genosida Rwanda 1994, seni ini hampir hilang. Namun, perempuan di jalan ke Rusumo di Provinsi Timur telah menyelamatkan dan memulihkan seni Rwanda yang unik ini.

Secara tradisional rancangan yang digunakan adalah rancangan geometrik, namun para artis mulai menggunakan citra modern dan inovatif yang menggambarkan lanskap, rakyat, flora dan fauna Rwanda.

Gambar dibuat dengan menggunakan kotoran sapi yang ditempatkan di papan kayu. Kotoran tersebut lalu dibiarkan mengeras dan kemudian didekorasi dengan warna yang berasal dari materi organik. Warna tradisional meliputi hitam, putih, merah, abu-abu, dan kuning, namun warna lain juga mulai digunakan.

Gambar imigongo awalnya ditemukan di Kibungo sebagai dekorasi "sihir" selama abad ke-18.

Pranala luar sunting