Invasi Martinique (1809)
Inggris menginvasi dan merebut koloni Prancis bernama Martinique dari 30 Januari hingga 24 Februari 1809 semasa kampanye Hindia Barat 1804–1810 dalam Perang Napoleon. Martinique, seperti halnya pulau terdekat, Guadeloupe, adalah ancaman besar terhadap perdagangan Inggris di Hindia Barat, menyediakan basis perlindungan dari mana samun laut dan kapal perang Angkatan Laut Prancis dapat menyerang kapal dagang Inggris dan mengganggu rute perdagangan yang menjaga perekonomian Inggris. Dua pulau tersebut juga menyediakan fokus untuk operasi Prancis berskala lebih besar di daerah tersebut dan pada musim gugur tahun 1808, setelah aliansi Spanyol dengan Inggris, Kantor Angkatan Laut memutuskan untuk memerintahkan skuadron Inggris untuk menetralisir ancaman tersebut, dimulai dengan Martinique.
Invasi Martinique | |||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Bagian dari Perang Napoleon | |||||||
Direbutnya Pulau Martinique Prancis di Hindia Barat Prancis pada 24 Februari 1809, George Thompson | |||||||
| |||||||
Pihak terlibat | |||||||
Inggris | Prancis | ||||||
Tokoh dan pemimpin | |||||||
Alexander Cochrane George Beckwith | Villaret de Joyeuse | ||||||
Kekuatan | |||||||
10.000 6 kapal perang 8 frigat 9 brig |
4.900 3 brig | ||||||
Korban | |||||||
97 tewas 365 luka-luka 18 menghilang | 900 tewas, luka-luka dan menghilang |
Inggris mengerahkan pasukan ekspedisi yang besar di bawah Wakil Laksamana Sir Alexander Cochrane dan Letnan Jenderal George Beckwith, memimpin 29 kapal dan 10.000 pasukan – hampir empat kali dari pasukan reguler Prancis yang ditempatkan di Martinique. Pendaratan yang kuat di pesisir selatan dan utara pulau, pasukan Inggris maju ke pedalaman, mengalahkan pasukan reguler Prancis di dataran tinggi tengah dan mengalahkan unit milisi kolonial di selatan pulau. Per 9 Februari, seluruh pulau berada di tangan Inggris kecuali Fort Desaix, perbentengan kuat yang dimaksudkan untuk melindungi ibu kota pulau, Fort-de-France, yang telah dilewati saat pemajuan Inggris. Dalam sebuah pengepungan selama 15 hari, benteng itu terus menerus dibombardir, dengan garnisun Prancis menderita 200 korban sebelum akhirnya menyerah.
Perebutan pulau itu adalah pukulan telak kepada kekuatan Prancis di daerah tersebut, melepaskan basis angkatan laut yang penting dari kendali mereka dan tidak adanya pelabuhan aman bagi pelayaran Prancis di Hindia Barat. Konsekuensi atas kehilangan Martinique sangatlah buruk sehingga Angkatan Laut Prancis mengirimkan skuadron laut untuk memperkuat garnisun semasa invasi. Datang terlambat sehingga mempengaruhi hasil, bala bantuan ini dicegat di luar pulau dan terpencar semasa aksi 14–17 April 1809; separuh pasukan gagal kembali ke Prancis. Setelah menduduki Martinique, atensi Inggris beralih kepada Guadeloupe, yang direbut pada tahun berikutnya.
Referensi
sunting- Chandler, David (1999) [1993]. Dictionary of the Napoleonic Wars. Wordsworth Military Library. ISBN 1-84022-203-4.
- Clowes, William Laird (1997) [1900]. The Royal Navy, A History from the Earliest Times to 1900, Volume V. Chatham Publishing. ISBN 1-86176-014-0.
- Gardiner, Robert, ed. (2001) [1998]. The Victory of Seapower. Caxton Editions. ISBN 1-84067-359-1.
- Hennequin, Joseph François Gabriel (1835). Biographie maritime ou notices historiques sur la vie et les campagnes des marins célèbres français et étrangers (dalam bahasa Prancis). 2. Paris: Regnault éditeur.
- James, William (2002) [1827]. The Naval History of Great Britain, Volume 5, 1808–1811. Conway Maritime Press. ISBN 0-85177-909-3.
- Rodger, Alexander (2003). Battle Honours of the British Empire and Commonwealth Land Forces. Marlborough: The Crowood Press. ISBN 1-86126-637-5.
- Woodman, Richard (2001). The Sea Warriors. Constable Publishers. ISBN 1-84119-183-3.