Islam di Maluku Utara
Islam di Maluku Utara mempunyai sejarah yang panjang dan luas. Kepulauan Maluku terkenal kaya dengan hasil alamnya yang melimpah, terutama rempah-rempah, menjadikan kawasan ini dikenal dan dikunjungi oleh para pedagang dari seluruh dunia, khususnya bangsa Arab dan Eropa sejak zaman dahulu. Karena status tersebut, Islam pertama kali masuk ke Kepulauan Maluku, khususnya Maluku Utara, yang pada saat itu dikenal dengan nama Moloku Kie Raha atau 'negeri para raja', sebelum datang ke wilayah Makassar dan pulau-pulau lain di Indonesia.
Sejarah
suntingKesultanan Ternate adalah penguasa terbesar di nusantara ini. Agama Islam masuk ke wilayah ini sejak tahun 1440, bisa dibilang daerah ini merupakan salah satu tempat pertama masuknya agama Islam ke Indonesia selain Aceh. Jadi ketika Portugis berkunjung ke Ternate pada tahun 1512, raja Ternate adalah saat itu telah menjadi Muslim, yaitu Bayang Ullah. Entitas lain yang juga mewakili Islam di kawasan ini adalah Kesultanan Tidore yang wilayah teritorialnya cukup luas, meliputi sebagian Halmahera, pesisir barat dan utara Papua, sebagian timur Seram, dan Kepulauan Aru. Selain itu, terdapat juga Kesultanan Bacan. Raja Bacan pertama yang memeluk Islam adalah Zainal Abidin yang mengucapkan syahadat pada tahun 1521. Pada tahun yang sama juga didirikan Kesultanan Jailolo yang juga dipengaruhi oleh aturan Islam dalam pemerintahannya, hal ini disebabkan oleh pengaruh dua kekuatan besar yang disebutkan di awal.[1]
Demografi
suntingDistribusi geografi
suntingBerikut merupakan sebaran umat Muslim berdasarkan kota/kabupaten di Maluku Utara.[2]
Kota/kabupaten | Muslim | % |
---|---|---|
Halmahera Barat | 40.902 | 40.73% |
Halmahera Tengah | 34.359 | 80.25% |
Kepulauan Sula | 120.358 | 90.82% |
Halmahera Selatan | 170.641 | 85.79% |
Halmahera Utara | 63.927 | 39.50% |
Halmahera Timur | 46.583 | 63.72% |
Pulau Morotai | 30.823 | 58.49% |
Kota Ternate | 178.678 | 96.22% |
Kota Tidore | 84.839 | 94.21% |
Total | 771.110 | 74.28% |
Tempat ibadah
suntingBerikut merupakan jumlah masjid dan mushalla di Maluku Utara berdasarkan kota/kabupaten di Maluku Utara menurut Badan Pusat Statistik Maluku Utara (2022).[3]
Kota/kabupaten | Masjid | Mushalla |
---|---|---|
Halmahera Barat | 80 | 136 |
Halmahera Tengah | 42 | 25 |
Kepulauan Sula | 155 | 78 |
Halmahera Selatan | 278 | 56 |
Halmahera Utara | 92 | 31 |
Halmahera Timur | 56 | 58 |
Pulau Morotai | 55 | 4 |
Pulau Taliabu | 55 | 6 |
Kota Ternate | 125 | 73 |
Kota Tidore | 118 | 143 |
Total | 1.056 | 610 |
Lihat juga
suntingReferensi
sunting- ^ Pigeaud, Theodoor Gautier Thomas (1962). Java in the 14th Century: A Study in Cultural History, Volume IV: Commentaries and Recapitulations (dalam bahasa Inggris) (edisi ke-3 (revisi)). The Hague: Martinus Nijhoff. ISBN 978-94-017-7133-7.
- ^ Sensus Penduduk Indonesia 2010. Badan Pusat Statistik.
- ^ "Badan Pusat Statistik Provinsi Maluku Utara". malut.bps.go.id. Diakses tanggal 2023-05-13.
Pranala luar
sunting- (Indonesia) Islam di Maluku Utara dan Papua