Basuki Tjahaja Purnama: Perbedaan antara revisi
[revisi terperiksa] | [revisi terperiksa] |
Konten dihapus Konten ditambahkan
→Kontroversi: A man who never regret for slandering a holy verse of other religion, IS THAT A TOLERANCE? |
|||
Baris 164:
{{main|Kontroversi yang melibatkan Basuki Tjahaja Purnama}}
{{also|Kasus Al-Maidah 51}}
Dalam kariernya sebagai Gubernur DKI Jakarta, Basuki telah memicu berbagai macam kontroversi yang kebanyakan disebabkan oleh pernyataannya. Beberapa di antaranya adalah kontroversi lahan [[Rumah Sakit Sumber Waras]], penertiban [[Kalijodo]], tuduhan mencap warga sebagai "[[komunis]]", masalah perizinan Reklamasi Teluk Jakarta,<ref>https://en.tempo.co/read/836670/activists-question-reclamation-bill-issued-by-ahok</ref> penyadapan pembicaraan antara Ketua MUI [[Ma'ruf Amin]] dan Presiden [[SBY|Yudhoyono]],<ref>https://nasional.kompas.com/read/2017/02/02/06060071/ini.transkrip.lengkap.pernyataan.sby.soal.telepon.ke.ma.ruf.amin.?page=all</ref><ref>https://makassar.tribunnews.com/2017/02/01/wakil-ketua-dpr-ri-duga-ahok-sadap-telepon-sby-dan-maruf-amin</ref> penggunaan kata-kata kasar, dan pernyataannya terkait dengan "dibohongi pake surah Al-Maidah 51", atau juga kasus penodaan agama, yang memicu tanggapan keras berupa rangkaian [[Aksi Bela Islam]].
Kasus penodaan agama ini bermula dari sebuah potongan video pidato Ahok di Kepulauan Seribu pada September 2016 yang tersebar di dunia maya<ref name="nasional.tempo.co">{{Cite news|url=https://nasional.tempo.co/read/news/2017/05/09/063873597/kasus-penodaan-agama-ahok-divonis-2-tahun-penjara|title=Kasus Penodaan Agama, Ahok Divonis 2 Tahun Penjara|newspaper=Tempo Nasional|language=en-US|access-date=2017-05-11}}</ref>. Ahok berkunjung ke Kepulauan Seribu untuk mensosialisasi program budi daya ikan kerapu. Ahok menyitir ayat Al-Qur’an surat Al-Maidah ayat 51. Dari 40 menit durasi pidato Ahok, potongan video sepanjang 13 detik ini kemudian diperdebatkan.
“J''adi jangan percaya sama orang. Kan bisa saja dalam hati kecil bapak-ibu enggak bisa pilih saya, ya—dibohongin pake surat Al Maidah surat 51 macam-macam gitu, lho. Itu hak bapak-ibu. Ya. Jadi, kalo bapak-ibu, perasaan enggak bisa pilih, nih, karena takut masuk neraka, dibodohin gitu, ya, enggak apa-apa. Karena ini kan panggilan pribadi bapak-ibu. Program ini jalan saja. Ya, jadi bapak ibu-enggak usah merasa enggak enak dalam nuraninya enggak bisa pilih Ahok. Enggak suka ama(sama) Ahok. Tapi programnya, gue kalo terima, gue enggak enak dong ama dia, gue utang budi. Jangan. Kalau bapak-ibu punya perasaan enggak enak, nanti mati pelan-pelan, lho, kena stroke'',” ujar Ahok.
Dalam wawancara dengan [[Al-Jazeera]], Ahok menegaskan bahwa dirinya tidak pernah menyesal atas apa yang pernah diucapkannya tentang Al-Maidah 51 dan bahkan akan mengulangi hal yang sama apabila pidato di [[Pulau Pramuka]] dapat terulang kembali.<ref>https://www.republika.co.id/berita/nasional/hukum/17/04/05/onxbrg330-gnpf-ahok-tak-pernah-menyesal-sudah-menista-almaidah-51B</ref>
== Penahanan ==
|