Harmoko: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Paragraf pembuka enwiki Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 2:
| honorific-prefix =
| name = {{PAGENAME}}
| image = Portrait of Harmoko,
| imagesize =
| caption = Potret resmi sebagai Menteri Penerangan RI,
| office1 = Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia
| order1 = ke-10
Baris 28:
| office4 = Ketua Umum Golongan Karya
| order4 = ke-6
| term_start4 = 24 Oktober 1993
| term_end4 = 11 Juli 1998
| predecessor4 = [[Wahono]]
| successor4 = [[Akbar Tandjung]]
| birth_name = Harun Mohamad Kohar
| birth_date = {{birth date|1939|2|7}}
| birth_place = [[Patianrowo, Nganjuk|Patianrowo]], [[Nganjuk]], [[Jawa Timur]], [[Hindia Belanda]]
| death_date = {{tanggal kematian dan umur|2021|7|04|1939|2|7}}
| death_place = [[Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto]], [[Jakarta]], [[Indonesia]]
| death_cause = [[Pandemi COVID-19|COVID-19]]
| resting_place = [[Taman Makam Pahlawan Kalibata]], [[Jakarta]]<ref>https://news.detik.com/berita/d-5631079/harmoko-menteri-penerangan-era-soeharto-meninggal-dunia?</ref>
| party = [[Partai Golongan Karya]] (–2021)
|
| mother = Soeriptinah
| spouse = {{menikah|Sri Romadhiyati|1972|2021|end=d.}}
| children =
Baris 49 ⟶ 51:
| signature =
}}
[[Haji (gelar)|
Lahir dari keluarga sederhana di [[Jawa Timur]], pada 7 Februari 1939, Harmoko lulus dari sekolah jurnalistik, dan menjadi jurnalis. Ia aktif selama rezim [[Demokrasi Terpimpin di Indonesia|Demokrasi Terpimpin]] dan [[Orde Baru]], bekerja di sejumlah surat kabar yang berbeda, termasuk ''Merdeka'', ''Merdiko'', dan ''Harian Mimbar Kita''. Pada tahun 1970, ia mendirikan surat kabarnya sendiri, ''[[Pos Kota]]''. Pada tahun 1970, ia terpilih sebagai Ketua Umum [[Persatuan Wartawan Indonesia]] (PWI) cabang [[Jakarta]], dan dua tahun kemudian, ia terpilih sebagai Ketua Umum PWI Pusat.
Dalam [[Pemilihan umum legislatif Indonesia 1977|pemilihan umum 1977]], Harmoko terpilih sebagai anggota [[Dewan Perwakilan Rakyat]], sebagai anggota organisasi [[Golongan Karya]] (Golkar) yang berkuasa. Pada tahun 1983, ia diangkat [[Menteri Komunikasi dan Informatika|Menteri Penerangan]], kemungkinan karena latar belakangnya di [[jurnalisme]]. Kepiawaiannya dalam menjaga citra Orde Baru dan penampilan Suharto membuatnya dijuluki 'influencer-in-chief'. Pada tahun 1993, Harmoko terpilih sebagai [[Partai Golongan Karya #Daftar Ketua|Ketua]] [[Golkar]], menjadi tokoh sipil pertama yang memegang jabatan tersebut. Pada Juni 1997, ia diangkat menjadi menteri negara untuk urusan khusus, jabatan yang dijabatnya hanya tiga bulan karena pada Oktober 1997, ia dipilih untuk menjabat sebagai Ketua [[Majelis Permusyawaratan Rakyat]] dan [[Dewan Perwakilan Rakyat]].
Terlepas dari kesetiaan bertahun-tahun kepada Presiden Soeharto, [[Kejatuhan Soeharto|setelah demonstrasi mahasiswa yang meluas menyerukan perubahan pemerintahan]], Harmoko membuat kejutan besar pada konferensi pers dengan meminta presiden untuk mundur dalam waktu lima hari. Kemungkinan karena fakta bahwa dia mungkin kesal dengan pemecatannya sebagai menteri informasi, pemecatannya sebagai calon wakil presiden, dan rumahnya dibakar oleh pengunjuk rasa. Soeharto melihat permintaan Harmoko sebagai [[pengkhianatan]], sementara [[Tadjus Sobirin]], mantan Ketua Umum Golkar Jakarta menyebut Harmoko "[[Marcus Junius Brutus|Brutus]]" saat rapat pimpinan partai, merujuk kepada [[Senat Romawi|senator Romawi]] [[Marcus Junius Brutus]], yang membunuh paman buyutnya [[Julius Caesar]]. Harmoko meninggal pada tanggal 4 Juli 2021 di [[Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto]] karena [[pandemi COVID-19|COVID-19]], dan dimakamkan keesokan harinya di [[Taman Makam Pahlawan Kalibata]].
== Riwayat Pekerjaan ==
|