Gangguan kecemasan sosial: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8.9
WanaraLima (bicara | kontrib)
Fitur saranan suntingan: 3 pranala ditambahkan.
Baris 45:
Dari seluruh penderita fobia sosial, 50% di antaranya telah mengalami gejala fobia sosial sejak usia 11 tahun dan 80% sejak usia 20 tahun. Munculnya fobia sosial pada usia dini ini cenderung mendorong munculnya depresi berat, tindakan penyalahgunaan obat-obatan, dan konflik-konflik psikologis maupun sosial lainnya.
 
Gejala-gejala fisik yang sering muncul pada penderita fobia sosial adalah kulit memerah/merona, munculnya keringat berlebihan (hiperhidrosis), gemetar, jantung berdebar, dan mual. Cara bicara yang terbata-bata atau gagap bersamaan dengan kecepatan bicara yang terlampau tinggi bisa juga muncul pada tingkat tertentu. Dari segi psikologis, [[serangan panik]] (''panic attacks'') mungkin terjadi apabila rasa takut dan tidak nyaman yang muncul luar biasa hebatnya dan benar-benar di luar kendali.
 
Diagnosis dan penanganan dini sangat penting untuk penderita fobia sosial agar mereka tidak mengalami penyakit tambahan lain, seperti depresi. Beberapa penderita mungkin mencoba mengatasinya dengan cara yang sama sekali tidak sehat dan solutif, misalnya konsumsi alkohol dan obat-obatan terlarang (narkoba). Cara penanganan yang salah ini lumrah terjadi di kalangan penderita, terutama pada mereka yang tidak diberi perhatian, diagnosis dini, penanganan, perawatan, dan pengobatan yang layak. Ini bisa membuat mereka menjadi [[Alkoholisme|alkoholik]], mendapat [[gangguan makan]], dan terlibat berbagai tindakan penyalahgunaan obat-obatan terlarang.
 
Oleh karena itu, SAD atau fobia sosial sering kali disebut sebagai “penyakit kehilangan kesempatan atau peluang” karena berbagai risiko buruk yang muncul memengaruhi kondisi kesehatan, sosial, hingga kehidupan si penderita.