Kerajaan Melayu: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Berdasarkan sumber kuno hanya menyebutkan 'Malayu', dan ini tidak bisa diartikan secara spontan sebagai Melayu. Malayu juga merupakan sebuah daerah yang berlokasi di wilayah Prov. Jambi sekarang.
Tag: kemungkinan menambah konten tanpa referensi atau referensi keliru Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
→‎Nama resmi kerajaan: Malayu, tidak bisa diartikan spontan dan membabi buta menjadi Melayu.
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 64:
== Nama resmi kerajaan ==
=== Catatan I-Tsing ===
Berita tentang kerajaan MelayuMalayu antara lain diketahui dari dua buah buku karya Pendeta [[I Tsing]] atau '''I Ching''' (義淨; [[pinyin]] ''Yì Jìng'') (634–713), yang termasyhur yaitu ''Nan-hai Chi-kuei Nei-fa Chuan'' (Catatan Ajaran Buddha yang dikirimkan dari Laut Selatan) serta ''Ta-T’ang Hsi-yu Ch’iu-fa Kao-seng Chuan'' (Catatan Pendeta-pendeta yang menuntut ilmu di India zaman Dinasti Tang)<ref name="Wolters">[[O. W. Wolters]], (1967), ''Early Indonesian Commerce'', Cornell University Press, Ithaca</ref> dalam pelayarannya dari [[Tiongkok]] ke [[India]] tahun 671, singgah di Sriwijaya enam bulan lamanya untuk mempelajari ''Sabdawidya'', dan menerjemahkan naskah-naskah Buddha dari bahasa Sanskerta ke bahasa Tionghoa.<ref name="Takasuku">Junjiro Takakusu, (1896), ''A record of the Buddhist Religion as Practised in India and the Malay Archipelago AD 671-695, by I-tsing'', Oxford, London.</ref><ref name="Chavannes">Edouard Chavannes, (1894), ''Memoire compose a l’epoque de la grande dynastie Tang, sur les Religieux Eminents qui allerent chercher la loi dans les pays d’Occident, par I-tsing'', Ernest Leroux, Paris.</ref>
 
Kisah pelayaran I-tsing dari Kanton tahun 671 diceritakannya sendiri, dengan terjemahan sebagai berikut:<ref name="Ferrand">Gabriel Ferrand, 1922, ''L’Empire Sumatranais de Crivijaya, Imprimerie Nationale, Paris, “Textes Chinois”''</ref>
Baris 72:
{{cquote2|''“Tamralipti adalah tempat kami naik kapal jika akan kembali ke Tiongkok. Berlayar dari sini menuju tenggara, dalam dua bulan kami sampai di '''Kedah'''. Tempat ini sekarang menjadi kepunyaan Sriwijaya. Saat kapal tiba adalah bulan pertama atau kedua .... Kami tinggal di Kedah sampai musim dingin, lalu naik kapal ke arah selatan. Setelah kira-kira sebulan, kami sampai di negeri '''Malayu''', yang sekarang menjadi bagian Sriwijaya. Kapal-kapal umumnya juga tiba pada bulan pertama atau kedua. Kapal-kapal itu senantiasa tinggal di Malayu sampai pertengahan musim panas, lalu mereka berlayar ke arah utara, dan mencapai Kanton dalam waktu sebulan.”''}}
 
Menurut catatan I Tsing, Sriwijaya menganut agama [[Buddha]] aliran [[Hinayana]], kecuali Ma-la-yu. Tidak disebutkan dengan jelas agama apa yang dianut oleh kerajaan MelayuMalayu.
 
=== Catatan Wang Pu ===
Berita lain mengenai kerajaan MelayuMalayu berasal dari ''T'ang-Hui-Yao'' yang disusun oleh [[Wang p'u]] pada tahun 961, kerajaan MelayuMalayu mengirimkan utusan ke Tiongkok pada tahun 645 untuk pertama kalinya, tetapi setelah munculnya Sriwijaya sekitar 670, kerajaan MelayuMalayu tidak ada lagi mengirimkan utusan ke Tiongkok.<ref name="Muljana">Slamet Muljana. (2006). ''Sriwijaya''. Yogyakarta: LKIS</ref>
 
=== Istilah San-fo-tsi ===