Wali Sanga: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Adhiyan216 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Adhiyan216 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
'''Wali Sanga''' (lebih dikenal sebagai '''Wali Songo''', {{lang-jv|ꦮꦭꦶꦱꦔ}}; ''Wali Songo'', "Sembilan [[Wali]]" (orang yang dipercaya) adalah tokoh [[Islam]] yang dihormati di [[Indonesia]], khususnya di [[pulau Jawa]], karena peran historis mereka dalam penyebaran agama [[Islam]] di [[Indonesia]]. Paling tidak ada tiga jalur utama asal muasal dari Wali Songo yaitu jalur Imam Hasan, jalur Imam Husein dan jalur raja Majapahit. Jalur Imam Hasan diturunkan oleh keturunan Syarif Mekah sementara jalur Imam Husein diturunkan oleh dinasti Fatimiyah/Ayubiyah.
 
Jalur dinasti Fatimiyah/Ayubiyah diturunkan melalui jalur Kesultanan Samudera Pasai. Pendiri kesultanan ini adalah Malik-As Shaleh yang juga merupakan keturunan sultan-sultan Ayubiyah. Di Jawa jalur keturunan ini diturunkan kepada Sunan Gresik dan Sunan Giri. Adapun bukti jejak sejarah keberadaan dinasti Fatimiyah adalah makam Fatimah binti Maimun di Leran. Jalur Ayubiyah bisa ditinjau dari keberadaan Masjid Al-Aqsha di Kudus yang merupakan penggambaran keberhasilan Salahudin Al-Ayyubi ketika menaklukkan Yerusallem.
Ketika '''''[[Mehmed I|Sultan Mehmed I]]''''' memerintah [[Kesultanan Utsmaniyah]]. Beliau menanyakan perkembangan agama Islam kepada para pedagang dari Gujarat, India.
 
Jalur Syarif Mekah tiba di Nusantara bersamaan dengan ekspedisi Cheng Ho. Selain melewati Nusantara, Cheng Ho juga mengadakan hubungan diplomatik dengan Syarif Mekah. Karena hubungan diplomatik inilah Syarif Mekah mengutus perwakilannya yaitu Syekh Jumadil Kubro untuk menjadi penguasa-penguasa di lintasan jalur perdagangan sutera laut. Selain menurunkan Sunan Ampel, Syekh Jumadil Kubro juga menurunkan penguasa Malaka.
       Dari mereka Sultan mendapat kabar, bahwa di Pulau Jawa ada dua kerajaan Hindu yaitu Majapahit dan Pajajaran. Di antara rakyatnya ada yang beragama Islam.
 
       Namun, jumlahnya masih sedikit. Sehingga, Sultan memerintahkan pengiriman surat kepada para pembesar Islam di Afrika Utara dan Timur Tengah.
 
       Isinya meminta para Ulama' yang mempunyai karomah untuk dikirim ke pulau Jawa. Maka, terkumpullah sembilan Ulama' berilmu tinggi serta mempunyai karomah.
 
       Pada tahun 808 Hijriah atau 1404 Masehi para Ulama' itu berangkat ke pulau Jawa. Di Pimpin oleh [[Sunan Gresik]] sebagai Mufti Walisongo sekaligus utusan [[Kesultanan Utsmaniyah]] untuk membawa misi penyebaran agama islam & mencari dukungan atas peperangan saudara yang terjadi di negaranya dengan mendatangi wilayah Kerajaan [[Majapahit]]. Waktu itu rajanya adalah Baginda Prabu [[Wikramawardhana]] sebagai kekuatan terbesar di Asia Tenggara pada jamannya.
 
       Menurut '''''Buku Haul Sunan Ampel Ke-555''''' yang ditulis oleh KH. Mohammad Dahlan, Majelis Dakwah yang secara umum dinamakan Walisongo, sebenarnya terdiri dari beberapa angkatan.
 
       Para Walisongo tidak hidup pada saat yang bersamaan. Namun, satu sama lain mempunyai keterkaitan erat, baik dalam ikatan keluarga, pernikahan, maupun dalam hubungan guru dan murid.
 
       Bila ada seorang anggota majelis yang wafat, maka posisinya digantikan oleh tokoh lainnya.
 
       Seperti yang tersebut dalam '''''Kitab Kanzul Ulum Ibnul Bathuthah''''', yang penulisannya dilanjutkan oleh Syekh Maulana Al-Maghrobi. Walisongo pernah melakukan sidang tiga kali, yaitu :
 
* Tahun 1404 M adalah sembilan wali.
 
* Tahun 1463 M masuk tiga waIi mengganti yang wafat.
 
* Tahun 1463 M masuk empat wali mengganti yang wafat dan pergi.
 
       Kemudian, menurut '''''KH. Dachlan Abd. Qohar'''''. Pada tahun 1466 M, Walisongo melakukan sidang lagi membahas meninggalnya dua orang wali yaitu :
 
* Maulana Muhammad Al-Maghrobi,
* Maulana Ahmad Jumadil Qubro.
 
== Arti Wali Sanga ==