Hamka: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Dikembalikan ke revisi 26545646 oleh Ryan Ikhsan R: Mohon agar tidak mencantumkan nomor ISBN, harap cantumkan link artikel yang bersumber dari koran online seperti Kompas, Jawa Pos, banjarmasin pos, atau media koran online lainnya. (TW) Tag: Pembatalan |
k Mohon agar tidak mencantumkan nomor ISBN, harap cantumkan link artikel yang bersumber dari koran online seperti Kompas, Jawa Pos, banjarmasin pos, atau media koran online lainnya. Tag: Pengembalian manual Suntingan visualeditor-wikitext |
||
Baris 38:
}}}}
[[Profesor|Prof.]] [[Honoris Causa|Dr.]] [[Haji (gelar)|H.]] '''Abdul Malik Karim Amrullah,''' gelar '''Datuk Indomo'''
Dibayangi nama besar ayahnya [[Abdul Karim Amrullah]], Hamka remaja sering melakukan perjalanan jauh sendirian. Alih-alih menyelesaikan pendidikannya di [[Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek|Thawalib]], ia merantau ke [[Jawa]] pada umur 16 tahun. Selang setahun, ia pulang membesarkan [[Muhammadiyah]] di [[Kota Padang Panjang|Padang Panjang]]. Pengalaman ditolak sebagai guru di sekolah milik Muhammadiyah karena tak memiliki ijazah dan kemampuan berbahasa Arabnya yang terbatas mendorong Hamka muda pergi ke [[Makkah]]. Lewat bahasa Arab yang dipelajarinya, Hamka mendalami [[sejarah Islam]] dan sastra secara otodidak. Kembali ke Tanah Air, Hamka bekerja sebagai wartawan sambil menjadi guru agama di [[Kabupaten Deli Serdang|Deli]]. Setelah menikah, ia kembali ke [[Medan]] dan memimpin ''[[Pedoman Masyarakat]]''. Lewat karyanya ''[[Di Bawah Lindungan Ka'bah (novel)|Di Bawah Lindungan Ka'bah]]'' dan ''[[Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck]]'', nama Hamka melambung sebagai sastrawan.
|