Pakubuwana XI: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baskoro Aji (bicara | kontrib) |
Baskoro Aji (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 33:
| term_end2 =<!-- Can be repeated up to eight times by changing the number -->
| vicepresident2 =<!-- Can be repeated up to eight times by changing the number -->
| birth_date = [[1]] [[Februari]] [[1886]]
| birth_place =
| death_date = [[1]] [[Juni]] [[1945]]
| death_place =
| restingplace =
| restingplacecoordinates =
| birthname =
| nationality =
| party =
Baris 58:
== Riwayat Pemerintahan ==
Nama aslinya adalah '''Raden Mas Antasena''', merupakan putra sulung Susuhunan [[Pakubuwana X]] dari istri selir KRAy. Mandayaretna. la dilahirkan pada Senin Kliwon, [[1 Februari]] [[1886]], dan setelah dewasa bergelar KGPH. Hangabehi. Ia naik tahta sebagai Susuhunan Pakubuwana XI pada tanggal [[26 April]] [[1939]].
Pengangkatan KGPH. Hangabehi menjadi Pakubuwana XI bukanlah tanpa konflik. Pasalnya, [[Pakubuwana X]] cenderung lebih memilih KGPH. Kusumayuda, adik Hangabehi, untuk menggantikannya. Apalagi di mata Pemerintah [[Hindia Belanda]], Kusumayuda dianggap merupakan bangsawan [[Jawa]] yang berkepribadian kuat, mandiri, serta tertarik pada persoalan keuangan dan administrasi [[keraton]]. Di sisi lain, posisi Hangabehi juga sangat kuat, terutama dukungan mayoritas elite [[keraton]] yang anti-[[Belanda]]. Sampai akhirnya keinginan [[Pakubuwana X]] itu diurungkan, dan ia lebih memilih Hangabehi untuk menjadi pewaris tahta.
Hangabehi kemudian diberikan sejumlah posisi penting, di antaranya menjabat sebagai ''Wedana Tengen'' (jabatan setingkat ''
Pakubuwana XI memiliki dua istri permaisuri. Permaisuri pertama adalah GKR. Kencana, yang berputrakan empat orang. GKR. Kencana wafat sebelum Pakubuwana XI dinobatkan sebagai susuhunan. Permaisuri yang kedua adalah GKR. Pakubuwana, putri dari KRMT. Puspodiningrat. Dari pernikahan dengan GKR. Pakubuwana, Pakubuwana XI dikaruniai seorang putra (kelak menjadi [[Pakubuwana XII]]) dan seorang putri. Selain memiliki dua istri permaisuri, Pakubuwana XI juga menikah dengan lima orang selir, masing-masing adalah KRAy.Dayaresmi, KRAy.Dayaningsih, KRAy.Dayasuma, KRAy.Dayaasmara, dan KRAy.Dayaningrat.
Pemerintahan Pakubuwana XI terjadi pada masa sulit, yaitu bertepatan dengan meletusnya [[Perang Dunia Kedua]]. Ia juga mengalami pergantian pemerintah penjajahan dari tangan [[Belanda]] kepada [[Jepang]] sejak tahun [[1942]]. Pihak [[Jepang]] menyebut [[Surakarta]] dengan nama ''Solo Koo''. Pakubuwana XI wafat pada [[1 Juni]] [[1945]], ia digantikan oleh putranya yang masih berusia sangat muda, [[Pakubuwana XII]].▼
▲Pemerintahan Pakubuwana XI terjadi pada masa sulit, yaitu bertepatan dengan meletusnya [[Perang Dunia Kedua]]. Ia juga mengalami pergantian pemerintah penjajahan dari tangan [[Belanda]] kepada [[Jepang]] sejak tahun [[1942]]. Pihak [[Jepang]] menyebut [[Kasunanan Surakarta]] dengan nama ''Solo Koo''. Pada masa itu Jepang merampas sebagian besar kekayaan istana dan aset-aset [[Kasunanan Surakarta]], hingga akhirnya Pakubuwana XI jatuh sakit. Pakubuwana XI kemudian wafat pada [[1 Juni]] [[1945]], ia digantikan oleh putranya yang masih berusia sangat muda
== Kepustakaan ==
|