Suku Palembang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Sarawon (bicara | kontrib)
Tag: kemungkinan spam pranala Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Herryz (bicara | kontrib)
Merapihkan ukuran gambar dan tata letak
Baris 20:
|related= {{hlist|[[Suku Musi|Musi]]|[[Suku Enim|Enim]]|[[Suku Rawas|Rawas]]|[[Suku Minangkabau|Minangkabau]]|[[Suku Jawa|Jawa]]}}
}}
 
'''{{PAGENAME}}'''<ref>{{cite web |url= https://travel.okezone.com/read/2017/03/14/406/1642096/yuk-kenali-suku-suku-di-sumatera-selatan-part-1|title=Yuk Kenali Suku-Suku di Sumatera Selatan (Part-1)|language=id|trans-title=Let's Get To Know About Ethnic Groups in South Sumatra|author=<!--Not stated--> |website=okezone.com}}</ref><ref>{{cite web |url=https://akurat.co/yuk-mengenal-12-suku-yang-mendiami-bumi-sriwijaya|title=Mari Mengenal 12 Suku yang Mendiami Bumi Sriwijaya|language=id|trans-title=Let's Get To Know About 12 Ethnic Groups Native To Srivijaya Land (South Sumatra)|author=<!--Not stated--> |date= |website=akurat.co|publisher=Akurat Sentra Media}}</ref><ref>{{citation|last=Badan Pusat Statistik|date=21 Januari 2021|title=Berita Resmi Statistik: Hasil Sensus Penduduk 2020|url=https://www.bps.go.id/pressrelease/download.html?nrbvfeve=MTg1NA%3D%3D&sdfs=ldjfdifsdjkfahi&twoadfnoarfeauf=MjAyMS0wNy0xOSAxNzoyNzo0Ng%3D%3D|location=Jakarta|publisher=Badan Pusat Statistik|ref={{sfnref|BPS|2021b}}}}</ref> {{aka}} '''''Wong Palembang'''''<ref>{{cite book |url=https://books.google.com/books?id=7Is8DwAAQBAJ&pg=PA24&lpg=PA24&dq=wong+palembang+suku+palembang&source=bl&ots=zITOhuXUbt&sig=ACfU3U3paKuqqtqZoABrQo7Cuq1O2hOkhg&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwi8lPyQlvr1AhVLSGwGHdAJCoQ4ZBDoAXoECAIQAg#v=onepage&q=wong%20palembang%20suku%20palembang&f=false |title=Kacang Tidak Lupa Kulitnya |language=id |last=Sakai |first= Minako |date=2017 |publisher= Yayasan Pustaka Obor Indonesia|quote={{lang-id|Wong Palembang Asli atau orang Palembang asli adalah suku yang berasal dari Palembang [The indigenous Wong Palembang or the Palembang people are the indigenous or ethnic group native to Palembang]}}}}</ref> (terkadang juga '''''Wong Kito Galo''''')<ref>{{cite web |url=https://www.molzania.com/beberapa-ciri-khas-ini-hanya-dimiliki/|title=Beberapa Ciri Khas Ini Hanya Dimiliki oleh Wong Asli Palembang|language=id|trans-title=These Characteristics Only Belongs To Indigenous Wong Palembang|author=<!--Not stated-->|website=molzania.com}}</ref> adalah etnis [[pribumi]] asli yang berasal dari daerah [[Palembang]] di [[Sumatra Selatan]], [[Indonesia]].<ref>[http://www.palembang.go.id/index.php/sosial-budaya-kota-pelembang Sosial Budaya Kota Palembang Dari Turun Temurun]</ref><ref>''Indonesia's Population: Ethnicity and Religion in a Changing Political Landscape. Institute of Southeast Asian Studies. 2003. {{ISBN|9812302123}}.''</ref> Berdasarkan statistik, penduduk beretnis Palembang berjumlah sekitar 3.800.000<ref name="Palembang pop"/> individual yang hidup di [[Indonesia]].
'''{{PAGENAME}}'''<ref>{{cite web |url= https://travel.okezone.com/read/2017/03/14/406/1642096/yuk-kenali-suku-suku-di-sumatera-selatan-part-1|title=Yuk Kenali Suku-Suku di Sumatera Selatan (Part-1)|language=id|trans-title=Let's Get To Know About Ethnic Groups in South Sumatra|author=<!--Not stated--> |website=okezone.com}}</ref><ref>{{cite web |url=https://akurat.co/yuk-mengenal-12-suku-yang-mendiami-bumi-sriwijaya|title=Mari Mengenal 12 Suku yang Mendiami Bumi Sriwijaya|language=id|trans-title=Let's Get To Know About 12 Ethnic Groups Native To Srivijaya Land (South Sumatra)|author=<!--Not stated--> |date= |website=akurat.co|publisher=Akurat Sentra Media}}</ref> {{aka}} '''''Wong Palembang'''''<ref>{{cite book |url=https://books.google.com/books?id=7Is8DwAAQBAJ&pg=PA24&lpg=PA24&dq=wong+palembang+suku+palembang&source=bl&ots=zITOhuXUbt&sig=ACfU3U3paKuqqtqZoABrQo7Cuq1O2hOkhg&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwi8lPyQlvr1AhVLSGwGHdAJCoQ4ZBDoAXoECAIQAg#v=onepage&q=wong%20palembang%20suku%20palembang&f=false |title=Kacang Tidak Lupa Kulitnya |language=id |last=Sakai |first= Minako |date=2017 |publisher= Yayasan Pustaka Obor Indonesia|quote={{lang-id|Wong Palembang Asli atau orang Palembang asli adalah suku yang berasal dari Palembang [The indigenous Wong Palembang or the Palembang people are the indigenous or ethnic group native to Palembang]}}}}</ref> (terkadang juga '''''Wong Kito Galo''''')<ref>{{cite web |url=https://www.molzania.com/beberapa-ciri-khas-ini-hanya-dimiliki/|title=Beberapa Ciri Khas Ini Hanya Dimiliki oleh Wong Asli Palembang|language=id|trans-title=These Characteristics Only Belongs To Indigenous Wong Palembang|author=<!--Not stated-->|website=molzania.com}}</ref> adalah etnis [[pribumi]] asli yang berasal dari daerah [[Palembang]] di [[Sumatra Selatan]], [[Indonesia]].<ref>[http://www.palembang.go.id/index.php/sosial-budaya-kota-pelembang Sosial Budaya Kota Palembang Dari Turun Temurun]</ref><ref>''Indonesia's Population: Ethnicity and Religion in a Changing Political Landscape. Institute of Southeast Asian Studies. 2003. {{ISBN|9812302123}}.''</ref> Berdasarkan statistik, penduduk beretnis Palembang berjumlah sekitar 3.800.000<ref name="Palembang pop"/> individual yang hidup di [[Indonesia]].
 
== Sejarah ==
{{main|Sejarah Palembang}}
 
Sejarah etnis Palembang erat kaitannya dengan sejarah [[Palembang]] itu sendiri sebagai tempat asal dan wilayah utama bagi etnis pribumi Palembang. Palembang merupakan salah satu kota yang telah ada sejak zaman kuno di Sumatra yang berperan penting utamanya dalam bidang perdagangan dalam kawasan [[Asia Tenggara]]. Pada awal abad ke-6, sebuah kemaharajaan bernama [[Sriwijaya]] lahir di Palembang yang mengindikasikan bahwa etnis Palembang merupakan masyarakat yang memiliki mutu peradaban yang tinggi.
 
Namun secara historis, berdasarkan salah satu prasasti kuno yang ditemukan di Palembang menyebutkan bahwa [[Dapunta Hyang]] (sang pendiri dinasti kemaharajaan Sriwijaya) merupakan seorang tokoh yang berasal dari daerah [[Dataran Tinggi Minangkabau|Minang]] di belahan barat Sumatera:
{{cquote|"...''marlapas dari Minānga''..."
— [[Prasasti Kedukan Bukit]]}}
Hal ini menjadikan salah satu faktor yang menjadikan etnis Palembang memiliki unsur-unsur khas etnis Minangkabau khususnya dalam bidang linguistik.
Memasuki masa abad selanjutnya, kira-kira pada pertengahan abad ke-9, budaya etnis Jawa juga masuk ke Palembang dikarenakan faktor penguasaan dinasti Jawa keatas Sumatra. [[George Coedes]] menuturkan bahwa: "pada paruh kedua abad ke-9, [[Jawa]] dan [[Sumatera]] dipersatukan di bawah kekuasaan dinasti [[Sailendra]] yang memerintah di Jawa... dengan pusatnya yang berlokasi di Palembang."<ref name=Coedes>{{cite book|last= Coedès|first= George|author-link= George Coedès|editor= Walter F. Vella|others= trans.Susan Brown Cowing|title= The Indianized States of Southeast Asia|year= 1968|publisher= University of Hawaii Press|isbn= 978-0-8248-0368-1}}</ref>{{rp|92}}
 
Hal ini jugalah yang menjadi salah satu faktor utama mengapa etnis Palembang memiliki begitu banyak unsur Jawa terutama dalam hal linguistik, kebudayaan, sistem kebangsawanan, norma, dan lain sebagainya.
 
== Arsitektur ==
=== Rumah Tradisional ===
[[File:KITLV A54 - Het vooraanzicht van de residentswoning versierd ter gelegenheid van Koninginnedag te Palembang, KITLV 377086.tiff|thumb|250px|ki|Dua perempuan pribumi Palembang mempersembahkan tarian adat Palembang di depan bangunan kantor Belanda pada zaman kolonialisme (masa kini telah bertransformasi menjadi [[Museum Sultan Mahmud Badaruddin II]]), bangunan ini dibangun berdasarkan bentuk salah satu rumah adat Palembang yang bernama ''Caro Godang'' {{aka}} ''Cara Gudang'']]
 
Secara tradisional, rumah-rumah adat Palembang memiliki karakteristik dan simbolisme sendiri yang dicerminkan dalam bentuk khazanah arsitektural. Setiap rumah tradisional memiliki makna historis dan pengaruhnya tersendiri.
 
[[File:KITLV A54 - Het vooraanzicht van de residentswoning versierd ter gelegenheid van Koninginnedag te Palembang, KITLV 377086.tiff|thumb|300px|right|Dua perempuan pribumi Palembang mempersembahkan tarian adat Palembang di depan bangunan kantor Belanda pada zaman kolonialisme (masa kini telah bertransformasi menjadi [[Museum Sultan Mahmud Badaruddin II]]), bangunan ini dibangun berdasarkan bentuk salah satu rumah adat Palembang yang bernama ''Caro Godang'' {{aka}} ''Cara Gudang'']]
*'''==== Rumah Bari''' ====
[[File:Rumah Bari, Palembang, Amerta - Berkala Arkeologi 3, hal. 5.jpg|thumb|300px250px|right|Rumah Bari di Palembang]]
 
Rumah Bari adalah salah satu rumah tradisional atau rumah adat masyarakat Palembang yang telah terpelihara dengan baik sejak dahulu kala. Rumah Bari tidak dapat dipisahkan dengan sejarah etnis pribumi Palembang itu sendiri, dan rumah tradisional ini dianggap sebagai salah satu arsitektur khas Palembang yang paling menonjol.
 
[[File:Coat of arms of South Sumatra.svg|thumb|250px|right|Atap rumah Bari tergambar dalam lambang provinsi Sumatra Selatan]]
[[File:Coat of arms of South Sumatra.svg|thumb|250px|ki|Atap rumah Bari tergambar dalam lambang provinsi Sumatra Selatan]]
Aspek arsitektur Rumah Bari digambarkan pada lambang provinsi [[Sumatra Selatan]] untuk menggambarkan Palembang sebagai ibu kota Sumatra Selatan yang juga sebagai bentuk simbolisasi keharmonisan dan keamanan kota Palembang dan provinsi Sumatra Selatan secara umum yang telah terjaga dengan baik sejak zaman dahulu. Pada tahun 2021, Rumah Bari secara resmi disahkan sebagai salah satu [[Warisan Budaya Takbenda Indonesia|Warisan Budaya Takbenda]] dalam aspek arsitektural oleh [[Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia]].<ref>{{Cite web|title=Rumah Bari|lang=id|trans-title=Bari house|url=https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailCatat=10744|access-date=5 February 2022|work=Cultural Heritage, Ministry of Education and Culture of Indonesia}}</ref>
Aspek arsitektur Rumah Bari digambarkan pada lambang provinsi [[Sumatra Selatan]] untuk menggambarkan Palembang sebagai ibu kota Sumatra Selatan yang juga sebagai bentuk simbolisasi keharmonisan dan keamanan kota Palembang dan provinsi Sumatra Selatan secara umum yang telah terjaga dengan baik sejak zaman dahulu. Pada tahun 2021, Rumah Bari secara resmi disahkan sebagai salah satu [[Warisan Budaya Takbenda Indonesia|Warisan Budaya Takbenda]] dalam aspek arsitektural oleh [[Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia]].<ref>{{Cite web|title=Rumah Bari|lang=id|trans-title=Bari house|url=https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailCatat=10744|access-date=5 Februari 2022|work=Cultural Heritage, Ministry of Education and Culture of Indonesia}}</ref>
*'''Rumah ''Caro Godang'' {{aka}} Cara Gudang'''
 
[[File:COLLECTIE TROPENMUSEUM Mensen luisteren voor het residentiehuis in Palembang naar een toespraak tijdens de viering van het regeringsjubileum van Koningin Wilhelmina TMnr 10030158.jpg|300px|thumb|left|Rumah Cara Gudang pada zaman kolonial dijadikan sebagai kantor residen Belanda]]
==== Rumah ''Caro Godang'' {{aka}} Cara Gudang ====
[[File:COLLECTIE TROPENMUSEUM Mensen luisteren voor het residentiehuis in Palembang naar een toespraak tijdens de viering van het regeringsjubileum van Koningin Wilhelmina TMnr 10030158.jpg|250px|thumb|left|Rumah Cara Gudang pada zaman kolonial dijadikan sebagai kantor residen Belanda]]
 
Secara etimologi, kata ''godang'' mungkin mengacu pada [[gudang]] (bangsal tempat menyimpan barang) karena bentuknya yang memanjang seperti gudang, akan tapi mungkin juga berasal dari perkataan ''gadang'' dalam [[bahasa Minangkabau]] yang berarti 'besar'. Tapi bagaimanapun juga, Rumah Cara Gudang tidak serupa dengan [[Rumah Gadang]] khas Minangkabau yang terkenal.
 
Bentuk rumah ini seperti panggung dan memanjang dengan tiang setinggi 2 [[meter]]. Bahan utama untuk membangun rumah adat ini adalah kayu. Kayu yang digunakan berasal dari jenis kayu tembesu, unglen, dan petanang. Kayu ini digunakan karena selain kuat juga kokoh. Rumah Cara Gudang terbagi menjadi 3 bagian, yaitu bagian belakang, bagian tengah, dan bagian depan. Bagian belakang memiliki ruangan yang berfungsi sebagai ruangan indoor, dapur, atau kamar tidur. Bagian tengah terdapat ruangan yang berfungsi sebagai ruangan untuk tamu terhormat ataupun tetua adat. Sedangkan bagian depan memiliki ruangan yang difungsikan sebagai tempat beristirahat, berkumpul, atau digunakan sebagai tempat mengadakan pesta.
 
Pada tahun 2010, Rumah ''Caro Godang'' {{aka}} Cara Gudang secara resmi disahkan sebagai salah satu [[Warisan Budaya Takbenda Indonesia|Warisan Budaya Takbenda]] dalam aspek arsitektural oleh [[Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia]].<ref>{{Cite web|title=Rumah Gudang|lang=id|trans-title=Gudang house|url=https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailCatat=510|access-date=5 February 2022|work=Cultural Heritage, Ministry of Education and Culture of Indonesia}}</ref>
 
*'''Rumah Limas'''
==== Rumah Limas ====
{{main|Rumah Limas}}
{{multiple image | width = 250 | image1 = Rumah Limas of IDR 10000 banknote.jpg | caption1 = Rumah Limas tergambar pada pecahan uang 10.000 Rupiah, Rumah Limas ini berlokasi di Museum Balaputradewa | image2 = TMII South Sumatra Pavilion Limas House.jpg | caption2 = Rumah Limas di Pavilion Sumatra Selatan Taman Mini Indonesia Indah}}
 
Rumah Limas tak dapat terbantahkan merupakan rumah adat asli Palembang. Bagi masyarakat etnis Palembang, Rumah Limas kerap kali diasosiasikan dengan golongab bangsawan dan golongan lain yang berstatus tinggi.{{sfn|Taal|2008|p=363}} Pada tahun 2010, Rumah Limas secara resmi disahkan sebagai salah satu [[Warisan Budaya Takbenda Indonesia|Warisan Budaya Takbenda]] asli Palembang dalam aspek arsitektural oleh [[Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia]].<ref>{{Cite web|title=Rumah Limas |lang=id|trans-title=Limas house|url=https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailCatat=783|access-date=5 February 2022|work=Cultural Heritage, Ministry of Education and Culture of Indonesia}}</ref>
 
*'''Rumah Rakit'''
==== Rumah Rakit ====
[[File:COLLECTIE TROPENMUSEUM Een winkel op een vlot (rakit) tegenover Palembang Zuid-Sumatra TMnr 10002664.jpg|thumb|300px|left|Rumah Rakit di Palembang, {{circa}} 1850an]]
[[File:COLLECTIE TROPENMUSEUM Een winkel op een vlot (rakit) tegenover Palembang Zuid-Sumatra TMnr 10002664.jpg|thumb|250px|ka|Rumah Rakit di Palembang, {{circa}} 1850an]]
 
[[Sungai Musi]] merupakan urat nadi kota Palembang, Sumatera Selatan, Indonesia. Dalam catatan Belanda, pada awal abad ke 19, kota ini disebut "Venesia Dari [[Hindia Belanda|Timur]]" atau kota air, karena lebih dari 100 sungai dan anak sungai mengalir di dalam kota ini. Bagi masyarakat Palembang, keberadaan sungai-sungai berfungsi sebagai sumber makanan, mata pencaharian, dan terutama sumber air. Dalam arsitektur yang mempunyai konsep ''built environment'', bangunan selalu dipengaruhi oleh kondisi lingkungannya. Dengan kata lain, kondisi alam secara langsung akan mempengaruhi perilaku manusia termasuk dalam merancang bentuk arsitektur rumahnya.
 
[[File:Vlotwoningen (rakit), vermoedelijk aan de Air Moesi bij Palembang, KITLV 118938.tiff|thumb|300px|left|Rumah Rakit di sisi Sungai Musi, Palembang]]
Rumah Rakit adalah bentuk rumah yang tertua di kota Palembang dan mungkin telah ada jauh sebelum masa kemaharajaan Sriwijaya. Rumah Rakit juga menjadi ciri khas masyarakat yang hidup di sungai sebagai tempat tinggal menetap terapung yang pertama dikenal oleh masyarakat etnis Komering dan juga etnis Musi, hanya saja pada Rumah Rakit khas etnis Palembang biasanya memiliki hiasan ukiran timbul (berupa stilisasi daun dan kembang) dengan warna merah hati dan emas yang mencolok. Pada tahun 2010, Rumah Rakit secara resmi disahkan sebagai salah satu [[Warisan Budaya Takbenda Indonesia|Warisan Budaya Takbenda]] dalam aspek arsitektural oleh [[Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia]].<ref>{{Cite web|title=Rumah Rakit|lang=id|trans-title=Rakit house|url=https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailCatat=518|access-date=5 February 2022|work=Cultural Heritage, Ministry of Education and Culture of Indonesia}}</ref>
 
==Bahasa==
{{main|Bahasa Palembang}}
 
Bahasa etnis pribumi Palembang ialah [https://labbineka.kemdikbud.go.id/bahasa/jendelabuku?c=Bahasa+Palembang bahasa Palembang] (dikenal sebagai ''Baso Palembang''), yang merupakan bentuk amalgamasi linguistik antara [[bahasa Minangkabau]] (''Baso Minangkabau'') dan [[bahasa Jawa]] (''Basa Jawa'') yang lahir disebabkan oleh faktor kontak perdagangan antar etnis Minangkabau dan etnis Jawa di tanah Palembang yang telah berlangsung sejak ribuan tahun lalu, salah satu faktor utama lainnya yakni karena Sumatra (yang termasuk juga Palembang di Sumatra Selatan) pernah berada di bawah kekuasaan langsung Jawa untuk masa yang cukup lama khususnya selama era dinasti [[Syailendra]]<ref name=Coedes>{{cite book|last= Coedès|first= George|author-link= George Coedès|editor= Walter F. Vella|others= trans.Susan Brown Cowing|title= The Indianized States of Southeast Asia|year= 1968|publisher= University of Hawaii Press|isbn= 978-0-8248-0368-1}}</ref>{{rp|92}} dan kemaharajaan [[Majapahit]], yang menyebabkan varietas lingustik dalam bahasa Palembang dan bahasa-bahasa daerah di sekitarnya sangat dipengaruhi oleh [[bahasa Jawa]], yang merasuk hingga ke kosakata intinya.<ref name="tadmor">{{cite conference |last=Tadmor |first=Uri |title=Language Contact and Historical Reconstruction: The Case of Palembang|conference=5th International Symposium on Indonesian Linguistics|location=Leipzig |date=16–17 June 2001}}</ref> Pernyataan tersebut didukung oleh McDonnell (2016), yang menyebutkan bahwa bahasa Palembang adalah sebuah ''[[:en:Koiné language|koiné language]]'' ({{trans}} 'bahasa campuran') yang lahir di Palembang dan wilayah sekitarnya.{{sfn|McDonnell|2016|p=35}}
Bahasa etnis pribumi Palembang ialah [https://labbineka.kemdikbud.go.id/bahasa/jendelabuku?c=Bahasa+Palembang bahasa Palembang] (dikenal sebagai ''Baso Palembang''), yang merupakan bentuk amalgamasi linguistik antara [[bahasa Minangkabau]] (''Baso Minangkabau'') dan [[bahasa Jawa]] (''Basa Jawa'') yang lahir disebabkan oleh faktor kontak perdagangan antar etnis Minangkabau dan etnis Jawa di tanah Palembang yang telah berlangsung sejak ribuan tahun lalu, salah satu faktor utama lainnya yakni karena Sumatra (yang termasuk juga Palembang di Sumatra Selatan) pernah berada di bawah kekuasaan langsung Jawa untuk masa yang cukup lama khususnya selama era dinasti [[Syailendra]]<ref name=Coedes>{{cite book|last= Coedès|first= George|author-link= George Coedès|editor= Walter F. Vella|others= trans.Susan Brown Cowing|title= The Indianized States of Southeast Asia|year= 1968|publisher= University of Hawaii Press|isbn= 978-0-8248-0368-1}}</ref>{{rp|92}} dan kemaharajaan [[Majapahit]], yang menyebabkan varietas lingustik dalam bahasa Palembang dan bahasa-bahasa daerah di sekitarnya sangat dipengaruhi oleh [[bahasa Jawa]], yang merasuk hingga ke kosakata intinya.<ref name="tadmor">{{cite conference |last=Tadmor |first=Uri |title=Language Contact and Historical Reconstruction: The Case of Palembang|conference=5th International Symposium on Indonesian Linguistics|location=Leipzig |date=16–17 June 2001}}</ref> Pernyataan tersebut didukung oleh McDonnell (2016), yang menyebutkan bahwa bahasa Palembang adalah sebuah ''[[:en:Koiné language|koiné language]]'' ({{trans}} 'bahasa campuran') yang lahir di Palembang dan wilayah sekitarnya.{{sfn|McDonnell|2016|p=35}}
Penggunaan bahasa Palembang diakui secara resmi oleh pemerintah Provinsi Sumatra Selatan sebagai salah satu bahasa pribumi Sumatra Selatan yang wajib dijaga kelestariannya. Sebagai salah satu upaya penggiatan sosialisasi dan pelestarian bahasa Palembang, pemerintah Provinsi Sumatra Selatan yang didukung oleh [[Kementerian Agama Republik Indonesia]] mengadakan peluncuran [[Al-Qur'an]] (kitab suci [[Muslim|umat Islam]]) dengan terjemahan bahasa Palembang yang dirilis oleh Puslitbang Lektur Dan Khazanah Keagamaan<ref>{{cite web |url=https://www.idxchannel.com/foto-1/foto/alquran-dengan-terjemahan-bahasa-palembang |title=Alquran dengan Terjemahan Bahasa Palembang |author=<!--Not stated--> |date=2022 |website=IDXchannel.com}}</ref> pada tahun [[2019]].<ref>{{cite web |url=https://m.antaranews.com/video/1207780/al-quran-terjemahan-bahasa-palembang-dan-sunda|title=Al Quran terjemahan Bahasa Palembang dan Sunda|author=<!--Not stated--> |date=2019}}</ref><ref>{{cite web |url=https://m.liputan6.com/regional/read/4152870/alquran-terjemahan-bahasa-palembang-hanya-dicetak-100-eksemplar?|title=Alquran Terjemahan Bahasa Palembang Hanya Dicetak 100 Eksemplar|language=id|author=<!--Not stated--> |date=2020|website=liputan6.com}}</ref><ref>{{cite web |url= https://sumeks.co/uin-raden-fatah-serahkan-alquran-terjemahan-bahasa-palembang-ke-sumeks-co/|title= UIN Raden Fatah Serahkan Alquran Terjemahan Bahasa Palembang ke Sumeks.co|author=<!--Not stated--> |date= 2022|website=sumeks.co|publisher=Sumatera Ekspres}}</ref>
Bahasa Palembang [[Bahasa Palembang#Klasifikasi|tingkatan ''Palembang Jegho'']] ({{aka}} ''Palembang Alus'') juga masuk sebagai muatan lokal (kegiatan kurikulum) bagi sekolah-sekolah tingkat dasar dan menengah di wilayah Palembang sejak [[2021]].<ref>{{cite web |url= https://psikologi.radenfatah.ac.id/berita/detail/alhamdulillah-bahasa-palembang-jegho-alus-masuk-muatan-lokal-pada-sekolah-dasar-di-kota-palembang|title=Alhamdulillah, Bahasa Palembang Jegho (Alus) Masuk Muatan Lokal Pada Sekolah Dasar Di Kota Palembang |author=<!--Not stated--> |date= 2021|publisher= Pustipd UIN Raden Fatah}}</ref>
 
===Serapan dari bahasa Palembang ke bahasa Indonesia===
[https://labbineka.kemdikbud.go.id/bahasa/jendelabuku?c=Bahasa+Palembang Bahasa Palembang] merupakan [[Daftar bahasa di Indonesia|salah satu bahasa di Indonesia]] yang terdaftar secara resmi dengan kode bahasa <font color="#099">'''''[ Plb ]'''''</font> dalam sistem kode linguistik Republik Indonesia.
Beberapa [[kosakata]] ataupun [[terminologi]] dalam bahasa Palembang menjadi salah satu unsur linguistik dalam bahasa Indonesia, diantaranya yaitu:
 
{| class="wikitable"
! Bahasa Palembang
Baris 180 ⟶ 211:
|-
|}
 
==Gelar==
== Gelar ==
[[File:Gilded copper crown Indonesia Palembang region Sumatra 1880-1930 CE (2482527031).jpg|thumb|Mahkota tembaga bermotif khas Palembang dipamerkan di Museum Seni Asia (San Francisco) di [[California]], salah satu pusaka ini berkemungkinan dicuri atau diambil dari etnis pribumi Palembang pada masa {{circa}} 1880-1930 M]]
[[File:Gilded copper crown Indonesia Palembang region Sumatra 1880-1930 CE (2482527031).jpg|thumb|250px|ka|Mahkota tembaga bermotif khas Palembang dipamerkan di Museum Seni Asia (San Francisco) di [[California]], salah satu pusaka ini berkemungkinan dicuri atau diambil dari etnis pribumi Palembang pada masa {{circa}} 1880-1930 M]]
 
Menurut peranannya yang menonjol, etnis pribumi Palembang digolongkan kedalam dua kelompok utama, yakni ''Wong Jero'' {{aka}} ''Wong Jeroo'' ({{lit}} 'golongan bangsawan') dan ''Wong Jabo'' ({{lit}} 'golongan masyarakat umum'). Gelar-gelar kebangsawanan etnis Palembang sangat dipengaruhi oleh sistem kebangsawanan atau ningrat etnis Jawa karena hubungan erat antar kedua entitas kebangsawanan yang dipengaruhi faktor penguasan Jawa terhadap Palembang di masa lampau.
 
===Pria===
=== Pria ===
* '''''Ki''''', '''''Kie''''', '''''Ke''''', atau '''''Kyai'''''
** '''''Kimas/Ki Mas''''', '''''Kiemas/Kie Mas''''', '''''Kemas''''', atau '''''Kyai Mas''''', gelar kebangsawanan lelaki yang bersusur galur utama dari Kemas Anom Dipati.
Baris 198 ⟶ 232:
* '''''Raja'''''
** '''''Raja Madang'''''
 
===Wanita===
=== Wanita ===
* '''''Mas'''''
** '''''Masayu'''''
Baris 215 ⟶ 250:
*** '''''Ratu Sepuh Asma'''''
** '''''Ratu Ulu'''''
 
==Hidangan==
== Hidangan ==
{{main|Hidangan Palembang}}
 
== Kebudayaan ==
== Pakaian Adat ==
Budaya etnis Palembang merupakan salah satu kebudayaan tua yang ada di Indonesia, utamanya dalam kawasan Sumatra Selatan.
===Pakaian Adat===
[[File:Aesan Gede Songket Palembang.jpg|thumb|250px|right|''Aesan Gede'' merupakan salah satu pakaian adat Palembang yang paling tersohor]]
 
*'''''Aesan'''''
=== Aesan ===
[[File:COLLECTIE TROPENMUSEUM Een bruidspaar uit Palembang en Banjuasin Zuid-Sumatra TMnr 10002986.jpg|thumb|280px|right|Pasangan pribumi Palembang mengenakan pakaian adat Palembang yang bernama ''Aesan'', {{circa}} 1850an-1900an]]
[[File:COLLECTIE TROPENMUSEUM Een bruidspaar uit Palembang en Banjuasin Zuid-Sumatra TMnr 10002986.jpg|thumb|250px|ki|Pasangan pribumi Palembang mengenakan pakaian adat Palembang yang bernama ''Aesan'', {{circa}} 1850an-1900an]]
 
''Aesan'' adalah pakaian adat etnis pribumi Palembang. ''Aesan'' memiliki beberapa macam jenis, yang paling populer adalah ''Aesan Gede'' dan ''Aesan Paksangko'' {{aka}} ''Aesan Pasangkong''. Pada zaman dahulu, ''Aesan'' hanya dikenakan oleh para bangsawan atau anggota keluarga kerajaan Palembang (''Wong Jero/Wong Jeroo''), namun pada masa kini masyarakat umum Palembang (''Wong Jabo'') juga dapat mengenakannya sebagai simbol budaya etnis Palembang. ''Aesan'' juga kerap dikenakan pada acara-acara adat budaya etnis Palembang, termasuk juga upacara pernikahan adat Palembang. Pada tahun 2021, ''Aesan'' secara resmi disahkan sebagai salah satu [[Warisan Budaya Takbenda Indonesia|Warisan Budaya Takbenda]] dalam aspek pakaian adat etnis pribumi oleh [[Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia]].<ref>{{Cite web|title=Aesan|url=https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?cari=Aesan&provinsi=&domain=|access-date=5 February 2022|work=Cultural Heritage, Ministry of Education and Culture of Indonesia}}</ref>
 
===Pertunjukan Tradisional===
== Pertunjukan Tradisional ==
*'''Gadis Palembang'''
=== Gadis Palembang ===
[[File:KITLV A218 - Dansuitvoering door vrouwen uit Palembang, KITLV 37098.tiff|thumb|300px250px|right|Pertunjukan Tari Gadis Palembang di Sumatra Selatan, {{circa}} 1860an]]
Gadis Palembang adalah merupakan tarian tradisional masyarakat etnis Palembang yang biasanya dibawakan oleh para remaja putri dengan mengenakan pakaian adat Palembang dan diiringi oleh lantunan musik tradisional khas Palembang.
 
*'''Gending Sriwijaya'''
=== Gending Sriwijaya ===
{{main|Gending Sriwijaya}}
[[File:Stamp of Indonesia - 1993 - Colnect 252647 - Tari Gending Sriwijaya.jpeg|thumb|250px|rightki|Tari Gending Sriwijaya pada perangko Indonesia edisi 1993]]
 
Gending Sriwijaya umumnya mengacu pada pertunjukan tradisional etnis Palembang (dengan unsur pengaruh budaya etnis Jawa) baik itu berupa lagu, gaya musik, maupun pertunjukan tari. Secara historis, [[Palembang]] adalah pusat kemaharajaan [[Sriwijaya]] ([[bahasa Palembang|Palembang]]: ''Kadatuan Sriwijaya''), pertunjukan tari Gending Sriwijaya yang diciptakan oleh etnis Palembang ini secara khusus mempunyai makna filosofis untuk menggambarkan kemegahan, kemurnian budaya, kejayaan, dan kemegahan kemaharajaan Sriwijaya yang pernah berjaya dalam menguasai sebagian besar wilayah Asia Tenggara. Pada tahun 2010, Gending Sriwijaya secara resmi disahkan sebagai salah satu [[Warisan Budaya Takbenda Indonesia|Warisan Budaya Takbenda]] oleh [[Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia]].<ref>{{Cite web|title=Gending Sriwijaya|lang=id|url=https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailCatat=614|access-date=5 February 2022|work=Cultural Heritage, Ministry of Education and Culture of Indonesia}}</ref>
 
*'''Pagar Pengantin'''
=== Pagar Pengantin ===
[[File:PAGAR PENGANTIN.jpg|thumb|270px|right|Tari Pagar Pengantin biasanya dibawakan dalam acara-acara yang mengusung nuadat Palembang, salah satunya yakni dalam upacara pernikahan]]
[[File:PAGAR PENGANTIN.jpg|thumb|250px|right|Tari Pagar Pengantin biasanya dibawakan dalam acara-acara yang mengusung nuadat Palembang, salah satunya yakni dalam upacara pernikahan]]
 
Pagar Pengantin adalah tarian tradisional etnis Palembang yang biasanya dibawakan oleh para penari wanita dalam acara-acara sakral adat Palembang, salah satu contohnya yakni dalam upacara pernikahan adat budaya Palembang. Tarian ini dipercaya oleh masyarakat etnis Palembang dapat membawa keberuntungan atau rejeki yang baik bagi pasangan yang baru menikah. Ini adalah salah satu tarian tradisional Palembang yang paling umum dilakukan dalam pernikahan Palembang.
 
== Sejarah ==
{{main|Sejarah Palembang}}
Sejarah etnis Palembang erat kaitannya dengan sejarah [[Palembang]] itu sendiri sebagai tempat asal dan wilayah utama bagi etnis pribumi Palembang. Palembang merupakan salah satu kota yang telah ada sejak zaman kuno di Sumatra yang berperan penting utamanya dalam bidang perdagangan dalam kawasan [[Asia Tenggara]]. Pada awal abad ke-6, sebuah kemaharajaan bernama [[Sriwijaya]] lahir di Palembang yang mengindikasikan bahwa etnis Palembang merupakan masyarakat yang memiliki mutu peradaban yang tinggi. Namun secara historis, berdasarkan salah satu prasasti kuno yang ditemukan di Palembang menyebutkan bahwa [[Dapunta Hyang]] (sang pendiri dinasti kemaharajaan Sriwijaya) merupakan seorang tokoh yang berasal dari daerah [[Dataran Tinggi Minangkabau|Minang]] di belahan barat Sumatera:
{{cquote|"...''marlapas dari Minānga''..."
— [[Prasasti Kedukan Bukit]]}}
Hal ini menjadikan salah satu faktor yang menjadikan etnis Palembang memiliki unsur-unsur khas etnis Minangkabau khususnya dalam bidang linguistik.
Memasuki masa abad selanjutnya, kira-kira pada pertengahan abad ke-9, budaya etnis Jawa juga masuk ke Palembang dikarenakan faktor penguasaan dinasti Jawa keatas Sumatra. [[George Coedes]] menuturkan bahwa: "pada paruh kedua abad ke-9, [[Jawa]] dan [[Sumatera]] dipersatukan di bawah kekuasaan dinasti [[Sailendra]] yang memerintah di Jawa... dengan pusatnya yang berlokasi di Palembang."<ref name=Coedes>{{cite book|last= Coedès|first= George|author-link= George Coedès|editor= Walter F. Vella|others= trans.Susan Brown Cowing|title= The Indianized States of Southeast Asia|year= 1968|publisher= University of Hawaii Press|isbn= 978-0-8248-0368-1}}</ref>{{rp|92}} Hal ini jugalah yang menjadi salah satu faktor utama mengapa etnis Palembang memiliki begitu banyak unsur Jawa terutama dalam hal linguistik, kebudayaan, sistem kebangsawanan, norma, dan lain sebagainya.
== Lihat Juga ==
{{Commons category|Palembangese|Etnis Palembang}}
Baris 248 ⟶ 284:
{{reflist}}
 
{{Suku bangsa di Indonesia}}
== Daftar Pustaka ==
* {{id}} {{citation|last=Badan Pusat Statistik|date=21 Januari 2021|title=Berita Resmi Statistik: Hasil Sensus Penduduk 2020|url=https://www.bps.go.id/pressrelease/download.html?nrbvfeve=MTg1NA%3D%3D&sdfs=ldjfdifsdjkfahi&twoadfnoarfeauf=MjAyMS0wNy0xOSAxNzoyNzo0Ng%3D%3D|location=Jakarta|publisher=Badan Pusat Statistik|ref={{sfnref|BPS|2021b}}}}
 
{{Suku bangsa di Indonesia}}
[[Kategori:Suku bangsa di Indonesia|Palembang]]