Medium (situs web)
Halaman ini sedang dipersiapkan dan dikembangkan sehingga mungkin terjadi perubahan besar. Anda dapat membantu dalam penyuntingan halaman ini. Halaman ini terakhir disunting oleh NFarras (Kontrib • Log) 1620 hari 143 menit lalu. Jika Anda melihat halaman ini tidak disunting dalam beberapa hari, mohon hapus templat ini. |
Medium adalah platform penerbitan online yang dikembangkan oleh Evan Williams dan diluncurkan pada Agustus 2012. Williams yang sebelumnya menjabat sebagai co-founder Blogger dan Twitter awalnya mengembangkan Medium sebagai sarana untuk menerbitkan tulisan dan dokumen yang lebih panjang dari 140 karakter—batas maksimum karakter di Twitter kala itu, sekarang 280 karakter.
Medium | |
---|---|
URL | medium |
Tipe | layanan di internet, publishing platform (en) , perusahaan internet, blog software (en) , layanan jejaring sosial dan komunitas daring |
Bahasa | Bahasa Inggris (publikasi tertentu dapat disajikan dalam Bahasa Spanyol, Perancis, dan bahasa lainnya) |
Pembuat | Evan Williams dan Biz Stone |
Berdiri sejak | 15 Agustus 2012 |
Lokasi kantor pusat | San Francisco |
Negara | Amerika Serikat |
Peringkat Alexa | 100 (26 Februari 2020) |
Status | Aktif |
Blog resmi | https://blog.medium.com/ |
Platform yang saat ini dimiliki oleh A Medium Corporation[1] ini merupakan salah satu contoh jurnalisme sosial
Sejarah
Evan Williams, co-founder dan mantan CEO Twitter, menciptakan Medium untuk mendorong para penggunanya agar membuat tulisan yang lebih panjang dari batas 140 karakter di Twitter. Pada April 2013, Williams melaporkan bahwa mereka mempekerjakan ada 30 staf purnawaktu termasuk pekerjaan sebagai "Storyteller."[2] Ia juga mengatakan bahwa "98 persen" dari waktunya didekasikan untuk platform ini.[3] Pada Agustus, Williams melaporkan bahwa situs web itu masih tergolong kecil, namun ia merasa cukup optimis dengan mengatakan, "Kami berusaha membuatnya semudah mungkin bagi orang-orang yang memiliki banyak pemikiran untuk diungkapkan".[4]
Medium berfokus untuk mengoptimalkan waktu kunjungan situs daripada memaksimalkan ukuran pengunjungnya.[5][6] Pada 2015, Williams mengkritik ukuran lalu lintas web standar pengunjung sebagai "angka yang sangat tidak stabil dan tidak memiliki arti apapun bagi apa yang kami coba lakukan". Pada Mei 2017, Medium.com menyatakan bahwa mereka memiliki 60 juta pembaca bulanan.[7]
Hingga tahun 2019, Medium belum meraih menguntungkan.[8]
Tata kelola perusahaan
Medium awalnya menggunakan holakrasi sebagai struktur tata kelola perusahaan.[9][10] Pada tahun 2016, Medium beralih dari sistem holakrasi karena mereka kesulitan untuk mengoordinasikan proyek-proyek skala besar, ditambah persepsi publik yang buruk tentang holakrasi.[11][a]
Informasi dan fitur pengguna
Pengguna
Medium tidak mempublikasikan statistik pengguna resmi di situs webnya. Menurut blog AS, platform ini memiliki sekitar 60 juta pengunjung bulanan pada tahun 2016.[12] Pada tahun 2015, jumlah total pengguna Medium berjumlah sekitar 25 juta.
Sensor
Malaysia
Pada Januari 2016, Medium menerima usulan take-down dari Komisi Komunikasi dan Multimedia Malaysia (MCMC) terhadap salah satu artikel yang diterbitkan oleh Sarawak Report. Sarawak Report telah mempublikasikan artikelnya di Medium sejak Juli 2015, ketika situs webnya diblokir oleh pemerintah Malaysia. Artikel tersebut melaporkan dugaan bahwa dana investasi negara di 1Malaysia Development Berhad (1MDB) berakhir di rekening bank milik Perdana Menteri Najib Razak.[13]
Tim hukum Medium menanggapi usulan tersebut dengan meminta salinan pernyataan resmi Komisi Anti Korupsi Malaysia bahwa berita yang dimuat oleh Sarawak Report itu tidak benar. Situs menolak untuk menghapus konten sampai dikeluarkannya perintah dari pengadilan yang berwenang.[14] Akibatnya, semua konten di Medium tidak dapat diakses oleh pengguna internet di Malaysia pada 27 Januari 2016. Pemblokiran Medium kemudian dicabut pada 18 Mei 2018 karena MCMC menyatakan bahwa mereka "tidak memiliki alasan untuk memblokir situs tersebut" karena 1MDB telah membuat klarifikasi yang dapat diakses oleh publik.
Mesir
Sejak Juni 2017, Medium telah diblokir di Mesir bersama dengan lebih dari 60 situs media lainnya dalam sebuah tindakan keras oleh pemerintah Mesir.[15] Situs yang turut diblokir antara lain Al Jazeera, The Huffington Post, dan Mada Masr .
Tiongkok
Pada April 2016, Medium diblokir di daratan Tiongkok[16] setelah informasi dari Panama Papers dibocorkan melalui situs tersebut.
Albania
Otoritas Media Audiovisual Albania memblokir Medium dari 19 hingga 21 April 2020.[17]
Catatan
- ^ Untuk kesulitan koordinasi antar departemen dalam tata kelola perusahaan, lihat (Bort 2017).
Referensi
- ^ Panzarino, Matthew. "Twitter Co-Founder Evan Williams' Blogging Platform Medium Opens Signups To All". TechCrunch. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-09-05. Diakses tanggal 2015-09-10.
- ^ Olanoff, Drew (November 15, 2012). "Ev Williams Takes To Medium To Discuss The True Purpose Of His New Publishing Tool". TechCrunch. Diarsipkan dari versi asli tanggal August 24, 2013. Diakses tanggal 2013-09-13.
- ^ Taylor, Colleen (April 5, 2013). "Williams, Biz Stone, And Jason Goldman Shift Focus To Individual Startups". TechCrunch. Diarsipkan dari versi asli tanggal September 19, 2013. Diakses tanggal 2013-09-13.
- ^ Stone, Brad (August 22, 2013). "Twitter Co-Creator Ev Williams Stretches the Medium". Diarsipkan dari versi asli tanggal September 14, 2013. Diakses tanggal 2013-09-13.
- ^ "Medium's metric that matters: Total Time Reading". Data Lab. November 21, 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal March 2, 2017. Diakses tanggal 2017-03-10.
- ^ Hempel, Jessi (2015-04-14). "Ev Williams' Rules for Quality Content in the Clickbait Age". Wired (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-03-12. Diakses tanggal 2017-03-10.
- ^ Streitfeld, David (May 20, 2017). "'The Internet Is Broken': @ev Is Trying to Salvage It". The New York Times. ISSN 0362-4331. Diarsipkan dari versi asli tanggal May 21, 2017. Diakses tanggal 2017-05-22.
- ^ Hazard Owen, Laura (March 25, 2019). "The long, complicated, and extremely frustrating history of Medium, 2012–present". Nieman Lab. Diarsipkan dari versi asli tanggal March 28, 2019. Diakses tanggal 2019-03-28.
- ^ Stirman, Jason. "How Medium Is Building a New Kind of Company with No Managers". First Round Review. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-04-23. Diakses tanggal 2019-03-10.
- ^ Boyd, Stowe (August 7, 2013). "Medium has no "people managers" and operates as a "holacracy"". GigaOm. Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 July 2019. Diakses tanggal 10 March 2019.
- ^ Doyle, Andy (March 4, 2016). "Management and Organization at Medium". Medium Blog. Diarsipkan dari versi asli tanggal 12 November 2018. Diakses tanggal 10 March 2019.
- ^ "Medium grows 140% to 60 million monthly visitors". venturebeat.com. venturebeat.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-07-18. Diakses tanggal 2019-07-19.
- ^ Yi, Beh Lih (July 20, 2015). "Sarawak Report whistle blowing website blocked by Malaysia after PM allegations". The Guardian (dalam bahasa Inggris). ISSN 0261-3077. Diarsipkan dari versi asli tanggal February 16, 2016. Diakses tanggal 2016-01-27.
- ^ Legal, Medium (January 26, 2016). "The Post Stays Up". Medium. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 30, 2016. Diakses tanggal 2016-01-27.
- ^ "Egypt bans Medium as media crackdown widens". Al Jazeera. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-06-14. Diakses tanggal 2017-06-17.
- ^ Millward, Steven (April 15, 2016). "Medium is now blocked in China". Tech In Asia. Diarsipkan dari versi asli tanggal April 24, 2018. Diakses tanggal 2018-04-23.
- ^ "Popular Blogging Site 'Medium' Blocked in Albania". Exit-al. Diakses tanggal 20 April 2020.